Senin, Februari 24, 2025

Antidesma bunius, Pohon Wuni Yang Buahnya Kecil dan Sedikit Masam

  Budiarto Eko Kusumo       Senin, Februari 24, 2025
Taman Balekambang di Solo, yang didirikan oleh KGPPA Mangkunegara VII pada tahun 1921, merupakan ruang terbuka hijau seluas 9,8 hektar yang kaya akan keanekaragaman hayati. Taman ini memiliki koleksi sekitar 2.000 pohon dari 77 jenis berbeda, termasuk beberapa spesies langka seperti pohon wuni atau buni [
1Indrawati, T. (2011, February 28). Koleksi pohon di Taman Balekambang mencapai 77 jenis. Solopos; PT. Aksara Solopos. https://solopos.espos.id/koleksi-pohon-di-taman-balekambang-mencapai-77-jenis-87342?
].
Di Taman Balekambang pengunjung dapat menemukan pohon wuni di area yang berada di sudut timur laut dekat empang yang berbatasan dengan tembok pembatas Pasar Burung Depok. Tepatnya, begitu melewati Pintu Masuk Taman Balekambang sisi timur, pengunjung langsung ke arah kanan atau utara.
Pohon wuni dikenal menghasilkan buah kecil berwarna merah keunguan yang tumbuh bergerombol mirip anggur. Buah ini memiliki rasa manis dengan sedikit asam dan kaya akan nutrisi seperti vitamin C, vitamin E, vitamin B1, vitamin B2, provitamin A, serta mineral penting seperti kalsium dan fosfor.
Di Indonesia, penduduk menyebut tanaman ini dengan beberapa nama: huni (Sunda), wuni (Jawa), huni wera, bruneh (Madura), barune, guna, hadju wune, wuler (NTT), bune tedong, bune (Sulawesi Selatan), katakuti kutikata (Maluku).

Buah wuni (Antidesma bunius) yang masih muda berwarna hijau

Pohon wuni ini memiliki nama ilmiah Antidesma bunius (L.) Spreng. Nama genus Antidesma berasal dari bahasa Yunani dari gabungan kata “anti” (melawan) dan “desma” (pita atau penyempitan) [
2Orwa C, A Mutua, Kindt R , Jamnadass R, S Anthony. 2009 Agroforestree Database:a tree reference and selection guide version 4.0 (http://www.worldagroforestry.org/sites/treedbs/treedatabases.asp)
]. Bagi Joannes Burman (1707-1780), seorang botaniwan dokter berkebangsaan Belanda yang mengkhususkan diri pada tanaman dari Sri Lanka, Maluku (Indonesia), dan Tanjung Harapan (Afrika Selatan), itu berarti racun, dengan mengacu pada penggunaan untuk melawan gigitan ular [
3Puccio, P. (n.d.). Antidesma bunius (M. Beltramini, Ed.). Monaco Nature Encyclopedia: Discover the Biodiversity. Retrieved February 24, 2025, from https://www.monaconatureencyclopedia.com/antidesma-bunius-2/?lang=en
].
Sedangkan, julukan khusus bunius berasal dari bahasa Melayu “buni”, dari bahasa Melayu Klasik بوني (buni), dari bahasa Proto-Melayu-Polinesia buni, dari bahasa Proto-Austronesia *buNi (“menyembunyikan; merahasiakan”) [
4Wiktionary. (2025, January 21). buni. Wiktionary: The Free Dictionary. https://en.wiktionary.org/wiki/buni
]. Dalam Herbarium Amboinense, Georg Eberhard Rumphius (1627-1702), bunius berasal dari nama lokal [
3Puccio, P. (n.d.). Antidesma bunius (M. Beltramini, Ed.). Monaco Nature Encyclopedia: Discover the Biodiversity. Retrieved February 24, 2025, from https://www.monaconatureencyclopedia.com/antidesma-bunius-2/?lang=en
].
Spesies tanaman ini mula-mula diperkenalkan oleh botaniwan Swedia Carolus Linnaeus (1707-1778) dengan nama Stilago bunius pada tahun 1767, dan dipublikasikan dalam Mantissa Plantarum: Generum Editionis VI. et Specierum Editionis II, atau Mant. Pl. 122 (1767).
Kemudian pada tahun 1825, botaniwan dan dokter berkebangsaan Jerman Kurt Polycarp Joachim Sprengel (1766-1833) merevisi dan mengklasifikasikan Stilago bunius ke dalam genus Antidesma menjadi Antidesma bunius, dan dipublikasikan dalam Systema Vegetabilium: Editio Decima Sexta (Volumen I. Classis 1 – 6), atau Syst. Veg., ed. 16 [Sprengel] 1: 826 (1824).

Daun wuni (Antidesma bunius)

Selain nama ilmiah (scientific preferred name), Antidesma bunius mempunyai nama-nama umum (common names): bignay, China laurel, salamander tree (Inggis); lorbeerblättriger Flachsbaum, Salamanderbaum (Jerman); salamanderboom (Belanda); arbre qui pue, laurier de Chine (Prancis); caardoeira, árvore-salamandra (Portugis); himalcheri (Hindi); kywe-pyisin (Myanmar); kho lien tu (Laos); choi moi (Vietnam); ma mao luang (Thailand); berunai, buni (Malaysia), wuni, buni (Indonesia); bignai (Tagalog); wǔ yuè chá (China); buni no ki (Jepang); moi-kin, chunka (Queensland, Australia).
Pohon wuni (Antidesma bunius) termasuk dalam famili Phyllanthaceae. Ia merupakan spesies yang melimpah dan invasif di Filipina; jarang dibudidayakan di Malaysia, dan tumbuh di setiap desa di Indonesia tempat buahnya dipasarkan dalam tandan [
5Lim, T.K. (2012). Antidesma bunius. In: Edible Medicinal And Non-Medicinal Plants. Springer, Dordrecht. https://doi.org/10.1007/978-94-007-4053-2_27
].
Pada waktu Linnaeus memberikan nama Stilago bunius, spesimen tanamannya berasal dari India. Namun ketika sudah berubah nama menjadi Antidesma bunius, Sprengel mengambil spesimennya dari Ambon, Maluku, Indonesia [
6Linnée, Car. A. (1767). Mantissa Plantarum: Generum Editionis VI. et Specierum Editionis II. Holmiae: Impensis Direct. Laurentii Salvii. https://www.biodiversitylibrary.org/page/44260872
,
7Linnaei, Caroli & Sprengel, Curtio. (1824). Systema Vegetabilium: Editio Decima Sexta (Volumen I. Classis 1 – 6). Gottingae: sumtibus Librariae Dieterichianae. https://www.biodiversitylibrary.org/page/6720080
].
Antidesma bunius (wuni) merupakan pohon yang ketinggiannya bisa mencapi 5 meter lebih. Batangnya berkayu, berwarna cokelat dan percabangannya melebar membentuk tajuk yang lebat. Daunnya berwarna hijau mengilap, dan kulit daunnya menonjol di bagian bawah, serta berasa kasar. Bunganya berkelopak mirip cawan, berbentuk bundar, dan berwarna kemerah-merahan. Buahnya bulat atau bulat telur, berdiameter 8-10 mm, berwarna merah kekuning-kuningan sampai ungu kebiru-biruan. Bijinya berbentuk bulat telur lonjong.

Pohon wuni (Antidesma bunius) yang tumbuh di Taman Balekambang Solo

Rasa buah wuni sangat asam ketika masih mentah dan sedikit manis saat telah masak. Di daerah yang banyak tumbuh pohon wuni, umumnya ibu-ibu gemar memanfaatkan untuk campuran bikin rujak, karena membuat rasa semakin segar dan sedikit masam.
Selain digunakan sebagai tanaman peneduh karena mempunyai tekstur dedaunan yang sangat rindang, wuni juga memiliki kegunaan lain, seperti buahnya biasa digunakan sebagai campuran makanan atau dikonsumi dalam bentuk lainnya.
Nguyen-Ngoc et. al. dalam Phytochemical and Pharmacological Review of the Genus Antidesma (2024, Natural Product Communications, 19(4)) menceriterakan bahwa di Thailand, buah wuni (Antidesma bunius) telah dimanfaatkan untuk produksi anggur merah. Sementara itu, masyarakat Vietnam telah lama menggunakan banyak spesies dari genus Antidesma untuk mengobati berbagai macam penyakit dan kondisi medis, seperti rematik, pneumonia, gangguan pencernaan, dan pengaturan menstruasi. Komunitas etnis lain di Bangladesh, Mauritius, dan China juga memiliki cara mereka sendiri untuk menggunakan tanaman ini sebagai obat tradisional.
Dalam penggunaan tradisional, akar pohon wuni digunakan untuk mengatur menstruasi, mengobati nyeri pascapersalinan, sakit perut, dan rematik. Buahnya dimanfaatkan untuk mengatasi lidah kering, kurang nafsu makan, gangguan pencernaan, tekanan darah tinggi, dan diabetes, serta untuk meringankan masalah pencernaan dan metabolisme Akar dan daunnya digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan, batuk, dan sakit perut. Sedangkan, bijinya bisa digunakan untuk mengobati cacing gelang dan cacing kremi.
Lebih lanjut, Nguyen-Ngoc et. al. melaporkan bahwa kandungan senyawa fenolik yang tinggi pada buah Antidesma bunius (wuni) berkorelasi dengan potensi aktivitas antioksidan. Ekstrak kasar buah wuni juga telah dipelajari secara ekstensif untuk anti-mikroba, anti-kanker, dan efeknya pada proses metabolisme (misalnya, efek antidiabetik dan antihiperlipidemia). *** [240225]


logoblog

Thanks for reading Antidesma bunius, Pohon Wuni Yang Buahnya Kecil dan Sedikit Masam

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog