Kamis, Februari 20, 2025

Sorghum bicolor, Tanaman Cantel Si Rumput Serealia Dwi Warna

  Budiarto Eko Kusumo       Kamis, Februari 20, 2025
Di belakang Kampus Universitas Batik Surakarta (UNIBA) terlihat tanaman cantel tumbuh dengan suburnya di pojokan tepi jalan, pertemuan antara Jalan Truntum 5 dan Jalan Truntum 2, atau tepatnya berada di Jantirejo RT 01 RW 14 Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, atau yang dikenal sebagai Kota Solo.
Ia tumbuh berdampingan dengan tanaman cabe rawit (Capsicum frutescens) dan singkong yang di tanam oleh warga setempat untuk menghijaukan secuil lahan kosong yang mepet dengan tembok rumah orang, yang berseberangan dengan Kost Sang Putri.
Di Indonesia, tanaman cantel mempunyai sebutan lokal di sejumlah daerah. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dikenal dengan cantel atau jagung cantel. Orang Jawa Barat menyebutnya dengan jagung cantrik, dan orang di Sulawesi Selatan mengenalnya dengan nama batara tojeng.
Tanaman cantel memiliki nama ilmiah Sorghum bicolor (L.) Moench. Nama genus Sorghum berasal dari bahasa Italia “sorgho” (rumput serealia tinggi), yang kemungkinan dari bahasa Latin Abad Pertengahan “surgum, suricum” pada abad ke-12, atau juga mungkin berasal dari varian bahasa Latin syricum "Suriah," seperti dalam Syricum (gramen) "(rumput) dari Suriah," dari Suriah, yang mungkin merupakan sumber tanaman atau biji-bijiannya bagi Italia pada zaman dahulu [
1Online Etymology Dictionary. (n.d.). sorghum (n.). Online Etymology Dictionary. Retrieved February 19, 2025, from https://www.etymonline.com/word/sorghum
].

Buah cantel (Sorghum bicolor)

Sedangkan, julukan khusus bicolor berasal dari bahasa Latin dari gabungan kata “bis” (dua kali) dan “color” (warna). Jadi, bicolor berarti “dua warna atau dwi warna”, mengacu pada corak dari tanaman tersebut [
2Guadagnini, D. (n.d.). Dendrocygna bicolor (M. Beltramini, Ed.). Monaco Nature Encyclopedia: Discover the Biodiversity. Retrieved February 19, 2025, from https://www.monaconatureencyclopedia.com/dendrocygna-bicolor/?lang=en
].
Spesies ini mula-mula diperkenalkan oleh botaniwan Swedia Carolus Linnaeus (1707-1778) dengan nama Holcus bicolor pada tahun 1771, dan dipublikasikan dalam Mantissa Plantarum  Altera Generum editionis VI. & Specierum editionis II, atau Mant. Pl. Altera 301 (1771).
Kemudian pada tahun 1794, botaniwan, kimiawan, dan apoteker Jerman, Conrad Moench (1744-1805) merevisi dan mengklasifikasikan Holcus bicolor ke dalam genus Sorghum menjadi Sorghum bicolor, dan deskripsinya dipublikasikan dalam Methodus Plantas Horti Botanici et Agri Marburgensis: A Staminum Situ Describendi (Vol. 1), atau Methodus (Moench) 207 (1794).
Selain nama binomial, Sorghum bicolor mempunyai nama-nama umum (common names): giant-millet, great millet, millet-corn, Rhodesian Sudan grass (Inggris); durra (Swedia); Almindelig durra (Denmark); Besenhirse, Durrha, echte Sorghumhirse, gemeine Mohrenhirse (Jerman); kafferkoren (Belanda); millet à balai, sorgho commun, sorgho vulgaire (Prancis); sorgo de Guinea, maiz de Guinea (Spanyol); alnizo negro, milho-das-vassouras, sorgo-sacarino (Portugis); sorgo coltivato (Italia); süpürgedarısı (Turki); jowar (India); khao fang (Thailand); cantel, sorgum, hermada (Indonesia); batad, batag (Tagalog); gao liang (China); morokoshi (Jepang).

Daun cantel (Sorghum bicolor), bentuknya mirip dengan daun tanaman jagung

Tanaman cantel (Sorghum bicolor) termasuk dalam famili Poaceae (suku rumput-rumputan), dan daerah asal spesies ini adalah Senegal hingga Etiopia. Kemudian diperkenalkan di wilayah Euromediterania, Timur Jauh Rusia, Asia Tengah, Asia Barat, Himalaya, India, Sri Lanka, Bangladesh, Indochina, Malesia, Cina, Jepang, Afrika Tengah, Madagaskar, AS, Meksiko, Amerika Tengah, Karibia, Amerika Selatan (barat laut, Brasil), Selandia Baru [
3EPPO Global Database. (n.d.). Sorghum bicolor(SORVU). European and Mediterranean Plant Protection Organization (EPPO). Retrieved February 20, 2025, from https://gd.eppo.int/taxon/SORVU
].
Sorghum bicolor (cantel) merupakan tanaman tahunan atau menahun berumur pendek dengan tinggi antara 0,5 hingga 4 meter. Batangnya berbentuk silinder, beruas-ruas dan berbuku-buku. Setiap ruas memiliki alur yang berselang-seling.
Daunnya gundul dan berlilin, terdapat pada tiap-tiap ruas batangnya dengan bentuk daun yang lebar dan kasar menyerupai tanaman jagung. Daun yang berada di bagian atas tanamana biasanya memiliki bentuk yang lebih pendek dan lebih kecil.
Bunganya tersusun dalam malai dengan banyak bunga pada setiap malai terdapat ribuan bunga. Malai cantel memiliki tangkai yang tegak atau melengkung, berukuran panjang atau pendek dan berbentuk kompak sampai terbuka.

Batang dan pelepah cantel (Sorghum bicolor)

Bijinya berbentuk bulat. Biji (karyopsis) terbuka saat matang. Warna biji cantel sangat bervariasi mulai dari putih, kuning, merah, cokelat dan ungu. Warna biji dipengaruhi oleh warna dan ketebalan kulitnya (pericarp).
Tanaman cantel (Sorghum bicolor) merupakan tanaman serbaguna yang bisa digunakan sebagai sumber pangan bagi manusia maupun hewan ternak, dan juga merupakan bahan baku industri. Tanaman ini dikenal akan kaya serat yang bermanfaat sebagai pengganti nasi.
Sorghum bicolor (cantel) dibudidayakan di banyak negara tropis karena nilai ekonomi, nutrisi, dan pengobatan. Berbagai bagian dari tanamannya banyak digunakan dalam pengobatan tradisional. Laporan etnobotani menunjukkan bahwa rebusan biji Sorghum bicolor memiliki sifat demulsen, diuretik, emolien, obat kanker, epilepsi, flu, dan sakit perut [
4Okoye, T. C., Uzor, P. F., Onyeto, C. A., & Okereke, E. K. (2014). 18 - Safe African Medicinal Plants for Clinical Studies. In V. Kuete (Ed.), Toxicological Survey of African Medicinal Plants (pp. 535–555). Elsevier. https://www.sciencedirect.com/book/9780128000182/toxicological-survey-of-african-medicinal-plants#book-info
].
Sementara itu, Gbemisayo Abbas et. al. [
5Gbemisayo Abbas, A., Ajiboye, O. B., Adeleke, P. A., Ajayi, A. M., Okubena, O., & Umukoro, S. (2024). Polyphenol-rich Sorghum bicolor supplement exhibits anti-nociceptive activity and protective effects against pathological changes associated with complete Freund’s adjuvant induced arthritis in rodents. Pharmacological Research - Modern Chinese Medicine, 12, 100481. https://doi.org/10.1016/j.prmcm.2024.100481
] melaporkan bahwa suplemen Sorghum bicolor telah menunjukkan sifat antioksidan, antiinflamasi, dan neuroprotektif dalam berbagai model eksperimental.

Tanaman cantel (Sorghum bicolor) di Jantirejo RT 01 RW 14 Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta

Dalam Pengobatan Tradisional Tiongkok, Sorghum bicolor digunakan untuk mengobati batuk dan asma, meningkatkan ekspektorasi dan menekan episode batuk. Berbagai varietas biji-bijian sorgum dan komponen non-biji-bijian mengandung nutrisi bioaktif seperti vitamin, karotenoid, dan polifenol dengan berbagai sifat obat.
Ramuan herbal dari akarnya digunakan sebagai antimalaria sedangkan ramuan bijinya, untuk diare, dan kanker payudara. Ekstrak dari batangnya digunakan sebagai rejimen edema anti-tuberkulosis, sedangkan daunnya digunakan untuk asma dan anemia.
Manfaat yang meningkatkan kesehatan—termasuk aktivitas antioksidan, antiradang, dan antikanker dari Sorghum bicolor—dikaitkan dengan kandungan polifenol yang tinggi. Khususnya, potensi Sorghum bicolor dalam penyakit inflamasi, termasuk stroke, kanker, dan gangguan neurologis, telah dilaporkan dalam literatur.
Sementara itu, pelepah daun varietas Sorghum bicolor yang dibudidayakan di Afrika Barat, telah terbukti mengandung kandungan senyawa polifenol antioksidan dan antiradang yang lebih tinggi, termasuk apigenin, luteolin, naringenin, dan 3-deoksi-antosianidin (apigenindin dan luteolinidin). *** [200225]


logoblog

Thanks for reading Sorghum bicolor, Tanaman Cantel Si Rumput Serealia Dwi Warna

Newest
You are reading the newest post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog