Minggu, Maret 09, 2025

Polyscias guilfoylei, Kadondong Lalap Yang Daunnya Mengilap

  Budiarto Eko Kusumo       Minggu, Maret 09, 2025
Pada waktu berkunjung ke Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gresik pada Rabu (31/07/2024) untuk melakukan wawancara dengan Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup (Kabid PPKLH) di ruang kerjanya di lantai 2, saya melihat sejumlah tanaman di dalam pot yang dirawat dengan baik yang diletakkan di selasar, sehingga ruang perkantorannya terlihat asri.
Salah satu tanaman yang menarik hati adalah kopi liar. Namanya saya ketahui dari papan nama yang diletakkan petugas dalam setiap pohonnya. Nama ini jarang dijumpai dalam literatur botani di Indonesia. Mungkin penamaannya berasal dari terjemahan dari nama dalam bahasa Inggris, yaitu wild coffee.
Di Indonesia, masih jarang ditemukan sebutan lokal. Kebanyakan dalam penelitian terkait tanaman ini oleh kalangan akademisi Indonesia menyebutnya dengan daun puding (pudding leaf). Namun dari penelusuran literatur di kalangan dunia botani luar negeri untuk nama Indonesianya, menyebutkan bahwa tanaman kopi liar yang ada di Kantor DLH Kabupaten Gresik itu bernama kadondong lalap [1, 2].

Tanaman kadondong lalap (Polyscias guilfoylei) di selasar lantai 2 Kantor DLH Kabupaten Gresik

Tanaman kadondong lalap memiliki nama ilmiah Polyscias guilfoylei (W.Bull) L.H.Bailey. Nama genus Polyscias berasal dari bahasa Yunani dari gabungan kata “poly” (banyak) dan “skia” (teduh), mengacu pada dedaunan yang tebal dan lebat [3].
Sedangkan, julukan khusus guilfoylei diberikan untuk menghormati ahli botani Inggris William Guilfoyle (1840-1912), yang memberikan kontribusi signifikan pada hortikultura [2]. Guilfoyle diakui sebagai arsitek Royal Botanic Gardens, Melbourne dan bertanggung jawab atas desain banyak taman dan kebun di Melbourne dan regional Victoria, Australia [4].
Spesies tanaman ini mula-mula diperkenalkan dan dideskripsikan oleh seorang ahli botani, pembibitan, dan kolektor tanaman berkebangsaan Inggris William Bull (1828-1902) pada tahun 1873 sebagai Aralia guilfoylei, dan dipublikasikan dalam Catalogue of New Beautiful and Rare Plants. New and Rare Plants, atau Cat. New Beautiful Rare Pl. [W. Bull] 83: 4 (1873).

Daun kadondong lalap (Polyscias guilfoylei)

Kemudian pada tahun 1916, botaniwan Amerika Liberty Hyde Bailey (1858-1954) merevisi dan mengklasifikasikan Aralia guilfoylei ke dalam genus Polyscias menjadi Polyscias guilfoylei, dan dipublikasikan dalam Rhodora, Journal of The New England Botanical Club (Vol. 18), atau Rhodora 1916, xviii. 153 (1916).
Selain nama binomial, Polyscias guilfoylei mempunyai nama-nama umum (common names): coffeetree, geranium-leaf aralia, wild coffee, coffee panax (Inggris); nätaralia (Swedia); polynesische Fiederaralie (Jerman); arália-folhas-de-geránio (Portugis); anjelika (Afrika Barat); khrut bai yai (Thailand); kadondong lalap (Indonesia); papuang-laparan (Tagalog); yín biān nán yáng cān (China); porisukiasu-girufoirei (Jepang); tagi-tagi, tanitani (Samoa); paresseux (Haiti); gallego (Republik Dominika).
Tanaman kadondong lalap (Polyscias guilfoylei) termasuk dalam famili Araliaceae (suku mangkok-mangkokan), dan daerah asal spesies ini adalah Maluku (Indonesia), Papua Nugini, Kepulauan Bismarck, Vanuatu, Kaledonia Baru, hingga Kepulauan Santa Cruz [5].

Batang kadondong lalap (Polyscias guilfoylei)

Polyscias guilfoylei
(kadondong lalap) merupakan semak muda dengan daun menyirip yang terdiri dari anak daun berwarna hijau tua mengilap, berbatas tidak beraturan, dan membulat. Perbungaan terminal, menggantung, malai umbel.
Tanaman kadondong lalap (Polyscias guilfoylei) umumnya dibudidayakan sebagai tanaman hias. Baik ditanam di dalam taman, ditaruh dalam pot untuk luar rumah maupun dalam ruangan. Di Kantor DLH Kabupaten Gresik, tumbuhan ini ditanam dalam pot dan ditaruh di sepanjang selasar lantai 2.
Selain dimanfaatkan sebagai tanaman hias, Polyscias guilfoylei (kadondong lalap) juga digunakan dalam pengobatan tradisional. Daun tanaman ini digunakan untuk mengobati masuk angin dan sakit kepala [6].

Papan nama tanaman kadondong lalap (Polyscias guilfoylei) di selasar lantai 2 Kantor DLH Kabupaten Gresik

Minyak daun Polyscias guilfoylei, dengan toksisitas minimal terhadap sel normal, menunjukkan aktivitas antikanker yang signifikan terhadap sel limfoma sehingga meningkatkan potensinya sebagai agen antikanker [7].
Namun kalau menurut papan nama tanaman tersebut di Kantor DLH Kabupaten Gresik, disebutkan bahwa tanaman Polyscias guilfoylei mempunyai kegunaan pengobatan dalam mengatur keseimbangan cairan, meningkatkan sistem imunitas, dan menurunkan kolesterol.
Sedangkan, dalam penelitian yang dilakukan oleh Nguyen et. al. dalam “Neuroprotective Effects of Ethanol Extract Polyscias guilfoylei (EEPG) Against Glutamate Induced Neurotoxicity in HT22 Cells” (2024, International Journal of Molecular Sciences, 25(22), 12153) dilaporkan bahwa komponen kimia yang diisolasi dari Polyscias guilfoylei telah menunjukkan berbagai bioaktivitas, termasuk efek sitotoksik, aktivitas antibakteri, dan penghambatan pelepasan histamine, dan ke depannya disoroti Polyscias guilfoylei pada potensinya sebagai pengobatan herbal untuk mengobati iskemia otak. *** [090325]


logoblog

Thanks for reading Polyscias guilfoylei, Kadondong Lalap Yang Daunnya Mengilap

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog