Siang hari di tambak itu terasa menyengat, matahari tinggi di atas ubun-ubun. Udara panas menyelimuti, membuat kulit terasa terbakar. Namun, di antara sengatan matahari itu, pemandangan deretan tanaman bakau atau mangrove yang rimbun memberi kesejukan tersendiri.
Akar-akar bakau menjulur seperti jari-jari raksasa yang mencengkeram lumpur, menciptakan bayang-bayang tipis di air dangkal yang mengilap oleh pantulan cahaya. Daun-daun bakau berwarna hijau pekat, kontras dengan areal pertambakan yang tak jauh dari pesisir yang cokelat kemerahan, seolah menjadi penyejuk mata di tengah teriknya mentari tatkala saya bersama Tim Peneliti NIHR (National Institute for Health and Care Research) Universitas Brawijaya (UB) melintas Desa Watu Agung, Tanjung Widoro, dan Kramat di wilayah adminstratif Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, pada Senin (14/04).
Di balik kerimbunan itu, bukan hanya ekosistem yang hidup, tapi juga harapan dan kesadaran akan pentingnya keseimbangan alam. Gresik, yang selama ini dikenal sebagai kota industri, kini perlahan menunjukkan wajah hijaunya lewat hutan bakau yang tumbuh subur di berbagai kawasan pesisirnya.
![]() |
| Tanaman bakau putih (Avicennia marina) tumbuh di tepi-tepi tambak yang ada di wilayah Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik |
Mobil yang saya tumpangi, sempat berhenti di kawasan tambak yang luas sekitar Pulau Mengare, sekadar untuk melihat lebih dekat tanaman bakau yang tumbuh di situ. Tanaman bakau memiliki banyak macam, namun yang tumbuh di daerah tersebut adalah tanaman bakau putih ke abu-abuan bagaikan bakau putih yang kelabu.
Tanaman bakau putih tersebut memiliki nama ilmiah Avicennia marina (Forssk.) Vierh. Nama genus Avicennia diberikan menurut salah satu tokoh sains Islam Abad Pertengahan yang cemerlang, yaitu dokter, naturalis, filsuf, dan matematikawan Persia Abu Ali Husain Ibn Abd Allah (980-1037 M). Generasi akademisi Barat selanjutnya melatinkan namanya menjadi Avicenna [
1Glen, H. F. (2011, June). Avicennia marina (Forssk.) Vierh. var. marina. PlantZAfrica; SA National Biodiversity Institute. https://pza.sanbi.org/avicennia-marina#:~:text=The%20genus%20Avicennia%20is%20named,his%20name%20as%20'Avicenna'.
]. Sedangkan, julukan khusus marina berasal dari bahasa Latin, yang berarti “dari laut,” mengacu pada habitat pesisir tanaman tersebut dan adaptasinya terhadap lingkungan air asin atau payau. Pengertian ini serupa dengan kata Sansekerta untuk spesies Avicennia marina adalah sagarodbhutah (सागरोद्भुतः) yang berarti sesuatu seperti “lahir dari laut.”
Spesies ini mula-mula diperkenalkan oleh seorang penjelajah Finlandia berbahasa Swedia, orientalis, naturalis, dan murid Carl Linnaeus, Pehr Forsskål (1732-1763), pada tahun 1775 sebagai Sceura marina, dan dipublikasikan dalam Flora Ægyptiaco-Arabica Sive Descriptiones Plantarum, Quas Per Ægytum Inferiorem et Arabiam Felicem Detexit, Illustravit Petrus Forskål. Post Mortem Auctoris Edidit Carsten Niebuhr. Accedit Tabula Arabiae Felicis Geographico Botanica, atau Fl. Aegypt.-Arab. 37 (1775) (1775).
![]() |
| Akar bakau putih (Avicennia marina) mencengkeram kuat ke dalam lumpur yang ada di tambak |
Kemudian pada tahun 1907, botaniwan Austria Friedrich Karl Max Vierhapper (1876-1932) merevisi dan mengklasifikasikan spesies Sceura marina ke dalam genus Avicennia menjadi Avicennia marina, dan dipublikasikan dalam Denkschriften der Kaiserlichen Akademie der Wissenschaften: Mathematisch-Naturwissenschaftliche Klasse: Vol. Einundsiebzigster Band (I. Halbband), atau Denkschr. Imperial Academy of Sciences, Vienna. Math.-Naturwiss. Kl. 71: 435 (1907).
Selain nama ilmiah (scientific preferred name), Avicennia marina juga mempunyai nama-nama umum (common names): grey mangrove, white mangrove (Inggris); palétuvier gris (Prancis); witseebasboom (Afrika); sagarodbhutah, sagorodurga, naagadaloopam (Sansekerta); pepe dam, samae thale (Thailand); api-api jambu, api-api putih, api-api (Malaysia); bakau putih, bakau abu-abu (Indonesia); api-api, bungalon-puti, miapis (Tagalog); hǎi lǎn cí shǔ, bai gu rang (China); hirugidamashi (Jepang); manawa (Selandia Baru).
Tanaman bakau putih (Avicennia marina) termasuk dalam famili Acanthaceae (suku jeruju-jerujuan), dan daerah asal spesies ini adalah dearah tropis dan subtropis Dunia Lama. Dunia Lama (Old World) secara umum merujuk pada wilayah Afro-Eurasia (Afrika, Eropa dan Asia), serta Australia, yang dianggap sebagai wilayah yang telah dikenal oleh bangsa Eropa sebelum penjelajahan ke Amerika.
![]() |
| Daun bakau putih (Avicennia marina) |
Avicennia marina (bakau putih) merupakan tumbuhan perdu dengan cabang dan daun keabu-abuan atau keperakan, meruncing, dan banyak pneumatofor (akar vertikal) yang menonjol dari akar lateral yang dangkal. Buahnya berwarna hijau keabu-abuan dengan paruh pendek di ujungnya.
Bakau seperti Avicennia marina sangat berharga untuk perlindungan pesisir, mengurangi erosi dan menyediakan penghalang terhadap tsunami. Mereka juga berperan dalam penyerapan karbon dan keanekaragaman hayati [
2Flora & Fauna Web. (n.d.). Avicennia marina (Forssk.) Vierh. NParks Singapura. Diperoleh pada tanggal 28 April 2025, dari https://www.nparks.gov.sg/florafaunaweb/flora/6/4/6453
].Avicennia marina sangat tahan terhadap tekanan lingkungan dan dapat tumbuh subur dalam kondisi lingkungan yang tidak bersahabat seperti pasang surut ekstrem, salinitas tinggi, suhu tinggi, angin kencang, dan tanah anaerobik. Ia toleran terhadap garam, yang dapat mentoleransi salinitas air laut dua kali lipat, dan mungkin satu-satunya spesies dengan adaptasi morfologi, biologi, ekologi, dan fisiologi yang sangat berkembang terhadap berbagai kondisi lingkungan [
3ElDohaji, L. M., Hamoda, A. M., Hamdy, R., & Soliman, S. S. M. (2020). Avicennia marina a natural reservoir of phytopharmaceuticals: Curative power and platform of medicines. Journal of Ethnopharmacology, 263, 113179. https://doi.org/10.1016/j.jep.2020.113179
].Dari sektor ekonomi, kayunya cocok untuk bahan bangunan, pulp, kertas, dan kayu bakar. Buahnya dapat diolah menjadi bahan makanan. Nelayan di Sulawesi dan Jawa terkadang memakan buah bakau putih ini.
![]() |
| Batang dan cabang bakau putih (Avicennia marina) |
Dalam buku Biotechnological Utilization of Mangrove Resources (2020, Academic Press) [
4Patra, J. K., Mishra, R. R., & Thatoi, H. (Eds.). (2020). Biotechnological Utilization of Mangrove Resources (p. 512). Academic Press. https://doi.org/10.1016/C2018-0-05114-2
] disebutkan bahwa bakau putih (white mangrove) merupakan sumber berbagai produk, termasuk; mikroorganisme yang mengandung berbagai kelompok enzim, antibiotik, protein terapeutik, dan vaksin yang penting secara industri; kayu yang tahan terhadap pembusukan dan serangga; dan tanaman obat.Bagian udara Avicennia marina secara tradisional telah digunakan untuk mengobati rematik, cacar, abses, dan bisul. Tanaman ini juga telah digunakan dalam pengobatan tradisional Persia untuk pengobatan beberapa penyakit menular lainnya, seperti lesi cacar [
5Namazi, R., Zabihollahi, R., Behbahani, M., & Rezaei, A. (2013). Inhibitory Activity of Avicennia marina, a Medicinal Plant in Persian Folk Medicine, against HIV and HSV. Iranian journal of pharmaceutical research : IJPR, 12(2), 435–443.
]. Daun, buah, dan kulit kayu digunakan untuk mengobati berbagai kondisi kulit, termasuk penyakit kulit dan gangguan pencernaan [6Baishya, S., Banik, S. K., Choudhury, M. D., Talukdar, D. D., & Talukdar, A. D. (2020). Chapter 11 - Therapeutic potentials of littoral vegetation: an antifungal perspective. In J. K. Patra, R. R. Mishra, & H. Thatoi (Eds.), Biotechnological Utilization of Mangrove Resources (pp. 275–292). Academic Press. https://doi.org/10.1016/C2018-0-05114-2
] serta gigitan ular.Selain penggunaan konvensional, beberapa aktivitas farmakologis dari tanaman ini mengungkapkan bahwa Avicennia marina memiliki efek antikanker, anti-HIV, antidiabetik, antiinflamasi, dan efek bermanfaat lainnya [
6Baishya, S., Banik, S. K., Choudhury, M. D., Talukdar, D. D., & Talukdar, A. D. (2020). Chapter 11 - Therapeutic potentials of littoral vegetation: an antifungal perspective. In J. K. Patra, R. R. Mishra, & H. Thatoi (Eds.), Biotechnological Utilization of Mangrove Resources (pp. 275–292). Academic Press. https://doi.org/10.1016/C2018-0-05114-2
], dan menurut Namzi et. al. (2013) [5Namazi, R., Zabihollahi, R., Behbahani, M., & Rezaei, A. (2013). Inhibitory Activity of Avicennia marina, a Medicinal Plant in Persian Folk Medicine, against HIV and HSV. Iranian journal of pharmaceutical research : IJPR, 12(2), 435–443.
] ekstrak dari Avicennia marina memiliki aktivitas antivirus dan mampu menghambat replikasi virus hepatitis B (HBV) dan virus Encephalomyocarditis (EMCV). *** [280425]





Tidak ada komentar:
Posting Komentar