Di antara pengkolan jalan kecil berpaving block yang membelah ladang tebu di Dusun Bandarangin RT 07 RW 01 No. 364 Desa Bandarangin, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, sebuah tanaman mencuri perhatian para pejalan kaki dan pengendara motor yang melintas.
Tepat di depan rumah lawas yang sederhana milik penjual bakpao JWO Edi Siswanto – tak jauh dari SDN Sumberejo 3 – terdapat sebuah pot gallon berukuran besar yang ditanami tumbuhan unik yang daunnya menyerupai sebilah keris.
Daunnya berwarna hijau tua berlapis corak silver, dengan bentuk runcing dan melengkung menyerupai bilah keris. Itulah sebabnya banyak orang menyebutnya dengan “Keladi Keris Papua” – sebuah julukan lokal yang menggambarkan ekosistem tanaman hias ini. Meski hanya ditanam di pot sederhana, daya tariknya mampu menghentikan langkah orang yang penasaran.
![]() |
| Tanaman keladi keris Papua (Alocasia lauterbachiana) di undakan depan rumah warga di Dusun Bandarangin RT 07 RW 02 Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang |
Tanaman keladi keris Papua ini memiliki nama ilmiah Alocasia lauterbachiana (Engl.) A.Hay. Nama genus Alocasia berasal dari bahasa Yunani dari gabungan kata “a-“ (tidak atau kurang) dan “kolokasia, -on” (akar teratai). Hal ini menunjukkan bahwa Alocasia diberi nama untuk membedakannya dari Colocasia dan sekaligus mengakui kesamaan karakteristik mereka, terutama terkait umbinya.
Sedangkan, julukan khusus lauterbachiana diberikan menurut nama penjelajah dan ahli botani Jerman-Polandia, Dr. Karl Adolf Georg Lauterbach (1864-1937) [
1Aroidpedia. (n.d.). ALOCASIA LAUTERBACHIANA. Aroidpedia.Com. Retrieved May 06, 2025, from https://www.aroidpedia.com/journal/alocasia-lauterbachiana?srsltid=AfmBOooIBYPmibqOIt3apIVcmrDKSchCKQcKcVVR7rlxCW1koBEW_CoP
]. Lauterbach pernah berpartisipasi dalam ekspedisi ke Papua Nugini, di mana ia mengumpulkan koleksi botani yang kaya [2Global Plants. (n.d.). Lauterbach, Carl Adolf Georg (1864-1937). JSTOR. Retrieved May 06, 2025, from https://plants.jstor.org/stable/10.5555/al.ap.person.bm000152309
].Spesies tanaman ini mula-mula diperkenalkan oleh botaniwan Jerman Heinrich Gustav Adolf Engler (1844-1930) pada tahun 1898 sebagai Schizocasia lauterbachiana, dan dipublikasikan dalam Botanische Jahrbücher für Systematik, Pflanzengeschichte und Pflanzengeographie (Fünfundzwanzugster Band, Issues 1 & 2), atau Bot. Jahrb. Syst. 25(1-2): 26 (1898).
![]() |
| Daun keladi keris Papua (Alocasia lauterbachiana) |
Kemudian pada tahun 1990, botaniwan Australia Alistair Hay (1955-) merevisi dan menggabungkan Schizocasia lauterbachiana ke dalam genus Alocasia menjadi Alocasia lauterbachiana, dan dipublikasikan dalam Aroids of Papua New Guinea, atau Aroids Papua New Guinea 31 (1990).
Selain bersinonim dengan Alocasia wavriniana, Alocasia lauterbachiana mempunyai nama-nama umum (common names): purple sword, baroque sword, silver sword (Inggris), keladi Papua, kris Papua. keladi keris Papua (Indonesia).
Tanaman keladi keris Papua (Alocasia lauterbachiana) termasuk dalam famili Araceae (suku talas-talasan), dan daerah asal spesies ini adalah Papua bagian utara (Indonesia), Papua Nugini hingga Kepulauan Bismarck.
Tanaman ini ditemukan pertama kali oleh suku yang mendiami pesisir kawasan Sungai Mamberamo, yang terkenal dengan Amazonnya Indonesia [
3Ary Tasman. (2020). Sejarah Bunga Keris Papua. ARYTASMAN.WEB.ID. https://web.archive.org/web/20200229042833/https://www.arytasman.web.id/info-alam/sejarah-bunga-keris-papua.html
]. Sementara itu, Engler dalam bukunya [4Engler, Adolf. (1898). Botanische Jahrbücher für Systematik, Pflanzengeschichte und Pflanzengeographie (Fünfundzwanzugster Band, Issues 1 & 2). Leipzig: Verlag von Wilhelm Engelman. https://www.biodiversitylibrary.org/page/208848
] menjelaskan bahwa tanaman tersebut ditemukan di hutan kawasan Gunung Sattelberg, Provinsi Morobe, Papua Nugini.![]() |
| Tulang daun keladi keris Papua (Alocasia lauterbachiana) bagian belakang berwarna purple |
Alocasia lauterbachiana (keladi keris Papua) merupakan tanaman perdu kecil. Daunnya berwana hijau dan berkilau metalik. Tangkai daunnya sekitar 2 dm panjangnya, helaian skeitar 5 dm panjangnya ujung lobus posterior sekitar 1,5 dm terpisah; lobus posterior dipisahkan secara luas oleh sinus, lobus atas sekitar 1,5 cm panjang dan lebar, lobus luar sekitar 3 cm panjangnya, lebar 1 cm; lobus anterior panjangnya sekitar 5 dm, lebar tengah 1,4 dm, lobus memanjang tumpul, vena lateral lebih tebal pada sudut sekitar 40® dari tulang rusuknya becabang , saraf sekunder bercabang pada sudut lancip dari saraf primer kolektif marginali konjungtis [
1Aroidpedia. (n.d.). ALOCASIA LAUTERBACHIANA. Aroidpedia.Com. Retrieved May 06, 2025, from https://www.aroidpedia.com/journal/alocasia-lauterbachiana?srsltid=AfmBOooIBYPmibqOIt3apIVcmrDKSchCKQcKcVVR7rlxCW1koBEW_CoP
].Keladi keris Papua memiliki manfaat pengobatan tradisional dalam beberapa budaya, termasuk merangsang kulit dan menghilangkan bercak, serta digunakan sebagai tapal untuk sengatan kalajengking. Tanaman ini juga digunakan karena konon memiliki sifat antioksidan dan antibakteri. Namun, penting untuk dicatat bahwa tanaman Alocasia beracun, dan sarinya harus ditangani dengan hati-hati dan tidak boleh ditelan.
Daun dan batang Alocasia lauterbachiana menghasilkan Cyanidin 3-rutinoside (C3R) [
5Arbain, D., Sinaga, L. M. R., Taher, M., Susanti, D., Zakaria, Z. A., & Khotib, J. (2022). Traditional Uses, Phytochemistry and Biological Activities of Alocasia Species: A Systematic Review. Frontiers in pharmacology, 13, 849704. https://doi.org/10.3389/fphar.2022.849704
]. C3R, suatu antosianin, adalah senyawa alami dengan berbagai manfaat kesehatan, termasuk sifat antioksidan, antihiperglikemik, dan kardioprotektif. Senyawa ini ditemukan dalam berbagai tanaman, dan penelitian menunjukkan bahwa senyawa ini dapat merangsang sekresi insulin [6Thilavech, T., & Adisakwattana, S. (2019). Cyanidin-3-rutinoside acts as a natural inhibitor of intestinal lipid digestion and absorption. BMC Complementary and Alternative Medicine, 19(1). https://doi.org/10.1186/s12906-019-2664-8
], bertindak sebagai penghambat alami pencernaan dan penyerapan lipid usus [7Kongthitilerd, P., Thilavech, T., Marnpae, M., Rong, W., Yao, S., Adisakwattana, S., Cheng, H., & Suantawee, T. (2022). Cyanidin-3-rutinoside stimulated insulin secretion through activation of L-type voltage-dependent Ca2+ channels and the PLC-IP3 pathway in pancreatic β-cells. Biomedicine & Pharmacotherapy, 146, 112494. https://doi.org/10.1016/j.biopha.2021.112494
], dan berpotensi bermanfaat bagi kesehatan pembuluh darah. *** [060525]




Tidak ada komentar:
Posting Komentar