Di sela-sela kesibukan mendampingi pemasangan alat sensor udara AirGradient Model O-1PST di Kidul Kali RT 02 RW 01 Dusun Bandarangin, Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, pada Rabu (16/04), mata saya tertuju pada sebentang kecil tanah di halaman rumah warga bernama Hendra yang ditanami kacang tanah.
Meski lahannya sempit dan memanjang dari barat ke timur, tanaman itu tumbuh subur, daunnya lebat menghijau dan dihiasi bunga-bunga kecil berwarna kuning cerah. Di balik rimbun daun kecilnya yang mungil, kacang tanah menyimpan sebuah keajaiban botani yang jarang terpikirkan. Ia menguburkan dirinya di dalam tanah di bawah kaki kita. “Dari tanah ia datang, ke tanah ia kembali, tapi memberi kehidupan yang tak ternilai.”
![]() |
Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea) di halaman depan rumah warga di Kidul Kali RT 02 RW 01 Dusun Bandarangin, Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang |
Tanaman kacang tanah memiliki nama ilmiah Arachis hypogaea L. Nama genus Arachis berasal dari bahasa Yunani Kuno “arakhos,” yang digunakan untuk jenis kacang-kacangan. Nama Arachis dipilih oleh Carolus Linnaeus (1707-1778), Bapak Taksonomi Modern, untuk merujuk pada genus tanaman yang mencakup kacang tanah.
Sedangkan, julukan khusus hypogaea berasal dari bahasa Yunani dari gabungan kata “hypo-“ (di bawah) dan “gai” yang merujuk pada bumi. Nama hypogaea mengacu pada fakta bahwa polong yang berisi biji yang dapat dimakan itu tumbuh di bawah tanah.
Nama ilmiah Arachis hypogaea diperkenalkan oleh botaniwan Swedia Carolus Linnaeus pada tahun 1753, dan dipublikasikan dalam Species Plantarum, Exhibentes Plantas Rite Cognitas, Ad Genera Relatas, Cum Differentiis Specificis, Nominibus Trivialibus, Synonymis Selectis, Locis Natalibus, Secundum Systema Sexuale Digestas. (Tomus II, p. 741), atau Sp. Pl. 2: 741 (1753).
![]() |
Bunga kacang tanah (Arachis hypogaea) berwarna kuning |
Selain nama ilmiah (scientific preferred name), Arachis hypogaea mempunyai nama-nama umum (common names): groundnut, monkeynut, peanut, goobert (Inggris); jordnöt (Swedia); maapähkinä (Finlandia); jordnød (Denmark); Erdnuß (Jerman); aardnot, pinda (Belanda); arachide, cacahuète, pois de terre, pistache de terre (Prancis); cacahuete, maní (Spanyol); alcagoitas, amendoim, ervilhenas (Portugis); arachide, brustolini americani, pistaci (Italia); yerfıstığı (Turki); fustic swdani, fustic abeed (Arab); kalayah, bhu canaka, mandapi (Sansekerta); mye pau (Myanmar); dau phong (Vietnam); sandaek dei (Kamboja); thua lisong (Tahiland); kacang tanah (Indonesia); mani (Filipina); luò huā sheng (China); nankinmame, piinatsu, rakkasei (Jepang); ttang kong (Korea); alcagoitas, mancarra (Brasil); araquida, guajolote, mandovi (Argentina).
Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea) termasuk dalam famili Fabaceae (suku polong-polongan), daerah asal spesies ini adalah Amerika Selatan. Kacang tanah merupakan tanaman asli Dunia Baru. Para penjelajah awal menemukan bahwa kacang tanah dibudidayakan secara luas di Mesoamerika dan Amerika Selatan. Sisa jaringan kulit buah yang ditemukan dari situs arkeologi di Peru menunjukkan bahwa kacang tanah digunakan untuk pertanian di sana sekitar 3900–3750 tahun sebelum masa kini (years before the present). Tidak seorang pun yakin berapa lama domestikasi terjadi, tetapi mungkin pertama kali terjadi di lembah sistem sungai Paraná dan Paraguay di wilayah Gran Chaco di Amerika Selatan [
1Hammons, R.O. (1994). The origin and history of the groundnut. In: Smartt, J. (eds) The Groundnut Crop. World Crop Series. Springer, Dordrecht. https://doi.org/10.1007/978-94-011-0733-4_2
].Arachis hypogaea (kacang tanah) adalah adalah tanaman herba yang memperlihatkan batang pendek dengan anak daun elips yang disisipkan secara bergantian. Bunganya berwarna kekuningan, dan setelah penyerbukan atau pembuahan, ovarium yang dibuahi selesai berkembang dalam polong yang tumbuh di bawah tanah [
2Nunes, Y. C., Santos, G. de O., Machado, N. M., Otoboni, A. M. M. B., Laurindo, L. F., Bishayee, A., Fimognari, C., Bishayee, A., & Barbalho, S. M. (2024). Peanut (Arachis hypogaea L.) seeds and by-products in metabolic syndrome and cardiovascular disorders: A systematic review of clinical studies. Phytomedicine, 123, 155170. https://doi.org/10.1016/j.phymed.2023.155170
].![]() |
Daun kacang tanah (Arachis hypogaea) |
Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan tanaman biji minyak yang sangat penting dalam sektor industri dan pertanian di seluruh dunia. Kacang tanah mengandung konsentrasi energi yang tinggi, dengan jumlah protein, vitamin, serat, dan mineral yang signifikan. Kacang tanah dikonsumsi di seluruh dunia karena aksesibilitas dan biaya ekonomisnya dibandingkan dengan kacang lainnya.
Menurut Olivia-Cruz et. al. (2024) [
3Oliva-Cruz, M., Cabañas-López, J. R., Altamirano-Tantalean, M. A., Juarez-Contreras, L., & Vigo, C. N. (2024). Agronomic Behavior of Peanut (Arachis hypogaea L.) Cultivars under Three Planting Densities in the Northeast of Peru. Agronomy, 14(9), 1905. https://doi.org/10.3390/agronomy14091905
], mengonsumsi kacang tanah dapat membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, batu empedu, dan diabetes. Selain itu, kacang tanah mencegah obesitas dengan memoderasi nafsu makan pasca makan, menekan rasa lapar, dan meningkatkan tingkat rasa kenyang setelah konsumsi.Sementara itu, dari laporan Nunes et. al. (2024) [
2Nunes, Y. C., Santos, G. de O., Machado, N. M., Otoboni, A. M. M. B., Laurindo, L. F., Bishayee, A., Fimognari, C., Bishayee, A., & Barbalho, S. M. (2024). Peanut (Arachis hypogaea L.) seeds and by-products in metabolic syndrome and cardiovascular disorders: A systematic review of clinical studies. Phytomedicine, 123, 155170. https://doi.org/10.1016/j.phymed.2023.155170
], diketahui bahwa biji dan kulit kacang tanah profil fitokimia yang kaya yang terdiri dari antioksidan, seperti asam fenolik, stilbena, flavonoid, dan fitosterol. Konsumsi kacang tanah dapat memberikan banyak manfaat kesehatan, seperti efek antiobesitas, antidiabetik, antihipertensi, dan hipolipidemik. *** [060525]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar