Senin, Mei 12, 2025

Jejak Hijau di Selatan Kandang Rusa Totol: Pohon Menzai (Carallia brachiata), Penjaga Sunyi Kebun Raya Indrokilo Boyolali

  Budiarto Eko Kusumo       Senin, Mei 12, 2025
Di antara rimbunnya vegetasi yang membentuk lanskap alami Kebun Raya Indrokilo Boyolali, tepat di selatan kandang rusa totol (Axis axis) yang menjadi daya tarik utama kawasan ini, tumbuh sejumlah pohon langka dengan karakteristik unik. Namanya pohon menzai [
1Suprapto, A., Solihah, S. M., Yuzammi, & Atmaja, M. B. (2016). Koleksi Kebun Raya Pucak Tumbuhan Bernilai Ekonomi (J. R. Witono, Ed.; Cetakan Pertama). Jakarta: LIPI Press. https://fliphtml5.com/slobm/rhkd/Koleksi_Kebun_Raya_Pucak%3A_Tumbuhan_Bernilai_Ekonomi/
].
Pohon-pohon tersebut berdiri tenang di jalan menuju Monumen Sosro Birowo – monumen heroik yang mengabadikan semangat perjuangan lokal – seolah menjadi penjaga sunyi yang menyatu dengan sejarah dan alam.
Pohon menzai ini tumbuh berdekatan dengan pohon kecapi (Sandoricum koetjape), membentuk satu areal teduh yang sarat nilai ekologis. Keduanya tumbuh harmonis di antara jalur berpaving block yang membawa pengunjung menjelajahi lebih dalam kekayaan flora Kebun Raya Indrokilo.

Pohon menzai (Carallia brachiata) di Kebun Raya Indrokilo Boyolali

Dengan batang lurus dan percabangan menyebar, pohon menzai tak hanya memberi naungan, tetapi juga menjadi bagian penting dari konservasi tanaman tropis yang semakin langka ditemui di habitat alaminya.
Pohon menzai memiliki nama ilmiah Carallia brachiata (Lour.) Merr. Nama genus Carallia berasal dari bahasa Telugu di India “karalli” (కారల్లి), dan julukan khusus brachiata berasal dari bahasa Latin “brachiatus, -a, -um” (bercabang), mengacu pada pola percabangan tunas bunga atau pucuk bunga.
Spesies ini mula-mula diperkenalkan oleh misionaris dan naturalis Portugis João de Loureiro (1717-1791) pada tahun 1790 sebagai Diatoma brachiata, dan dipublikasikan dalam Flora Cochinchinensis: Sistens Plantas In Regno Cochinchina Nascentes. Quibus Accedunt Aliae Observatae In Sinensi Imperio, Africa Orientali, Indiaeque Locis Variis. Omnes Dispositae Secundum Systema Sexuale Linnaeanum. Labore (Tomus I, p. II), atau Fl. Cochinch. 1: 296 (1790).

Daun menzai (Carallia brachiata) terlihat bergerigi halus

Kemudian pada tahun 1919, botaniwan Amerika Elmer Drew Merrill (1876-1956) merevisi dan mengklasifikasikan Diatoma brachiata ke dalam genus Carallia menjadi Carallia brachiata, dan dipublikasikan dalam The Philippine Journal of Science (Vol. 15, Issue 1, p. i), atau Philipp. J. Sci. 15: 249 (1919).
Selain bersinonim dengan Carallia integerrima DC, Carallia brachiata mempunyai nama-nama umum (common names): corkwood, corkybark, billabong-tree (Inggris); karalla (Telugu); vallabha (Sansekerta); mani-awga, maniawga-yat (Myanmar): koueum, bong nang, halay (Laos); săng mã (Vietnam); tram eng (Kamboja); chiang phra, nang ae (Thailand); meransi, sisek puyu, merpuing (Malaysia); meransi, sabar buku (Brunei); menzai, buah kanis (Indonesia); bakuan-gubat (Tagalog); zhú jié shù (China).
Pohon menzai (Carallia brachiata) termasuk dalam famili Rhizophoraceae, dan daerah asal spesies ini adalah mulai dari Madagaskar, India hingga China bagian tengah dan Kepulauan Solomon Australia Barat bagian utara hingga Queensland timur, termasuk Indonesia (Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi).

Batang yang lurus dari menzai (Carallia brachiata) dan ranting-ranting yang mengitarinya membentuk tajuk yang indah

Carallia brachiata
(menzai) merupakan pohon kecil hingga sedang dengan tinggi mencapai 40 m dan diameter batang hingga 70 cm. Memiliki banir kembang dengan tinggi mencapai 1 m, kadang terdapat akar nafas. Batang silindris dengan permukaan kulitnya halus hingga retak-retak atau pecah-pecah, belang hitam dan putih. Kayu gubal mudah pecah, berat jenis berkisar 640- 1050 kg/m3. Daunnya tunggal, berhadapan, jorong hingga bundar telur sungsang, pertulangan menyirip, tepi berigi. Perbungaan terbatas, muncul di ketiak daun. Bunga putih kekuningan, soliter atau dalam percabangan yang terbatas. Buah pelok, bulat, kining – merah, diameter ± 4 mm [
2Partomihardjo, T., Hermawan, E., & Pradana, E. W. (2020). Tumbuhan Hutan Rawa Gambut Merang Kepayang (F. Aprilinayati E. & M. Y. Vinanda, Eds.). ZSL Indonesia. https://repository.zsl.org/media/publications/315854-tumbuhan-hutan-rawa-gambut-merang-kepaya-03a366b5.pdf
].
Batang pohon ini bisa dimanfaatkan sebagai kayu bangunan, bahan mebel, lantai, dan interior. Pohonnya juga cocok untuk pelindung terhadap abrasi bila di tanam di pesisir pantai maupun sungai-sungai.
Buah dan biji Carallia brachiata (menzai) dapat dimakan. Bijinya mengandung minyak yang digunakan sebagai pengganti ghee di Karnataka, India. Infus daunnya diminum seperti teh dan bersama dengan campuran benzion, kunyit dan debu beras digunakan dalam pengobatan sapraemia (demam karena retensi gumpalan darah) [
3Krishnaveni, B., Neeharika, V., Venkatesh, S., Padmavathy, R., & Reddy, B. M. (2009). Wound Healing Activity of Carallia brachiata Bark. Indian journal of pharmaceutical sciences, 71(5), 576–578. https://doi.org/10.4103/0250-474X.58184
].

Papan nama penunjuk inventarisasi pohon menzai (Carallia brachiata) du Kebun Raya Indrokilo Boyolali

Srinivasan Kalyanaraman dalam karya terbesarnya, Indian Lexicon: A comparative dictionary of over 25+ ancient languages ​​of India (Kamus Perbandingan Lebih dari 25 Bahasa Kuno India) [
4https://www.academia.edu/37229973/Indian_Lexicon_Comparative_dictionary_of_over_8000_semantic_clusters_in_25_ancient_Bharatiya_languages
] menyajikan lebih dari 8000 gugus semantik yang mendefinisikan sprachbund (persatuan ujaran) India sekitar milenium ke-4 SM.
Di dalam karyanya tersebut, Kalyanaraman menjelaskan bahwa buah-buahan menzia (Carallia brachiata) telah digunakan dalam pengobatan bisul menular, dan kulit kayunya untuk mengatasi gatal-gatal.
Sementara itu, dalam pengobatan tradisional Vietnam, daun dan kayu pohon menzia telah lama digunakan untuk mengobati sariawan, luka di lidah, sakit tenggorokan, dan malaria [
5Thanh Van, T. T., Nam, N. H., Hue, N. T., Thanh, L. N., Trang, D. T., Tai, B. H., Tuan, N. L., Viet Ai, N. T., Cuong, P. V., Vuong, N. Q., & Kiem, P. V. (2023). Carabrachiatanins A and B: Two New Phenylpropanoid-Substituted Catechins of Carallia brachiata Merr. Natural Product Communications, 18(12). https://doi.org/10.1177/1934578x231219074
].
Penelitian Chularojmontri et. al. (2022) [
6Chularojmontri, L., Nanna, U., Kaewamatawong, R., Homhual, S., & Suwannaloet, W. (2022). Inhibitory Effect of Carallia Brachiata Extract Through Regulation of Adipogenesis Pathways in 3T3-L1 Cells. Pharmacognosy Journal, 14(5), 655–660. https://doi.org/10.5530/pj.2022.14.149
] melaporkan temuannya yang menunjukkan efek antioksidan terhadap perkembangan diabetes. Ekstrak etanol batang Carallia brachiata memiliki efek antiadipogenesis yang lebih baik daripada bagian daunnya dengan menekan ekspresi gen terkait adipogenesis. Selain itu, penghambatan penyimpanan lipid dapat menurunkan risiko resistensi insulin. *** [120525]


logoblog

Thanks for reading Jejak Hijau di Selatan Kandang Rusa Totol: Pohon Menzai (Carallia brachiata), Penjaga Sunyi Kebun Raya Indrokilo Boyolali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog