Selasa, Mei 13, 2025

Sandoricum koetjape, Pohon Kecapi Yang Pucuk Daunnya berwarna Merah Hati

  Budiarto Eko Kusumo       Selasa, Mei 13, 2025
Di sebuah lahan yang terletak di antara kandang rusa totol (Axis axis) dan Monumen Sosro Birowo di dalam Kebun Raya Indrokilo Boyolali, terlihat beberapa pohon kecapi tumbuh dengan subur berdampingan dengan pohon menzai (Carallia brachiata).
Pemandangan itu tak hanya menyuguhkan kerindangan alami, tetapi juga menghadirkan sebuah lanskap emosional bagi siapa saja yang pernah memiliki kenangan dengan pepohonan khas tropis tersebut.
Pohon kecapi menjulang gagah, daunnya lebat dan memayungi tanah di bawahnya. Namun yang paling menarik perhatian adalah pucuk-pucuk daunnya yang berwarna merah hati, seperti semburat senja yang menggantung di antara rimbun hijau. Bersama pohon menzai, kecapi menghadirkan harmoni antara bentuk dan warna.

Pohon kecapi (Sandoricum koetjape) di Kebun Raya Indrokilo Boyolali

Saya mengenal pohon kecapi bukan dari buku botani atau papan nama dalam sebuah taman atau Kebun Raya. Saya mengenalnya dari depan rumah nenek, dulu ketika masih tinggal di Jalan Pahlawan RT 06 RW 07 Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
Di halaman itu berdiri satu pohon kecapi tua yang letaknya mepet dengan pagar halaman bengkel Adam. Warna buahnya bukan yang kuning keemasan, karena kebetulan yang tumbuh di depan rumah adalah jenis kecapi berwarna hijau. 
Kulit buahnya halus, seperti beludru yang lembut digenggam tangan. Saat matang, buahnya mengeluarkan aroma segar yang khas - manis, sedikit asam, dan mengundang untuk dicicipi meski terkadang lebih sering jadi rebutan anak-anak tetangga.
Pohon kecapi memiliki nama ilmiah Sandoricum koetjape (Burm.fil.) Merr. Nama genus Sandoricum berasal dari Latinisasi dari nama spesies tanaman “sandori” dalam bahasa Maluku, salah satu kepulauan di Indonesia. Sedangkan, julukan khusus koetjape berasal dari spesies tanaman “ketjapi” dalam bahasa Jawa [
1Norzielawati Bt. Salleh (2019, April). Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr. (Meliaceae). Malaysia Biodiversity Information System (MyBIS). Retrieved May 13, 2025, from https://www.mybis.gov.my/art/258
].

Pucuk daun kecapi (Sandoricum koetjape) yang masih muda

Spesies ini mula-mula diperkenalkan oleh botaniwan dan dokter Belanda Nicolaas Laurens Burman (1734-1793) pada tahun 1768 sebagai Melia koetjape, dan dipublikasikan dalam Flora Indica: Cui Accedit Series Zoophytorum Indicorum, Nec Non Prodromus Florae Capensis, atau Fl. Ind. (N. L. Burman) 101 (1768).
Kemudian pada tahun 1912, botaniwan Amerika Elmer Drew Merrill (1876-1956) merevisi dan mengklasifikasikan Melia koetjape ke dalam genus Sandoricum menjadi Sandoricum koetjape, dan dipublikasikan dalam The Philippine Journal of Science: Section C. Botany (Vol. 7), atau Philipp. J. Sci., C 7: 237 (1912).
Selain nama binomial, Sandoricum koetjape mempunyai nama-nama umum (common names): kechapi, santol, sentol (Inggris); Katonbaum, Sandoribaum (Jerman); faux mangoustan (Prancis); sandorico (Portugis); thitto (Myanmar); toongz (Laos); sau (Vietnam); kom piing riech (Kamboja); kra thon, ma tong, sa thon (Thailand); sentul, sentol, seteh, kecapi (Malaysia); kecapi, keluat, sentul (Indonesia); klampu (Brunei); santol (Tagalog); suan ming kou, suan ming guo (China).
Pohon kecapi (Sandoricum koetjape) termasuk dalam famili Meliaceae, dan daerah asal spesies adalah Malesia. Wilayah Malesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman tumbuhan tropis yang besar. Wilayah ini membentang dari Semenanjung Malaysua, melalui kepulauan, hingga ke Papua Nugini dan meliputi enam negara: Malaysia, Singapura, Indonesia, Brunei Darussalam, Filipina, dan Papua Nugini [
2Johns, R. J. (1995). MALESIA – AN INTRODUCTION. Curtis’s Botanical Magazine, 12(2), 52–62. http://www.jstor.org/stable/45065091
]. Namun dalam bukunya, Burman menuliskan bahwa habitatnya ditemukan di Jawa (habitat in Java) [
3Burmanni, Nicolai Laurentii. (1768). Flora Indica: Cui Accedit Series Zoophytorum Indicorum, Nec Non Prodromus Florae Capensis. Ligduni Batavorum: Apud Cornelium Haek. https://www.biodiversitylibrary.org/page/39900464
].

Batang dan cabang kecapi (Sandoricum koetjape)

Sandoricum koetjape
(kecapi) merupakan pohon yang rimbun dan besar dapat mencapai tinggi 15-30 meter. Batangnya dapat mencapai diameter 90 cm, bergetah seperti susu. Daunnya majemuk berselang-seling, bertangkat sampai dengan 18 cm, menyirip beranak daun tiga, bentuk jorong sampau bundar telur, membulat atau agak runcing di pangkal maupun di ujung, hinjau mengilap di sebelat atas dan hijau kusam di bawahnya.
Bunganya bertangkai pendek, kelopak bertajuk 5, mahkita 5 helai, kuning, samar-samar berbau harum. Buahnya buni bulat agak gepeng, kuning atau kemerahan jika masak, berbulu halus seperti beludru. Daging buah bagian luar tebal dank eras, menyatu dengan kulit, kemerahan, daging buah bagian dalam lunak dan berair, melekat pada biji, putih, masam sampai manis. Bijinya berisi 2 – 5 butir, besar, bulat telur agak pipih, cokelat kemerahan berkilat, dan keping bijinya berwarna merah.
Pohon kecapi (Sandoricum koetjape) umumnya dibudidayakan oleh masyarakat dengan tujuan untuk mengambil buahnya, baik untuk dikonsumsi maupun dijual di pasar, serta kayunya yang sudah tua bisa dimanfaatkan untuk bahan baku kerajinan dan furniture. Kayu kecapi dapat diolah menjadi berbagai jenis produk kerajinan seperti perkakas rumah tangga dan ornamen hiasan.

Papan nama pohon kecapi (Sandoricum koetjapeyang ditancapkan di batang bawah

Selain itu, Sandoricum koetjape (kecapi) juga memiliki khasiat untuk pengobatan. Kecapi merupakan buah yang dapat dimakan dan juga digunakan dalam ramuan obat tradisional yang dapat mengobati diare, meredakan demam, dan sebagai anthelmintik. Ekstrak metanol kulit kayu sentul dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albican hingga 39,65%. Selain itu, ekstrak etil asetat dari daun sentul juga memiliki aktivitas antibakteri [
4Wirata, I. N., Agung, A. A. G., Arini, N. W., & Nuratni, N. K. (2021). Sentul Fruit (Sandoricum koetjape) Peel as Anti-Inflammation for Gingivitis after Scaling. Journal of Health and Medical Sciences, 4(4). https://doi.org/10.31014/aior.1994.04.04.190
].
Sementara itu, Villarino & Villarino (2023) [
5Villarino, R. T., & Villarino, M. L. (2023). Indigenous Knowledge of Medicinal Fruits in the Philippines: a Systematic Review. Research Journal of Pharmacognosy, 10(3), 77–89. https://doi.org/10.22127/RJP.2023.374490.2017
] melaporkan bahwa masyarakat adat di Filipina menggunakan buah, akar, daun kecapi dalam pengobatan tradisional. Buah kecapi juga mengandung triterpen antiinflamasi, seperti asam sentulat dan asam koetjapat. 
Triterpenoid tetrasiklik ini menunjukkan aktivitas antikanker, antimetastasis, dan antiangiogenik. Polisakarida buah kecapi menunjukkan kapasitasnya untuk secara khusus mendukung pertumbuhan Lactobacillus acidophilus, menjadikannya sebagai aditif makanan probiotik yang potensial. *** [130525]


logoblog

Thanks for reading Sandoricum koetjape, Pohon Kecapi Yang Pucuk Daunnya berwarna Merah Hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog