Sabtu, Mei 03, 2025

Santap Siang Bersama Tim Sosiologi UB di Warung Lesehan Yogyakarta Cabang Kepanjen

  Budiarto Eko Kusumo       Sabtu, Mei 03, 2025
“Makan, dan keramahtamahan secara umum, adalah sebuah persekutuan, dan setiap jamuan yang layak dihadiri sendiri akan lebih nikmat jika dihadiri oleh banyak orang.” ― Jesse Browner
Setelah rangkaian kegiatan orientasi lapangan di tiga desa yang ada di wilayah administratif Kecamatan Bululawang pada Senin (28/04), Tim Sosiologi Universitas Brawijaya (UB) memutuskan untuk beristirahat sejenak dan menikmati santap siang bersama.
Pilihan tempat jatuh pada Warung Lesehatan Yogyakarta Cabang Kepanjen yang terletak di Jalan Dr. Ir. Soekarno No. 8 Area Sawah/Kebun, Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, atau yang terkenal dengan sebutan Jalan Lingkar Barat (Jalibar).
Warung ini menyuguhkan suasana santai khas duduk biasa maupun lesehan, dengan area makan yang cukup luas dan nyaman. Di tengah-tengah area makan, terdapat kolam ikan yang menambah nuansa alami dan menenangkan. Di sekeliling ruangan, tampak aksesoris tanaman liana – meski berbahan plastik, tetap memberi kesan asri dan sejuk.

Makan siang bersama Tim Sosiologi UB di Warung Lesehan Yogyakarta Cabang Kepanjen

Fasilitas pendukung juga tak kalah memadai. Tersedia toilet bersih dan mushola yang cukup nyaman, memungkinkan pengunjung untuk tetap bisa beribadah dengan tenang di sela-sela waktu makan siang mereka.
Warung Lesehan Yogyakarta Cabang Kepanjen memiliki banyak menu yang ditawarkan kepada pengunjung. Mulai dari Paket Spesial, Paket Family hingga menu individual seperti aneka ayam, aneka gurami, aneka bandeng, aneka udang, aneka lele, aneka sayuran, nasi kotak, aneka kudapan, minuman dingin, minuman hangat, dan aneka sambal.
Masing-masing anggota Tim Sosiologi UB – Andhika Krisnaloka, S.Sos., Ayu Aprilia Ningsih, S.Sos., Yuf Tarosur Rohmah, S.Sos. M.A., Benito Ahadiono, Fajar Alia Rizkianti – memilih menu sesuai selera mereka. Pada kesempatan ini, saya memiliki Nasi Tempong Ayam Goreng dan minumnya Es Kelapa Muda.
Nasi Tempong Ayam Goreng merupakan sajian khas Banyuwangi yang terkenal dengan sambalnya yang pedas dan menggigit. Sepiring nasi putih hangat disajikan bersama ayam goreng yang renyah di luar dan juicy di dalam, ditemani lalapan segar seperti selada air, labu siam, tahu, tempe, dan ikan asin.

Ayam goreng tempong ala Warung Lesehan Yogyakarta Cabang Kepanjen

Yang membuatnya istimewa adalah sambal tempongnya - cabai rawit merah yang diulek kasar dengan tomat, terasi, dan jeruk limau, menciptakan sensasi rasa pedas, segar, dan sedikit asam yang benar-benar “nampol” di lidah.
"Tempong" dalam bahasa Osing, dialek Banyuwangi, berarti "tampar" atau "ditempeleng". Dalam konteks nasi tempong, nama ini digunakan karena sambalnya yang pedas terasa seperti menampar mulut saat dimakan.
Untuk melengkapi hidangan pedas ini, saya memesan Es Kelapa Muda, minuman sederhana yang menyegarkan. Dihidangkan dalam gelas beling, air kelapa yang duberi sirup warna hijau disertai serutan daging kelapa muda yang lembut benar-benar menjadi penawar pedas yang pas. Kesegarannya langsung mengalir dan menyejukkan tenggorokan, cocok sekali untuk siang hari yang cukup terik.
Bagi sosiolog, santap atau makan siang bersama adalah field research paling lezat, yaitu mengamati dinamika kelompok sambil menikmati makanan. "Kami datang karena lapar, pulang dengan kenangan. Sebab di sini, yang disantap bukan hanya makanan, tapi juga kebersamaan."

Es Kelapa Muda ala Warung Lesehan Yogyakarta Cabang Kepanjen

Jesse Browner, novelis dan penulis esai Amerika, pernah berujar “Eating, and hospitality in general, is a communion, and any meal worth attending by yourself is improved by the multiples of those with whom it is shared” (Makan, dan keramahtamahan secara umum, adalah sebuah persekutuan, dan setiap jamuan yang layak dihadiri sendiri akan lebih nikmat jika dihadiri oleh banyak orang).
Kutipan (quote) Browner ini menyoroti bahwa makan bersama bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga tentang membangun hubungan sosial, berbagi budaya, dan menciptakan komunitas. Dalam konteks masyarakat modern, makan bersama dapat menjadi cara efektif untuk memperkuat ikatan sosial dan meningkatkan kesejahteraan emosional.
Perspektif ini sejalan dengan berbagai tradisi budaya dan agama yang memandang makan bersama sebagai tindakan persatuan dan persaudaraan. Misalnya, dalam banyak budaya, makan bersama merupakan cara untuk memperkuat ikatan dan merayakan kebersamaan.
Kebersamaan dan kehangatan terasa selama makan siang ini. Sambil menikmati hidangan, obrolan ringan dan canda tawa menghiasi waktu istirahat personil Tim Sosiologi UB. Warung Lesehan Yogyakarta Cabang Kepanjen ini menjadi pilihan tepat untuk melepas lelah sekaligus mempererat kebersamaan setelah kegiatan lapangan yang intens. *** [030525]


logoblog

Thanks for reading Santap Siang Bersama Tim Sosiologi UB di Warung Lesehan Yogyakarta Cabang Kepanjen

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog