Di bawah langit sedikit mendung di hari Senin (19/05), Tim NIHR (National Institute for Health and Care Research) Universitas Brawijaya (UB) melakukan kegiatan identifikasi titik koordinat bakal pemasangan sensor udara AirGradient di Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.
Salah satu tempat dari lima tujuan titik koordinat adalah di rumahnya seorang kader kesehatan Desa Krebet Senggrong yang bermukim di Dusun Demang Jaya 1. Namanya Yeni Mariana yang berada di RT 09 RW 02.
Suasana desa yang tenang dan hilir mudik santri-santri pesantren yang ada di sekitar rumahnya, menjadi penyambut langkah Tim NIHR UB – Serius Miliyani Dwi Putri, SKM., M.Ked.Trop., Sekar Aqila Salsabilla, S.AP., M.AP., Dwi Sari Puspaningtyas, MSPH, dan saya. Namun, bukan hanya keramahan orangnya yang membuat hari itu berkesan - melainkan juga suguhan yang memikat selera karena namanya.
![]() |
Koordinasi pemasangan sensor udara di Demang Jaya 1, Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang |
Di atas meja sederhana, tersaji aneka penganan khas. Ada karak gurih pedas, wafer vritop egg roll, minuman sinom, dan berbagai camilan lainnya. Namun ada satu jenis makanan langsung mencuri perhatian kami karena namanya yang unik: “rondo royal.”
Rondo royal bukan sekadar camilan biasa. Ia adalah penganan tradisional berbahan dasar tape singkong yang dibalut tepung beras, lalu digoreng hingga kecokelatan. Keunikan namanya berasal dari Bahasa Jawa: “rondo” berarti janda, sementara “royal” bermakna dermawan atau tidak pelit. Konon, jajanan ini berasal dari seorang janda kaya yang suka berbagi - karena itulah ia dijuluki rondo royal.
Namun menurut cerita lain, berasal dari proses pembuatannya. Proses pembuatan rondo royal berasal dari potongan tape singkong yang dicelupkan ke dalam adonan tepung manis, yang menurut daerah asalnya di Jepara, Jawa Tengah, di dalam kerap diberi isian gula merah di bagian tengahnya, sehingga penganan tersebut dikenal dengan rondo royal karena sensasinya penganan tradisional dengan cita rasa legit atau dobel manisnya.
![]() |
Penganan tradisional rondo royal dalam close up |
Namun yang disuguhkan kader kesehatan Desa Krebet Senggrong tersebut tidak memakai isian gula Jawa yang meleleh di dalamnya. Tetapi toh paduan manis yang saling melengkapi antara manisnya tape dan adonannya ini seolah menjadi simbol silaturahmi Tim NIHR UB hari itu – saling melengkapi dalam kebersamaan.
Secara umum, tape sendiri adalah kudapan hasil fermentasi bahan berpati - dalam hal ini singkong - yang melibatkan ragi sebagai agen utamanya. Hasil fermentasi ini menghadirkan rasa manis khas dan aroma yang menggoda, yang kemudian dimanfaatkan menjadi berbagai olahan tradisional seperti rondo royal ini.
Mencicipi rondo royal sambil berdiskusi dan bertukar cerita dengan salah seorang kader kesehatan ini menjadi pengalaman tersendiri. Tidak hanya soal rasa, tetapi juga tentang makna kebersamaan yang terhidang di tengah-tengah kami. Di Dusun Demang Jaya 1, silaturahmi tidak hanya dirajut dengan kata dan sapa, tapi juga lewat cita rasa yang kaya - semanis potongan tape dalam seporsi rondo royal.
![]() |
Sepiring rondo royal dalam suguhan yang dihidangkan kader kesehatan di Dusun Demang Jaya 1, Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang |
“Sederhana seperti singkong, namun transformatif seperti tape. Hidup pun demikian, jangan takut untuk berproses dan berubah.” Perkataan ini menggambarkan singkong yang sederhana namun melalui proses fermentasi menjadi tape yang berbeda.
Dengan suguhan rondo royal ini, Tim NIHR UB tersadar bahwa penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Enviromental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) ini sesungguhnya sejalan dengan kata-kata tersebut.
Penelitian ini juga sedang mengalami fermentasi mindset, agar yang dulunya acuh terhadap lingkungan sekitar, mulai berbenah untuk care. Karena lingkungan yang bersih, terutama dari sampah-sampah yang membahayakan, adalah investasi kesehatan generasi mendatang.
Jadi, “rondo royal” itu bukan “seorang janda yang gemar menghamburkan uang untuk berfoya-foya.” Tetapi, dalam suguhan kader kesehatan ini menggambarkan sebuah filosofi perubahan yang dimanifestasikan dalam sepotong penganan tradisional bernama rondo royal. *** [200525]
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh .....
BalasHapusAlhamdulillaah. ....
Mmmuuuaaannntttaaappp pisan euy .......