Di sebuah siang, bakda Dhuhur di Dusun Krapyak Jaya RT 13 RW 03 tatkala bersilaturahmi dengan kader photovoice Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, meja tamunya masih terlihat dipenuhi aneka kue hidangan lebaran, pada Senin (19/05).
Yang menarik perhatian Tim NIHR (National Insitute for Health and Care Research) Universitas Brawijaya (UB) adalah toples berukuran sedang yang di dalamnya berisi kue kecil berwarna hijau lembut, berpadu taburan parutan kelapa. Kader photovoice Sanik, si pemilik rumah dan sekaligus si pembuat kue tersebut, menyebut kue bikinannya tersebut dengan sebutan nastar klepon.
Nama nastar klepon sendiri sudah menggambarkan percampuran budaya dalam kuliner. Nastar, kue kering berisi selai nanas yang dibawa oleh kolonial Belanda, bertemu dengan klepon, kue tradisional Jawa berbahan tepung beras dan gula merah.
![]() |
Kue nastar klepon bikinan kader photovoice Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang |
Dalam teori Cross-Cultural, fenomena ini disebut food hybrid meski telah mengalami sejumlah modifikasi. Food hybrid sendiri merupakan persilangan 2 jenis makanan yang masih menunjukkan masing-masing karakternya [
1Fesdila. (2019, January 24). Food Hybrid, Fenomena (Baru) di Dunia Kuliner. Panganpedia. https://panganpedia.com/asal-kamu-tahu/food-hybrid-fenomena-baru-di-dunia-kuliner/
]. Dilihat dari bentuknya berupa bulatan dengan balutan kelapa parut, terlihat seperti klepon. Namun ketika digigit, terasa karakter nastarnya.Nama "nastar" sendiri berasal dari bahasa Belanda, yaitu "ananas" (nanas) dan "taart" (tart/kue). Kue ini diadaptasi dari tart nanas yang dibawa oleh bangsa Belanda ke Hindia Belanda, lalu disesuaikan dengan selera lokal.
Sedangkan, klepon adalah kue tradisional Indonesia yang terbuat dari tepung ketan, berisi gula merah, dan dibungkus dengan parutan kelapa. Sejarah kue klepon sendiri sudah ada sejak lama di Indonesia, dan menjadi bagian dari tradisi kuliner lokal.
![]() |
Mencicipi tiga butir kue nastar klepon yang ditaruh dalam lepek gelas |
Menurut Chrzan & Brett (2019), makanan adalah cultural artefact yang merekam sejarah migrasi, pertukaran, dan negosiasi identitas [
2Chrzan, J., & Brett, J. (Eds.). (2019). Food Culture: Anthropology, Linguistics and Food Studies (1st ed., Vol. 2). Berghahn Books. https://doi.org/10.2307/j.ctvw04d9k
]. Nastar klepon bukan hanya inovasi rasa, tapi juga simbol adaptasi, akomodasi, dan identitas hibrid.Di tangan kader photovoice Sanik, nastar klepon menjadi bukti bahwa kuliner adalah medan pertemuan budaya yang dinamis. Seperti udara yang diukur sensor Tim NIHR UB, silang budaya dalam makanan pun tak kasatmata, tapi selalu ada - menghubungkan masa lalu dengan kini, lokal dengan global, dalam setiap gigitan.
Di balik kesederhanaan camilan itu, tersimpan cerita soal inovasi rasa, ingatan masa kecil, hingga semangat berbagi khas warga desa yang hangat. Nastar klepon bukan sekadar kue Lebaran. Di tangan seorang kader desa yang juga pegiat photovoice, kue ini menjadi simbol kekayaan rasa, budaya, dan kreativitas lokal yang terus tumbuh. *** [200525]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar