Kamis, Juni 19, 2025

Smallanthus sonchifolius, Ubi Yakon Yang Menyehatkan

  Budiarto Eko Kusumo       Kamis, Juni 19, 2025
Deretan polibag hitam tersusun rapi di sisi halaman sebuah rumah besar berhalaman luas di Dusun Gembolo RT 06 RW 01 Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. Rumah itu, milik Pak Heri, yang kini digunakan dan difungsikan sebagai basecamp Tim Enumerator yang tengah menjalankan pendataan rumah tangga (household listing) dalam penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC).
Ketika bersama Tim NIHR (National Institute for Health and Care Research) Universitas Brawijaya (UB) mengunjungi basecamp Tim Enumerator Desa Purwodadi tersebut, perhatian saya tertuju pada tanaman yang tumbuh di polibag-polibag tersebut. Batang tanamannya silinder kehijauan, seluruh permukaannya ditutupi bulu halus, dan dibiakan dari umbinya.
“Itu ubi yakon,” ujar seorang berumur 40an tahun yang mengurusi tanaman tersebut. “Tanaman ini masih belum banyak dikenal di sini, padahal potensinya besar.”
Ubi yakon memang bukan tanaman biasa. Ia tergolong tanaman tahunan, dengan batang udara tegak yang bisa tumbuh hingga 2,5 meter. Di bawah tanah, akarnya membentuk umbi yang mirip buah - berbentuk bervariasi, berwarna krem pucat, dan saat digigit, menghasilkan rasa manis yang segar, hampir seperti pir. Itulah keistimewaan yakon: bukan hanya sumber karbohidrat, tapi juga rasa alami yang menyenangkan tanpa tambahan gula.

Tanaman ubi yakon (Smallanthus sonchifolius) dalam polibag besar berwarna hitam

Ubi yakon memiliki nama ilmiah Smallanthus sonchifolius (Poepp. & Endl.) H.Rob. Nama genus Smallanthus diambil dari nama John Kunkel Small (1869-1938) dengan kata “-anthus” yang berarti bunga.
John Kunkel Small adalah seorang ahli botani dan kurator pertama The New York Botanical Garden, sekaligus seorang ahli flora di wilayah selatan Amerika, termasuk Florida [
1Digital Commons @ USF. (n.d.). John Kunkel Small Botany Collection. Digital Commons at The University of South Florida. Retrieved June 19, 2025, from https://digitalcommons.usf.edu/kunkel/
].
Sedangkan, julukan khusus sonchifolius berasal dari bahasa Latin dari gabungan kata “sonchus” (sejenis thistle) dan “folium” (daun). Sementara itu, nama umum yakon (yacon) berasal dari kata Quechua yakku, yang berarti “berair” atau “tidak berasa”. Dalam istilah yang digunakan Lachman et. al. (2003), berarti hambar alias tidak berasa [
2Lachman, J., Fernández, E. C., & Orsák, M. (2003). Yacon [Smallanthus sonchifolia (Poepp. et Endl.) H. Robinson] chemical composition and use - a review. Plant, Soil and Environment, 49(6), 283–290. https://doi.org/10.17221/4126-pse
].
Spesies tanaman ini mula-mula diperkenalkan oleh botaniwan Jerman Eduard Friedrich Poeppig (1798–1868) dan botaniwan Austria Stephan Endlicher (1804–1849) pada tahun 1843 sebagai Polymnia sonchifolia, dan dipublikasikan dalam Nova Genera Ac Species Plantarum, Quas In Regno Chilensi Peruviano Et In Terra Amazonica: Annis MDCCCXXVII ad MDCCCXXXII (Volumen Tertium), atau Nov. Gen. Sp. Pl. (Poeppig & Endlicher) 3: 47 (1843).

Bentuk daun ubi yakon (Smallanthus sonchifolius)

Kemudian pada tahun 1978, botaniwan dan entomologis Amerika  Harold Ernest Robinson (1932-2020) merevisi dan mengklasifikasikan Polymnia sonchifolia ke dalam genus Smallanthus menjadi Smallanthus sonchifolius, dan dipublikasikan dalam Phytologia (Vol. 39), atau Phytologia 39: 51 (1978).
Selain nama ilmiah (scientific preferred name), Smallanthus sonchifolius mempunyai nama-nama umum (common names): yacon-strawberry (Inggris); yacón (Swedia); poire de terre (Prancis); aricuma, jiquimilla (Spanyol); batata-yacon, yacon (Portugis); ubi yakon (Indonesia); yacon (Tagalog); yaakon (Jepang); arboloco (Kolombia); jicama, chicama, shicama (Ekuador); llacón, yacón (Bolivia).
Ubi yakon (Smallanthus sonchifolius) termasuk dalam famili Asteraceae (suku aster-asteran), dan berasal dari wilayah Pegunungan Andes yang membentang dari Kolombia hingga Argentina barat laut. Ia tumbuh  di lingkungan subtropis dan beriklim hangat pada ketinggian 600 hingga 3500 m [
3Silva, I. F. d., Bragante, W. R., Junior, R. C. M., Laurindo, L. F., Guiguer, E. L., Araújo, A. C., Fiorini, A. M. R., Nicolau, C. C. T., Oshiiwa, M., Lima, E. P. d., Barbalho, S. M., & Silva, L. R. (2024). Effects of Smallanthus sonchifolius Flour on Metabolic Parameters: A Systematic Review. Pharmaceuticals, 17(5), 658. https://doi.org/10.3390/ph17050658
].

Seperti daunnya, batang ubi yakon (Smallanthus sonchifolius) juga berbulu halus

Smallanthus sonchifolius
(ubi yakon) merupakan herba menahun dengan tinggi 1,5 - 3 m yang terdiri dari sistem udara dengan daun lonjong dan beruas di bagian bawah, daun lonjong-lanset di bagian atas, dan daun konatus dan auriculate di bagian pangkal. 
Bunga tanaman uni yakon berwarna kuning hingga jingga cerah dan perbungaan yang terminal dengan 1 - 5 sumbu, masing-masing dengan 3 kapitula, dan, terakhir, dengan akar umbi dan sistem rimpang pendek yang terdiri dari 4 - 20 umbi akar berwarna cokelat, merah muda, ungu, atau krem ​​atau putih gading (tumbuh setinggi 50 - 100 cm) [
4Ferraz, A. P. C. R., Garcia, J. L., Costa, M. R., De Almeida, C. C. V., Gregolin, C. S., Alves, P. H. R., Hasimoto, F. K., Berchieri-Ronchi, C. B., Santos, K. C. D., & Corrêa, C. R. (2020). Yacon (Smallanthus sonchifolius) use as an antioxidant in diabetes. In Pathology (pp. 379–386). https://doi.org/10.1016/b978-0-12-815972-9.00036-6
].
Ubi yakon (Smallanthus sonchifolius) telah digunakan selama berabad-abad oleh masyarakat di wilayah Andes sebagai sumber makanan dan untuk praktik pengobatan dan kemudian praktik ini menyebar ke berbagai negara di berbagai benua.

Ribuan polibag digunakan untuk pembibitan atau pembiakan ubi yakon dengan umbinya di Dusun Gembolo RT 06 RW 01 Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi

Tanaman ini dikenal karena potensinya untuk mengatur kadar glukosa darah, membantu pencernaan, dan meningkatkan kesehatan usus secara keseluruhan. Pereira et. al. (2025) [
5Pereira, M. F., Soares, I. d. C., Cabral, M. M., de Freitas, P. A., Sousa, G. M. A., Magalhães, S. C., Carioca, A. A. F., de Oliveira, M. R. C., Magalhães, F. E. A., de Oliveira, A. C., Farias-Pereira, R., & de Oliveira, K. A. (2025). Impacts of Yacon Syrup (Smallanthus sonchifolius) on Human Health: A Systematic Review of Scientific Evidence from the Last Decade. Nutrients, 17(5), 888. https://doi.org/10.3390/nu17050888
] melaporkan bahwa akar ubi yakon atau bagian umbinya merupakan makanan kaya nutrisi dengan sifat antimikroba, antijamur, antihiperglikemik, dan antioksidan. 
Bagian tanaman ubi yakon lainnya yang juga kaya akan nutrisi dengan potensi manfaat bagi kesehatan manusia adalah daunnya. Daun ubi yakon memiliki konsentrasi tinggi mikronutrien (Fe, Zn, Mn, Cu, Co, dan Ni) dengan sifat antioksidan, sitoprotektif dan antihiperglikemik, antibakteri.
Bunga ubi yakon juga memiliki sifat antioksidan, mungkin karena kandungan senyawa fenoliknya (misalnya, mirisetin dan asam galat). Oleh karena itu, ubi yakon merupakan tanaman potensial yang baru muncul untuk nutrisi dan kesehatan manusia, dan produk umbinya dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam makanan manusia karena sifat sensorisnya. *** [190625]


logoblog

Thanks for reading Smallanthus sonchifolius, Ubi Yakon Yang Menyehatkan

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog