Minggu, Juli 20, 2025

Polypedates leucomystax, Si Kodok Bencok yang Hinggap di Jendela Rumah Paman

  Budiarto Eko Kusumo       Minggu, Juli 20, 2025
Penampakan kodok bencok di jendela rumah paman Ahad, 06/07)

Pagi yang tenang di hari Ahad (06/07) di Desa Peuteuycondong, Cianjur, disambut oleh kehadiran seekor kodok bencok yang sedang bertengger di jendela rumah paman. Pukul 06.40 WIB, sang paman yang bermukim di RT 02 RW 06, Kecamatan Cibeber, mengabadikan momen unik itu dengan mengunggah foto sang amfibi disertai captionpegangan yang kuat…”.
Kodok bencok, si katak pohon berukuran kecil hingga sedang, memang dikenal dengan kemampuannya menempel di permukaan licin. Dalam bahasa Sunda, ia disebut gedindang atau cekay, sementara di Jawa Tengah, ia lebih dikenal sebagai bencok atau perkak
Spesies ini mudah dikenali dari warna cokelatnya yang bervariasi - mulai dari pucat, kekuningan, kemerahan, hingga keabu-abuan - dengan corak berbintik atau bergaris memanjang.
Hidup di pepohonan dan sekitar permukiman, kodok ini menjadi bagian dari keseharian masyarakat pedesaan. Meski kerap dianggap biasa, kehadirannya menandakan ekosistem yang masih terjaga. 
Polypedates leucomystax (Gravenhorst, 1829) adalah nama ilmiahnya. Nama genus Polypedates berasal dari gabungan akar kata Yunani dan Latin. "Polypedates" menggabungkan "poly" (banyak) dan "ped" (kaki), merujuk pada banyaknya bantalan jari kaki yang ditemukan pada spesies katak ini. 
Sedangkan, julukan khusus leucomystax berasal dari bahasa Latin dari kombinasi kata "leuco" (putih) dan "mystax" (kumis), mengacu pada garis putih yang sering muncul di atas bibir.
Spesies kodok atau katak ini mula-mula diperkenalkan oleh ahli zoologi Jerman Johann Ludwig Christian Gravenhorst (1777-1857) pada tahun 1829 sebagai Hyla leucomystax, dan dipublikasikan dalam Deliciae Musei Zoologici Vratislaviensis. Fasciculus primus. Chelonios et Batrachia.
Kemudian pada tahun 1838, spesies Hyla leucomystax direklasifikasi ke dalam genus Polypedates menjadi Polypedates leucomystax oleh seorang naturalis Swiss Johann Jakob von Tschudi (1818-1889), dan dipublikasikan dalam Classification der Batrachier mit Berücksichtigung der fossilen Thiere dieser Abtheilung der Reptilien.
Selain nama binomial, Polypedates leucomystax mempunyai nama-nama umum (common names): common tree frog, four-lined tree frog, Java whipping frog (Inggris); kanhcheanhchek (Kamboja); katak pohon (Indonesia).
Kodok bencok (Polypedates leucomystax) termasuk dalam famili Rhacophoridae, dan daerah sebaran spesies ini adalah Bangladesh, India, Indonesia, Jepang, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam. Di Indonesia, kodok bencok ini merupakan spesies endemik di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Polypedates leucomystax (kodok bencok)  adalah katak pohon umum berukuran kecil hingga sedang, dengan panjang rata-rata jantan 50 mm dan betina 80 mm. Warnanya beragam corak cokelat, mulai dari cokelat pucat hingga cokelat kekuningan, cokelat kemerahan, cokelat keabu-abuan, atau cokelat tua. 
Di sebagian besar wilayah sebarannya, pola umum ditemukan, dan polanya bervariasi dari berbintik hingga bergaris memanjang. Bentuk polos juga terlihat, tetapi tidak terlalu umum. Namun, di Bali, bentuk yang paling umum adalah polos, tanpa pola [1].
Keberadaan Polypedates leucomystax di jendela rumah paman bukan sekadar pertemuan biasa, melainkan pengingat kecil tentang betapa alam senantiasa hadir dalam keseharian kita. 
Di balik sebutan bencok, gedindang, atau striped tree frog, tersimpan cerita tentang keharmonisan antara manusia dan biodiversitas - di mana bahkan seekor katak pohon pun bisa menjadi penghubung yang mengundang decak kagum.
Seperti pesan tersirat dari caption paman, “pegangan yang kuat…” mungkin bukan hanya tentang sang kodok yang melekat di kayu dekat kaca, tapi juga tentang bagaimana kita harus terus berpegang pada kesadaran: bahwa setiap makhluk, sekecil apa pun, punya tempat dalam lingkaran kehidupan. *** [200725]

logoblog

Thanks for reading Polypedates leucomystax, Si Kodok Bencok yang Hinggap di Jendela Rumah Paman

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog