Sabtu, September 20, 2025

Cattleya labiata, Cattleya Berwarna Rubra

  Budiarto Eko Kusumo       Sabtu, September 20, 2025
Di tengah prosesi wawancara additional piloting kuesioner COM-B yang dilakukan Ayu Aprilia Ningsih, S.Sos, suasana rumah sederhana milik Ibu Ngatinah dan Bapak Agus Halim di Jalan Katu RT 01B RW 02 No. 45, Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, terasa begitu hangat dan bersahaja. 
Di teras rumahnya, di sisi barat kiosnya, terlihat tanaman anggrek jumbo yang sedang bermekaran indah. Warnanya mencolok, merah keunguan yang memikat mata siapa saja yang lewat di depan pagar rumahnya.
Inilah Cattleya labiata var. rubra, varietas anggrek yang dikenal karena pesona bunganya yang besar dan warna-warninya yang dramatis. "Rubra" sendiri berasal dari bahasa Latin yang berarti merah, mewakili rona kuat dan elegan pada kelopaknya.

Bunga Cattleya labiata

Cattleya labiata
bukan anggrek biasa. Dijuluki Queen of the Orchids atau Ratu Anggrek, tanaman ini tidak hanya harum dan memesona, tetapi juga mampu bertahan berminggu-minggu dalam mekar penuh. Tak heran, di negara asalnya, Brasil, bunga ini dinobatkan sebagai bunga nasional - simbol keindahan dan keteguhan tropis.
Di Kepanjen yang tenang, Cattleya labiata itu seperti hadir untuk memberi jeda dalam sebuah keindahan alami yang kontras, namun serasi, dengan proses ilmiah yang tengah berlangsung di dalam rumah.
Di Indonesia, anggrek besar ini disebut dengan anggrek korsase. Sedangkan, nama ilmiahnya adalah Cattleya labiata. Nama genus Cattleya diberikan untuk menghormati Sir William Cattley (1788-1835), pelindung florikultura Inggris dan salah satu orang pertama yang memiliki koleksi anggrek eksotis yang kaya di Inggris [
1Pavone, P. (n.d.). Cattleya percivaliana. Monaco Nature Encyclopedia: Discovert the Biodiversity. Retrieved September 20, 2025, from https://www.monaconatureencyclopedia.com/cattleya-percivaliana/?lang=en
].
Sedangkan, julukan khusus labiata berasal dari bahasa Latin “labiatus, -um” (bibir), mengacu pada kelopak terbawah dari spesies tanaman ini, di mana biasanya membesar atau memiliki bentuk yang tidak biasa [
2Uyterhoeven, S. (n.d.). Crazy for Cattleyas - Plant Talk. New York Botanical Garden (NYBG). Retrieved September 20, 2025, from https://www.nybg.org/blogs/plant-talk/2013/01/gardens-and-collections/crazy-for-cattleyas/
].

Daun Cattleya labiata

Nama ilmiah Cattleya labiata pertama kali diperkenalkan oleh botanis Inggris John Lindley (1799-1865) pada tahun 1821, dan dipublikasikan dalam Collectanea Botanica; or, Figures and Botanical Illustrations of Rare and Curious Exotic Plants (Issue 1), atau Coll. Bot. (Lindley) 7: t. 33 (1821).
Selain nama binomial, Cattleya labiata mempunyai nama-nama umum (common names): autumn cattleya, corsage orchid, crimson cattleya, ruby-lipped cattleya, Brazilian cattleya (Inggris); katleya, anggrek korsase (Indonesia).
Sejarah Cattleya labiata berawal dari penemuannya di Brasil oleh William Swainson dan mekar pertama kali di Inggris pada tahun 1818 di kebun William Cattley (1788-1835). Anggrek ini, yang kemudian diberi nama Cattleya labiata oleh ahli botani John Lindley, memicu sensasi di kalangan penggemar anggrek di Eropa, menciptakan "kegilaan anggrek" yang mendorong perburuan dan impor ribuan tanaman dari hutan Brasil pada akhir abad ke-19.
Cattleya labiata adalah spesies anggrek yang besar dan mencolok, yang dapat tumbuh hingga 50 sentimeter tingginya. Anggrek ini memiliki pseudobulb, yaitu batang menebal yang menyimpan air dan nutrisi. Daunnya bertekstur kasar dan warnanya berkisar dari hijau muda hingga hijau tua.

Batang semu (pseudobulb) Cattleya labiata

Bunga Cattleya labiata menjadi daya tarik utama spesies ini. Bunganya besar dan mencolok, dengan bibir atau labellum khas yang seringkali berenda dan berwarna cerah. Warna bunganya dapat bervariasi, mulai dari merah muda, ungu, magenta, hingga putih, kuning, dan bahkan merah. Bunganya harum, terutama di malam hari, dan dapat bertahan beberapa minggu sebelum layu.
Cattleya labiata dikenal karena mekanisme reproduksinya yang unik. Bunganya diserbuki oleh lebah, yang tertarik oleh aroma dan warna cerah bunga tersebut. Serbuk sari disatukan dalam massa lilin yang disebut polinia, yang menempel pada lebah ketika hinggap di bunga. Saat lebah terbang mengunjungi bunga lain, serbuk sari diendapkan di kepala putik, yang menyebabkan pembuahan [
3Botanico Hub. (n.d.). Cattleya labiata. Botanicohub. Retrieved September 20, 2025, from https://www.botanicohub.com/plant-species/cattleya-labiata
].
Sebagian besar, Cattleya labiata berpusat pada perannya dalam hortikultura sebagai tanaman hias yang populer, khususnya untuk bunga anggreknya yang mencolok yang digunakan dalam korsase, tetapi ada sedikit data mengenai penggunaan tradisionalnya, seperti aromatik yang menyegarkan. *** [200925]


logoblog

Thanks for reading Cattleya labiata, Cattleya Berwarna Rubra

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog