Selasa, September 16, 2025

Dendrophthoe pentandra, Benalu Itu Menempel di Pohon Mangga Madu

  Budiarto Eko Kusumo       Selasa, September 16, 2025
Pernahkah Anda mendengar peribahasa “Hidup bagai akar benalu?” Peribahasa ini menggambarkan seseorang yang hidup dengan cara merugikan pihak lain. Ungkapan itu bukanlah sekadar kiasan kosong, melainkan lahir dari kenyataan biologis tentang cara hidup tanaman benalu yang menumpang dan merugikan pohon inangnya.
Di sebuah sudut teduh di tepi Kali Molek, tepatnya di halaman rumah Mama Win di RT 04A RW 04, Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, berdiri kokoh sebuah pohon mangga madu yang sudah berumur puluhan tahun. 
Mangga madu adalah jenis mangga lokal yang terkenal dengan daging buahnya yang manis dan lembut, menjadi ikon kecil yang tak tergantikan di halaman rumah itu. Kulit buahnya yang kuning kehijauan, serta ukuran pohonnya yang menjulang, membuatnya tampak menawan di antara rerimbunan tanaman lain.
Namun, ada satu pemandangan yang menarik perhatian saat saya mendampingi Tim Sosiologi Universitas Brawijaya melakukan additional piloting kuesioner COM-B di rumah Mama Win pada Kamis (11/09). Di antara cabang-cabang yang menggantung di atas Kali Molek, tampak gerombolan tanaman benalu yang menempel erat, seolah menumpang hidup di tubuh pohon mangga tua itu.

Buah benalu (Dendrophthoe pentandra)

Tanaman itu di Jawa dikenal dengan kemladean. Meski bentuknya tampak tak mengancam, benalu ini sejatinya adalah parasit sejati. Ia hidup dengan menyerap air dan nutrisi dari pohon mangga melalui alat pengisap yang disebut haustorium, yang menembus kulit dan pembuluh xilem inangnya. Struktur tubuhnya tampak rapuh. Batangnya bulat dan mudah patah, daunnya kaku dan mengilap seperti kulit, serta buahnya bulat lonjong dengan rasa sedikit manis.
Secara ekologis, keberadaan benalu menciptakan hubungan simbiosis parasitisme: benalu memperoleh kehidupan, sementara pohon mangga perlahan melemah. Fenomena ini menjadi perwujudan nyata dari peribahasa yang selama ini hanya terdengar di ruang kelas atau perbincangan santai - bahwa ada kehidupan yang hanya bisa bertahan dengan merugikan kehidupan lain.
Dan di pohon mangga madu milik Mama Win, peribahasa itu tumbuh nyata, hidup, dan menggantung di atas aliran air Kali Molek.
Tanaman benalu memiliki nama ilmiah Dendrophthoe pentandra (L.) Miq. Nama genus Dendrophthoe berasal dari bahasa Yunani dari gabungan kata “dendro” (pohon) dan “phthone” (melayu/busuk/membuang limbah),  mengacu pada kebiasaan hemi-parasitnya pada pohon [
1Siyang. (n.d.). Dendrophthoe pentandra. Uforest. Retrieved September 15, 2025, from https://uforest.org/Species/D/Dendrophthoe_pentandra.php
].

Daun benalu (Dendrophthoe pentandra)

Sedangkan, julukan khusus pentandra berasal dari bahasa Yunani dari kombinasi kata "pénte" (lima) dan "anér, andros" (jantan), mengacu pada bunga yang memiliki lima benang sari pada bunganya [
2Puccio, P. (n.d.). Ceiba pentandra. Monaco Nature Encyclopedia: Discover the Biodiversity. Retrieved September 15, 2025, from https://www.monaconatureencyclopedia.com/ceiba-pentandra/?lang=en
].
Spesies tanaman ini mula-mula diperkenalkan oleh botanis Swedia Carolus Linnaeus (1707-1778) pada tahun 1767 sebagai Loranthus pentandrus, dan dipublikasikan dalam Mantissa Plantarum: Generum Editionis VI. et Specierum Editionis II, atau Mant. Pl. 63 (1767).
Kemudian pada tahun 1856, botanis Belanda Friedrich Anton Wilhelm Miquel (1811-1871) merevisi dan mengklasifikasikan spesies Loranthus pentandrus ke dalam genus Dendrophthoe menjadi Dendrophthoe pentandra, dan dipublikasikan dalam Flora van Nederlandsch Indië (Eerste Deel), atau Fl. Ned. Ind. 1(1): 818 (1856).
Selain nama ilmiah (scientific preferred name), Dendrophthoe pentandra mempunyai nama-nama umum (common names): Malayan mistletoe, mistletoe plant (Inggris); banda-banda (Hindi); kafak mamung (Thailand); dedalu (Malaysia); benalu, kemladean (Indonesia); agoago, bogto (Tagalog); wu lan ji sheng, wu rui ji sheng (China); go shibe kisei (Jepang).

Batang benalu (Dendrophthoe pentandra)

Tanaman benalu (Dendrophthoe pentandra) termasuk dalam famili Loranthaceae, dan spesies ini berasal dari Nepal hingga Tiongkok Selatan dan Malesia Barat & Tengah. Spesies ini merupakan epifit hemiparasit dan tumbuh terutama di bioma tropis basah. Di Indonesia, sebaran benalu terdapat di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Nusa Tenggara [
3Plants of the World Online. (n.d.). Dendrophthoe pentandra (L.) Miq. . Plants of the World Online; Royal Botanic Gardens, Kew. Retrieved September 15, 2025, from https://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:548340-1
].
Dendrophthoe pentandra (benalu) merupakan semak parasit berkayu ini dapat tumbuh hingga setinggi 2 m. Batangmya berwarna keabu-abuan dan berlentisela. Daunnya tunggal tersusun berselang-seling di sepanjang cabang dan berbentuk lanset hingga elips. Helaian daun tebal dan kasar, urat daun lateral terlihat jelas dan terdapat 2 hingga 4 pasang. Panjang helaian daun sekitar 8 hingga 10 cm.
Bunga silindris terletak pada rasema aksiler dan biseksual. Mahkota bunga berwarna merah muda atau oranye dan sedikit menggembung di pangkalnya. Benang sari dan kepala putik menonjol. Buahnya beri merah yang berbulu halus atau gundul [
4NParks. (n.d.). Dendrophthoe pentandra. NParks. Retrieved September 15, 2025, from https://www.nparks.gov.sg/florafaunaweb/flora/3/3/3318
].
Benalu (Dendrophthoe pentandra) adalah tanaman semi-parasit yang dapat tumbuh pada banyak spesies tanaman inang, sehingga benalu dianggap sebagai tanaman yang kurang menguntungkan untuk tanaman hortikultura yang bernilai ekonomis.

Tanaman benalu (Dendrophthoe pentandra) yang menggelantung dari dahan pohon mangga madu di atas Kali Molek di RT 04A RW 04 Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang

Namun, menurut Awang et. al. (2023), Dendrophthoe pentandra juga dianggap sebagai tanaman obat dan digunakan dalam pengobatan tradisional dan alternatif untuk mengobati batuk, diabetes, hipertensi, dan kanker. Penelitian ilmiah juga menemukan bahwa tanaman ini memiliki potensi signifikan untuk khasiat medis seperti antioksidan, antibakteri, antikanker, antiproliferatif, antidiabetik dan antihiperglikemik, antiinflamasi, sitotoksisitas, hepatoprotektif, imunomodulator, dan antipenuaan [
5Awang, M. A., Nik Mat Daud, N. N. N., Mohd Ismail, N. I., Abdullah, F. I., & Benjamin, M. A. Z. (2023). A Review of Dendrophthoe pentandra (Mistletoe): Phytomorphology, Extraction Techniques, Phytochemicals, and Biological Activities. Processes, 11(8), 2348. https://doi.org/10.3390/pr11082348
].
Sementara itu, Degang Kong et. al. (2023) [
6Kong, D., Wang, L., Niu, Y., Cheng, L., Sang, B., Wang, D., Tian, J., Zhao, W., Liu, X., Chen, Y., Wang, F., Zhou, H., & Jia, R. (2023). Dendrophthoe falcata (L.f.) Ettingsh. and Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.: A review of traditional medical uses, phytochemistry, pharmacology, toxicity, and applications. Frontiers in Pharmacology, 14. https://doi.org/10.3389/fphar.2023.1096379
] melaporkan bahwa umumnya, tanaman ini sering dihaluskan dan dicampur dengan bahan lain untuk dijadikan teh, rebusan, atau plester untuk mengobati penyakit manusia, sementara bahan bakunya diberikan kepada ternak untuk meningkatkan pertumbuhan.
Di Indoneisa, menurut Degang Kong et. al., benalu digunakan untuk mengobati penyakit kulit, luka kecil, batuk, setelah melahirkan, dan hipertensi. Di Sulawesi, Dendrophthoe pentandra dapat digunakan untuk mengobati gondongan dan kanker. Di Kalimantan Tengah dan dispnea di Sulawesi Tenggara, Dendrophthoe pentandra dapat digunakan untuk mengobati diabetes dan tonsillitis.
Sedangkan, di beberapa daerah di Thailand, Dendrophthoe pentandra dapat digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, penyakit kronis, maupun gangguan imunologi. *** [160925]


logoblog

Thanks for reading Dendrophthoe pentandra, Benalu Itu Menempel di Pohon Mangga Madu

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog