Kamis, September 18, 2025

Mangifera indica, Mangga Si “Raja Buah” Yang Penuh Sejarah

  Budiarto Eko Kusumo       Kamis, September 18, 2025
He visits my town once a year.
He fills my mouth with kisses and nectar.
I spend all my money on him.
Who, girl, your man?
No, a mango.”
― Amir Khusrau, In the Bazaar of Love: The Selected Poetry of Amir Khusrau
Pagi itu, saat mendampingi Tim Sosiologi Universitas Brawijaya (UB) melakukan additional piloting kuesioner COM-B di Kelurahan Kepanjen, tatapan saya semula tertuju pada benalu (Dendrophthoe pentandra) yang menempel di batang pohon mangga madu yang tumbuh di tepi Kali Molek, tepat di depan rumah Mama Win. 
Tanaman parasit itu seperti mengisap perlahan-lahan kekuatan sang pohon tua. Tapi alih-alih merunduk lemas, pohon mangga itu justru tengah berbuah lebat, seolah ingin menunjukkan keteguhan hidupnya meski terus digerogoti dari dalam.
Saya melangkah lebih dekat. Ternyata bukan hanya satu, ada tiga pohon mangga yang sedang menunjukkan kemegahannya. Pohon mangga madu berdiri kokoh di muka rumah Mama Win, pohon mangga gadung menjulang di sebelah timurnya, persis di depan bengkel motor, sementara pohon mangga arum manis Probolinggo tumbuh di seberang Kali Molek. Yang satu ini masih muda, tingginya belum seberapa sehingga cukup ramah bagi saya yang ingin memotret buahnya dari jarak dekat dengan menggunakan HP Xiaomi Redmi Note.

Buah mangga arum manis Probolinggo (Mangifera indica)

Ketiga pohon itu, meski berbeda jenis, memiliki satu kesamaan: mereka semua bagian dari pohon mangga secara umum. Dalam literatur botani disebut juga sebagai raja buah-buahan (the king of fruits). Julukan ini bukan tanpa alasan. Di banyak negara Asia Selatan dan Tenggara, mangga bukan sekadar buah musiman, tetapi bagian dari kehidupan: dikonsumsi sebagai makanan pokok pelengkap, sumber gizi penting, bahkan bahan dasar dalam berbagai olahan rumah tangga dan budaya kuliner.
Pohon mangga memiliki nama ilmiah Mangifera indica L. Nama genus Mangifera berasal dari gabungan salah satu nama lokal buah tersebut, “manga” (mangga) dan kata Latin “fera, -ous” (membawa) [
1Merriam-Webster. (n.d.). Mangifera. In Merriam-Webster.com dictionary. Retrieved September 17, 2025, from https://www.merriam-webster.com/dictionary/Mangifera
]. Sedangkan, julukan khusus indica berasal dari bahasa Latin modern yang berarti “dari India,” merujuk pada asal tanaman ini dari India [
2Dictionary.com. (2018, April 6). indica Meaning . Dictionary.Com; Dictionary.com. https://www.dictionary.com/e/pop-culture/indica/
].
Nama ilmiah Mangifera indica pertama kali diperkenalkan oleh botanis Swedia Carolus Linnaeus (1707-1778) pada tahun 1753, dan dipublikasikan dalam Species Plantarum, Exhibentes Plantas Rite Cognitas, Ad Genera Relatas, Cum Differentiis Specificis, Nominibus Trivialibus, Synonymis Selectis, Locis Natalibus, Secundum Systema Sexuale Digestas. (Tomus I), atau Sp. Pl. 1: 200 (1753).

Buah mangga madu (Mangifera indica)

Selain bersinonim dengan Rhus laurina Nutt. (1838), Mangifera indica mempunyai nama-nama umum (common names): mango (Inggris); mangopuu (Finlandia); mangofrugt, mangotræ (Denmark); Mangobaum (Jerman); mangoboom (Belanda); mangue, manguier (Prancis); mango (Sapnyol); manga (Portugis); mango (Italia); embe (Swahili); manja, mangu (Arab); am, amra cuta, madhuulii (Sansekerta); anbeh (Persia); aanpa, amacura (Nepal); thayeq dhi (Myanmar); mak mouang, mwàngx (Laos); xoài (Vietnam); svaay (Kamboja); mamuang (Thailand); machang, mempelam (Malaysia); mangga (Indonesia); manga, mangang-kalabu, mangan piko (Tagalog); mi wang, máng guǒ (China); anchaa, mangou (Jepang);  mang go (Korea); mangueira (Brasil).
Pohon mangga (Mangifera indica) termasuk dalam famili Anacardiaceae, dan berasal dari Asia Selatan dan Tenggara, dan produsen utamanya adalah Tiongkok, India, Meksiko, Thailand, Indonesia, Brasil, Bangladesh, Pakistan, Filipina, Mesir, dan Nigeria.
Secara morfologi, pohon Mangifera indica (mangga) ditandai dengan pohonnya yang rimbun dan tajuknya melebar, batang berkayu kekar berwarna cokelat dengan permukaan agak kasar, serta daun tunggal berwarna hijau tua berbentuk lanset (lonjong meruncing). Buahnya memiliki bentuk lonjong dengan ujung meruncing, kulit hijau kebiruan saat matang dengan sedikit warna merah keunguan di pangkal, aroma harum, serta rasa manis yang khas.

Daun mangga arum manis Probolinggo (Mangifera indica)

Buah mangga memiliki nilai ekonomi yang besar di seluruh dunia dan sangat penting secara gizi. Efek fungsionalnya disebabkan oleh berbagai nutrisi penting dan senyawa bioaktif. Yadav & Singh (2017) [
3Yadav, D., & Singh, S. (2017). Mango: History origin and distribution. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, 6(6), 1257–1262. https://www.phytojournal.com/archives/2017/vol6issue6/PartR/6-6-82-484.pdf
] menjelaskan bahwa dalam Ramayana (karya Valmiki), buah dan pohon mangga digambarkan di banyak tempat. Pentingnya ekonomi mangga pada zaman kuno ditunjukkan oleh salah satu nama Sansekerta, am, sebagai makna alternatif dari persediaan makanan. Banyak penemuan mangga dalam arkeologi - yang paling menonjol adalah yang terdapat pada pahatan di Stupa Bharhut yang berasal dari sekitar 110 SM.
Dalam catatan perjalanan para peziarah Buddha (Fahien dan Sungyün), disebutkan bahwa sebuah kebun mangga dipersembahkan oleh Amradharika kepada Sang Buddha agar beliau dapat menggunakannya sebagai tempat peristirahatan. Alexander Agung menemukan sebuah kebun mangga yang indah di Lembah Indus pada tahun 327 SM dalam salah satu invasinya. Buah penting ini juga disebutkan dalam catatan para pelancong asing pertama ke India, misalnya, Xuanzang (Hsüantsang) (632-645 M), ibn-Haukul (902-968 M), ibn-Batuta (1325-1339 M oleh Singh, 1960; 1333-1342 M oleh Madan Gopal, 1997) dan Ludovici de Varthema (1503-1508 M). Rupanya, Hsüan-tsang adalah orang pertama yang memperkenalkan mangga kepada orang-orang di luar India.
Kaisar Mughal Babar mengakui mangga sebagai buah pilihan di India. Keturunannya membudidayakan mangga dengan mengembangkan teknik okulasi dan teknologi penanaman serta membuat koleksi varietas yang sangat besar. Akbar, kaisar Mughal (1556-1605 M) menanam di dekat Darbhanga Lakh Bagh, sebuah kebun dengan 1.00.000 pohon mangga. Penanaman besar ini dilakukan pada saat, ketika kebun-kebun besar pohon buah hampir tidak dikenal, dengan fasih membuktikan pentingnya mangga dan penghargaan yang telah lama dipegangnya di India. Charles Maries, yang mengunjungi kebun itu 300 tahun kemudian menemukan beberapa pohon itu masih dalam kondisi yang kuat. Peninggalan kebun seperti itu masih ditemukan di berbagai bagian India. Asal usul sebagian besar varietas budidaya yang ditingkatkan di India saat ini dapat ditelusuri ke masa-masa awal itu. Sejak itu, mereka telah diawetkan dalam budidaya (selama lebih dari 400 tahun) dengan proses perbanyakan vegetatif.

Batang dan cabang pohon mangga arum manis Probolinggo (Mangifera indica)

Mangga juga dikaitkan dengan Dewa Siwa, terbukti dari namanya, Amra-Tarkeshwara. Dalam literatur Sanskerta-nya, Panini, penulis tata bahasa Sanskerta, telah menggunakan nama mangga dalam berbagai konteks. Daun mangga digunakan untuk membuat hiasan di pintu masuk untuk meresmikan upacara keagamaan dan mempersembahkan air suci kepada dewa. Bunganya (manjari atau baur dalam bahasa Hindi) dipersembahkan kepada Dewa Siwa dan Dewi Saraawari. Aroma bunga mangga yang memabukkan dianggap sebagai salah satu dari lima anak panah Cupid (Dewa cinta). Kayunya dianggap suci untuk menyalakan api guna melakukan hawan dan yagya (Yajna).
Kisah buah yang lezat ini telah diabadikan oleh penyair Persia dan Ab'ul Hasan Yamīn ud-Dīn Khusrow atau Amir Khusrau (1253 – 1325 M) dalam In the Bazaar of Love: The Selected Poetry of Amir Khusrau (2011) [
4Goodreads. (n.d.). In the Bazaar of Love Quotes by Amir Khusrau. Goodreads. Retrieved September 18, 2025, from https://www.goodreads.com/work/quotes/15765044-in-the-bazaar-of-love-the-selected-poetry-of-amir-khusrau
]:
"Dia mengunjungi kotaku setahun sekali.
Dia memenuhi mulutku dengan ciuman dan madu.
Aku menghabiskan semua uangku untuknya.
Siapa, nona, pacarmu?
Bukan, mangga."
Mangga (Mangifera indica) menjadi salah satu buah terpenting di dunia karena nilai gizi dan kandungan fitokimianya yang beragam, dengan fungsi yang beragam pula. Senyawa bioaktif dalam buah mangga memberikan manfaat bagi kesehatan manusia, meskipun kandungannya bervariasi karena variasi genotipe, kondisi iklim, serta perlakuan prapanen dan pascapanen.

Batang bawah pohon mangga arum manis Probolinggo di tepi Kali Molek Kepanjen

Yahya et. al. (2023) [
5Yahia, E. M., Ornelas-Paz, J. de J., Brecht, J. K., García-Solís, P., & Maldonado Celis, M. E. (2023). The contribution of mango fruit (Mangifera indica L.) to human nutrition and health. Arabian Journal of Chemistry, 16(7), 104860. https://doi.org/10.1016/j.arabjc.2023.104860
] melaporkan bahwa buah mangga memiliki senyawa-senyawa bioaktif yang menunjukkan aktivitas antioksidan, berkontribusi pada pencegahan kanker, diabetes melitus (DM), serta penyakit kardiovaskular dan proses inflamasi. 
Efek-efek ini dikaitkan dengan aktivasi jalur pensinyalan oleh antioksidan yang mampu meregulasi ekspresi gen dan mengaktifkan molekul yang menghasilkan efek antioksidan, imunoregulasi, antiproliferatif, dan antidiabetik.
Sementara itu, Jasjit Kaur et. al. (2025) [
6Kaur, J., Kaushik, D., Kumar, M., Babagil, G. E., Amarowicz, R., Proestos, C., Oz, E., Oz, F., Esatbeyoglu, T., & Bordiga, M. (2025). Comprehensive Analysis and Characterization of Mangifera indica L. Leaf Powder. Food science & nutrition, 13(6), e70083. https://doi.org/10.1002/fsn3.70083
] menjelaskan bahwa setiap bagian pohon mangga, seperti buah, bunga, daun, batang, biji, daging buah, dan kulit, mempunyai kandungan nutrisi esensial yang dapat dimanfaatkan.

Pohon mangga arum manis Probolinggo(Mangifera indicadi tepi Kali Molek di RT 04A RW 04 Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang

Daun mangga merupakan sumber penting protein kasar, serat pangan, mineral, vitamin, dan molekul bioaktif seperti fenolik serta minyak esensial. Protein merupakan makromolekul utama yang ditemukan dalam daun mangga. Mineral seperti nitrogen, kalium, fosfor, magnesium, kalsium, natrium, sulfur, zat besi, dan vitamin (A, B, C, E) berlimpah dalam daun mangga. Untuk membantu mengatasi kekurangan pangan ternak di negara-negara terbelakang, daun mangga dapat digunakan sebagai sumber pakan alternatif bagi hewan.
Berkat sifat antioksidan dan antiinflamasinya, polifenol dalam daun mangga menunjukkan efek antiproliferatif yang ampuh melawan berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara, pankreas, kolon, dan lainnya. Xanthone mangiferin, senyawa bioaktif, terutama berkontribusi pada sifat antitumor ekstrak daun mangga. 
Ekstrak daun mangga menunjukkan aktivitas hepatoprotektif dan berperan penting sebagai agen antiobesitas. Ekstrak ini telah digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati asma, diabetes, diare, bronkitis, masalah pernapasan dan hati, skabies, sifilis, dan gangguan ginjal. *** [180925]


logoblog

Thanks for reading Mangifera indica, Mangga Si “Raja Buah” Yang Penuh Sejarah

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog