Minggu, September 14, 2025

Syzygium cumini, Pohon Duwet yang Buahnya Sedikit Sepet

  Budiarto Eko Kusumo       Minggu, September 14, 2025
Pagi itu, ketika memarkir motor di seberang Balai RW 01 Kelurahan Kepanjen untuk mendampingi kegiatan additional piloting kuesioner COM-B pada Kamis (11/09), saya melihat sebuah pohon yang tak asing di mata - namun mulai jarang terlihat di kota. Di pekarangan sempit di pinggir rel kereta api, tumbuhlah pohon duwet, berdampingan akrab dengan pohon mahoni, pepaya, karet kebo, dan mangga.
Pohonnya belum besar, batangnya pendek dan kekar, tapi bunga-bunganya bermekaran dengan aroma semerbak yang menyelinap pelan ke udara. Di antara rimbun daunnya, menggantung buah-buah duwet dalam beragam warna: hijau muda, merah keunguan, hingga hitam pekat. Warna terakhir menandakan buah itu telah matang - siap dipetik, atau jatuh begitu saja ke tanah jika tak segera dipanen.
Melihatnya, ingatan saya melompat ke masa kecil. Masa ketika musim duwet adalah musim bahagia bocah-bocah kampung. Di pasar-pasar tradisional, atau lewat tangan Pak Bon - penjaga sekolah dasar yang doyan berjualan buah musiman - duwet kerap hadir dalam conthong atau takir daun pisang. Kami menyantapnya dengan taburan garam halus, cara kuno tapi efektif untuk mengurangi rasa sepet sekaligus membuat daging buahnya terasa lebih empuk, dan uniknya setelah selesai makan, gigi kita akan berwarna keungu-unguan bila sedang tertawa.

Buah duwet (Syzygium cumini)

Pohon itu berdiri tenang, seperti menyimpan kenangan dan waktu. Mungkin tak banyak yang lagi melirik duwet, kalah pamor oleh buah-buah tropis lain yang lebih manis dan instagenik. Tapi bagi saya, aroma bunganya, warna buahnya, hingga rasa sepetnya yang khas, adalah pengingat akan masa-masa sederhana yang penuh warna.
Di Indonesia, pohon duwet mempunyai sebutan lokal di sejumlah daerah: kleng (Aceh), jambu kling, nunang (Gayo), jambu koliong (Riau), jambu kalang (Minangkabau), jamblang (Betawi, Sunda), duwet, juwet (Jawa), dhuwak, dhalas (Madura), juwet, jujutan (Bali), duwe (Bima), rappo-rappo, rapapang (Selayar), jambulan (Flores), jambulang, jambulan, jombulan, jumblang (daerah Sulawesi Utara), jambula (Ternate).
Pohon duwet memiliki nama ilmiah Syzygium cumini (L.) Skeels. Nama genus Syzygium berasal dari bahasa Yunani dari gabungan kata “sys” (bersama) dan “zygon” (kuk), , mengacu pada kelopak bunga, yang pada beberapa spesies menyatu [
1Puccio, P. (n.d.). Syzygium aromaticum. Monaco Nature Encyclopedia: Discover the Biodiversity. Retrieved September 13, 2025, from https://www.monaconatureencyclopedia.com/syzygium-aromaticum/?lang=en
].

Bunga duwet (Syzygium cumini)

Sedangkan, julukan khusus cumini berasal dari bahasa Latin “cuminum”, yang diadopsi dari bahasa Yunani “kyminon” [
2Al-Snafi, Ali Esmael. (2016). The pharmacological activities of Cuminum cyminum -A review. IOSR Journal of Pharmacy. 6 (6). 46-65. https://www.researchgate.net/publication/313742829_The_pharmacological_activities_of_Cuminum_cyminum_-A_review#:~:text=The%20word%20cumin%20was%20derived,zira)%2C%20Safed%20jiiraa%20(Safaid
], yang berarti "jintan" atau rempah-rempah, mengacu pada kualitas aromatik atau penampilan bijinya.
Spesies tanaman ini mula-mula dideskripsikan oleh botanis Swedia Carolus Linnaeus (1707-1778) pada tahun 1752 sebagai Myrtus cumini, dan dipublikasikan dalam Species Plantarum, Exhibentes Plantas Rite Cognitas, Ad Genera Relatas, Cum Differentiis Specificis, Nominibus Trivialibus, Synonymis Selectis, Locis Natalibus, Secundum Systema Sexuale Digestas. (Tomus I), atau Sp. Pl. 1: 471 (1753).
Kemudian pada tahun 1912, botanis Amerika Homer Collar Skeels (1873-1934) merevisi dan mengklasifikasikan spesies Myrtus cumini ke dalam genus Syzygium menjadi Syzygium cumini, dan dipublikasikan dalam Seeds and Plants Imported During The Period From July 1 to September 30, 1911: Inventory No. 28; Nos. 31371 to 31938. Issued September 10. 1912, atau Bull. Bur. Pl. Industr. U.S.D.A. 25: 248 (1912).

Daun duwet (Syzygium cumini)

Selain nama binomial, Syzygium cumini mempunyai nama-nama umum (common names): black plum, jambolan, jamun, Java plum (Inggris); Jambolana-Pflaumenbaum, Wachsjambose (Jerman); jamblon, jamelonier, tété négresse (Prancis); ciruelo de Java, ciruelo jambolan, guayabo pesgua (Spanyol); ameixeira-de-java, jamboleiro, jambolão, jamelão (Portugis); giambolana (Italia); jambula (Sansekerta); thabyay-hpyoo (Myanmar); va (Laos); tram moc, voi rung (Vietnam); pring bai, pring das krebey (Kamboja); kerian, kerian duat, jambu arang, kerian dot (Malaysia); jamblang, duwet (Indonesia); duhat, lomboi (Tagalog); wū mò (China); janboran, murasaki futo momo (Jepang).
Pohon duwet (Syzygium cumini) termasuk dalam famili Myrtaceae (suku jambu-jambuan), daerah sebarannya mulai dari kawasan Asia tropis dan subtropis hingga Queensland Utara. Ia gemar tumbuh di bioma tropis basah.
Syzygium cumini (duwet) adalah pohon besar yang selalu hijau dan berdaun lebat dengan kulit kayu tebal berwarna cokelat keabu-abuan, mengelupas dalam sisik kayu. Kayunya berwarna keputihan, berserat rapat dan tahan lama; menghasilkan pewarna cokelat dan semacam getah Kino.

Cabang-cabang pohon duwet (Syzygium cumini)

Daun dewasa berwarna hijau tua mengilap dengan tulang tengah berwarna kuning, daun muda berwarna merah muda, beraroma seperti terpentin. Bunga kecil, diproduksi dalam perbungaan powderpuff, harum. menua dari putih krem ​​menjadi merah muda mawar sebelum rontok.
Buah matang berwarna ungu tua memberi kesan buah pohon zaitun baik dalam berat dan bentuk dan memiliki rasa sepat. Buah ini memiliki kombinasi rasa manis, sedikit asam dan sepat dan cenderung mewarnai lidah menjadi ungu.
Untuk waktu yang lama dalam periode sejarah yang tercatat, pohon itu diketahui telah tumbuh di anak benua India, dan banyak lainnya yang berbatasan dengan wilayah Asia selatan seperti India, Bangladesh, Burma, Nepal, Pakistan, Sri Lanka dan Indonesia.

Batang bawah pohon duwet (Syzygium cumini) yang dibayangi pohon karet kebo

Di Asia selatan, pohon itu dihormati oleh umat Buddha, dan umumnya ditanam di dekat kuil Hindu karena dianggap suci bagi Dewa Krishna. Tanaman itu juga telah diperkenalkan ke banyak tempat berbeda di mana ia telah digunakan sebagai penghasil buah, sebagai tanaman hias dan juga untuk kayunya.
Selain itu, pohon duwet (Syzygium cumini) juga memiliki reputasi dapat menyembuhkan sejumlah penyakit. Dalam pengobatan Ayurveda, biji, daun dan kulit batangnya mempunyai kegunaan tradisional.
Bijinya telah digunakan untuk mengobati Madhumeha (diabetes), sedangkan kulit batangnya diindikasikan untuk Atisara (diare), Raktapitta (gangguan pendarahan). Sementara itu, buahnya direkomendasikan untuk mengatasi obesitas, gangguan menstruasi, keputihan, dan pendarahan internal. Rebusan buah, biji, dan daunnya digunakan untuk mengobati diare, dan kulit batangnya sebagai astringen [
3Pundarikakshudu, K., Patel, M. G., & Shah , P. A. (2023). Chapter 2 - An overview of some Indian vegetables, fruits, and spices effective in diabetes and metabolic disorders: Current status and future scenarios. In M. Naeem & T. Aftab (Eds.), Antidiabetic Medicinal Plants: Applications and Opportunities (pp. 75–139). Academic Press. https://doi.org/10.1016/B978-0-323-95719-9.00004-5
].
Penelitian sebelumnya dari Ayyanar & Subash-Babu (2012) [
4Ayyanar, M., & Subash-Babu, P. (2012). Syzygium cumini (L.) Skeels: a review of its phytochemical constituents and traditional uses. Asian Pacific journal of tropical biomedicine, 2(3), 240–246. https://doi.org/10.1016/S2221-1691(12)60050-1
] melaporkan bahwa tabib medis tradisional di Madagaskar telah menggunakan biji duwet selama beberapa generasi sebagai inti dari terapi yang efektif untuk menangkal dampak diabetes yang melemahkan secara perlahan.
 
Pohon duwet (Syzygium cumini) yang tumbuh di pinggir rel sepur di Jalan Banurejo RT 05 RW 01 Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang

Ekstrak biji digunakan untuk mengobati pilek, batuk, demam dan masalah kulit seperti ruam dan mulut, tenggorokan, usus dan ulkus saluran genitourinari (terinfeksi oleh Candida albicans) oleh penduduk desa Tamil Nadu.
Dalam pengobatan Unani berbagai bagian duwet bertindak sebagai tonik hati, memperkaya darah, memperkuat gigi dan gusi dan membentuk lotion yang baik untuk menghilangkan infeksi kurap di kepala.
Sedangkan, aktivitas farmakologis duwet menurut Ayyanar & Subash-Babu adalah antioksidan, antiinflamasi, neuropsiko-farmakologis, antimikroba, antibakteri, anti-HIV, antileishmanial dan antijamur, pemulungan oksida nitrat, pemulungan radikal bebas, antidiare, antifertilitas, anoreksigenik, gastroprotektif dan anti-ulserogenik. *** [130925]


logoblog

Thanks for reading Syzygium cumini, Pohon Duwet yang Buahnya Sedikit Sepet

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog