Di halaman depan rumah di Solo, berdiri kokoh beberapa pohon mlanding yang tumbuh subur dari pot besar peninggalan almarhumah mertua. Meski tak ditanam di tanah langsung, pohon ini menjulang tegak, ranting-rantingnya rindang, dan bunganya yang putih bersih merekah dengan anggun di sela-sela daun hijau muda yang lebat. Buahnya pun bergerombol, menjuntai yang siap panen.
Pohon mlanding, atau di Indonesia umumnya dikenal dengan petai cina, memang bukan tanaman hias pada umumnya. Tapi kehadirannya membawa kehangatan nostalgia dan manfaat yang tak terhitung bagi masyarakat, terutama di daerah seperti Solo.
Buah mudanya, yang disebut kepek, kerap dijadikan bahan sayur pecel ndeso lengkap dengan sambal wijen yang khas. Sementara biji tua mlanding jadi pelengkap dalam trancam, gudangan, hingga botok yang dijual di pasar tradisional maupun warung makan kampung.
Tak hanya buahnya yang berguna, daun mlanding juga dikenal sebagai pakan unggulan bagi para peternak kambing di pinggiran kota. Daunnya yang kaya nutrisi disukai ternak, membantu pertumbuhan dan kesehatan hewan-hewan peliharaan mereka.
![]() |
| Bunga mlanding (Leucaena leucocephala) |
Namun, di balik manfaatnya, mlanding juga dikenal sebagai tanaman invasif. Ia tumbuh cepat dan tak pilih tempat - pinggir jalan, lahan kosong, tepi sungai hingga batas hutan - semua bisa dikuasainya. Dalam banyak kasus, ia bahkan menghambat pertumbuhan tanaman lain di sekitarnya.
Meski begitu, di halaman rumah mertua itu, mlanding hadir sebagai penanda kasih sayang yang tumbuh, bukan sekadar pohon liar. Ia menjadi saksi bisu kehidupan, kuliner, dan tradisi yang terus bersemi di tengah kota Solo.
Pohon mlanding memiliki nama ilmiah Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit. Nama genus Leucaena berasal dari bahasa Yunani “leukainein” yang berarti membuat putih, menjadi putih, dari kata dasar “leukos” yang berarti putih [
1Merriam-Webster. (n.d.). Leucaena. In Merriam-Webster.com dictionary. Retrieved September 10, 2025, from https://www.merriam-webster.com/dictionary/Leucaena
], merujuk pada perbungaan putih tanaman tersebut.Sedangkan, julukan khusus leucocephala bahasa Yunani dari gabungan kata “leukos” dan “cephal” (kepala). Layaknya nama genusnya, nama spesies ini juga merujuk pada bunga-bunga keputihan yang dihasilkan pohon ini setiap musim semi, tetapi juga mengacu pada fakta bahwa bunga-bunga tersebut berkelompok atau "kepala" di sekeliling pohon [
2Friedman, M., Andreu, M., & Northrop, R. J. (2022, January 7). Leucaena leucocephala, White Leadtree. Ask IFAS - Powered by EDIS. https://edis.ifas.ufl.edu/publication/FR367
].![]() |
| Buah mlanding (Leucaena leucocephala) yang masih muda |
Spesies tanaman ini mula-mula dideskripsikan oleh hli biologi Prancis Jean-Baptiste Pierre Antoine de Monet de Lamarck (1744-1829) pada tahun 1783 sebagai Mimosa leucocephala, dan dipublikasikan dalam Encyclopédie Méthodique. Botanique (Tome Premier), atau Encycl. [J. Lamarck & al.] 1(1): 12 (1783).
Kemudian pada tahun 1961, botanis Belanda Hendrik Cornelis Dirk de Wit (1909-1999) merevisi dan mengklasifikasikan Mimosa leucocephala ke dalam genus Leucaena menjadi Leucaena leucocephala, dan dipublikasikan dalam TYPIFICATION AND CORRECT NAMES OF ACACIA VILLOSA WILLD. AND LEUCAENA GLAUCA (L.) BTH, aau Taxon 10: 54 (1961).
Selain nama binomial, Leucaena leucocephala mempunyai nama-nama umum (common names): white leadtree, white popinac, jumbie bean, wild tamarind (Inggris); witte mimosa (Belanda); cassie blanc, faux mimosa, graines de lin (Prancis); guaje, huaxyacac, peladera (Spanyol); krathin, to-bao (Thailand); petai belalang, ipil-ipil (Malaysia); petai cina, lamtoro, mlanding (Indonesia); ka-thum' théét (Kamboja); keo dâu, bo chét (Vietnam); yin he huan (China); ipil-ipil (Tagalog); kunai (Papua Nugini).
Pohon mlanding (Leucaena leucocephala) termasuk dalam famili Fabaceae (suku polong-polongan), dan daerah asal spesies ini adalah Meksiko dan Amerika Tengah [
3Sharma, P., Kaur, A., Batish, D. R., Kaur, S., & Chauhan, B. S. (2022). Critical Insights Into the Ecological and Invasive Attributes of Leucaena leucocephala, a Tropical Agroforestry Species. Frontiers in Agronomy, 4. https://doi.org/10.3389/fagro.2022.890992
]. Ia gemar tumbuh di bioma beriklim tropis kering.![]() |
| Batang mlanding (Leucaena leucocephala) |
Leucaena leucocephala (mlanding) merupakan pohon atau semak kecil yang ditandai dengan batang abu-abu dan retak, cabang tanpa duri, dan daun majemuk menyirip ganda. Bunganya berkembang menjadi kepala (capitulum) berwarna putih atau krem, dan menghasilkan buah polong cokelat pipih yang berisi biji ovoid.
Di pedesaan Jawa (Indonesia), pohon mlanding umumnya dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan kayu bakar maupun kuliner. Selain itu, Leucaena leucocephala (mlanding) juga mempunyai berbagai manfaat pengobatan tradisional.
Chowtivannakul et. al. (2016) [
4Chowtivannakul, P., Srichaikul, B., & Talubmook, C. (2016). Antidiabetic and antioxidant activities of seed extract from Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit. Agriculture and Natural Resources, 50(5), 357–361. https://doi.org/10.1016/j.anres.2016.06.007
] melaporkan bahwa mlanding (Leucaena leucocephala) memiliki khasiat obat yang mengendalikan penyakit lambung, memperlancar aborsi, dan melancarkan kontraksi, serta sering digunakan sebagai pengobatan alternatif dan komplementer untuk diabetes.Ekstrak daun dan bijinya memiliki aktivitas antioksidan dan antidiabetik. Ekstrak daunnya mengandung 2-(H)-benzofuranon-5, 6, 7, 7a-tetrahidro-4, 4, 7a-trimetil sebagai komponen utamanya.
![]() |
| Pohon mlanding (Leucaena leucocephala) |
Ekstrak air yang berasal dari biji rebusnya dikonsumsi secara oral untuk mengobati diabetes tipe-2. Ekstrak biji Leucaena leucocephala menghambat peningkatan kadar glukosa darah dan lipid, tetapi meningkatkan jumlah pulau pankreas. Lebih lanjut, fraksi aktif dari biji Leucaena leucocephala telah dilaporkan memiliki aktivitas antidiabetik.
Sementara itu, Azizul et. al. (2020) [
5Azizul, N. H., Salim, R. J. M., Ramly, F., Noh, M. F. M., Ahmad, N. I., & Li, R. (2020). Health benefits of Leucaena leucocephala Seeds: A scoping review Protocol. American Journal of Biomedical Science & Research, 10(5), 499–501. https://doi.org/10.34297/ajbsr.2020.10.001559
] menguraikan bahwa mlanding (Leucaena leucocephala) disebut sebagai pohon ajaib karena manfaatnya yang sangat besar. Tanaman ini digunakan sebagai pakan ternak, kayu dan makanan manusia. Ruminansia yang diberi Leucaena leucocephala mengalami peningkatan produksi susu dan menunjukkan pertambahan berat badan hidup yang sangat tinggi. Hampir semua bagian tanaman digunakan sebagai makanan manusia. Buah polong muda dimasak sebagai sayuran dan biji panggang digunakan sebagai pengganti kopi di Filipina.
Tanaman ini memiliki beberapa fitokimia yang berkontribusi terhadap potensi nutrasetikalnya, seperti antidiabetik, antikanker dan antimetastatik, antibakteri dan antihelmintik. *** [100925]





Tidak ada komentar:
Posting Komentar