![]() |
| Webinar Series "Menumbuhkan Motivasi dari Dalam untuk Atasi Masalah Sampah" (Jumat, 19/09) |
Jumat sore ini (19/09), saya berkesempatan mengikuti sebuah webinar yang penuh inspirasi dan refleksi, yaitu Green Guardians Learning Series dengan tema “Menumbuhkan Motivasi dari Dalam untuk Atasi Masalah Sampah.”
Kegiatan ini diselenggarakan secara daring melalui Zoom dan didukung oleh Yayasan Bakti Barito, serta dihadiri oleh 48 peserta dari berbagai pulau di Indonesia, khususnya para tenaga pendidikan yang menjadi garda depan dalam transformasi perilaku masyarakat.
Dalam webinar ini, hadir dua narasumber utama yang membagikan wawasan mendalam: Yoni Nurdiansyah (Direktur Eksekutif Bakti Barito–STiR Programme Indonesia) dan Anilawati Nurwakhidin (staf Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi/YPBB). Keduanya mengajak peserta untuk melihat persoalan sampah bukan hanya sebagai isu teknis, tetapi juga sebagai tantangan perubahan perilaku yang mendalam.
Dari Sampah ke Psikologi: Menyelami Akar Perubahan
Yang menarik perhatian saya secara khusus adalah paparan dari Yoni Nurdiansyah, yang membahas pendekatan motivasi intrinsik berdasarkan pemikiran Daniel H. Pink - penulis buku terlaris Drive: The Surprising Truth About What Motivates Us (2011).
Dalam bukunya yang telah diterjemahkan ke dalam 42 bahasa dan terjual jutaan eksemplar, Daniel H. Pink menyatakan bahwa motivasi manusia di abad ke-21 tidak lagi efektif bila hanya didasarkan pada sistem hadiah dan hukuman, atau yang biasa dikenal dengan pendekatan “stick and carrot.”
Pendekatan tersebut memang cocok untuk pekerjaan mekanis pada abad ke-20, tetapi tidak memadai untuk persoalan yang kompleks, kreatif, dan membutuhkan keterlibatan pikiran seperti halnya perubahan budaya membuang sampah.
Sebagai gantinya, Pink memperkenalkan konsep Motivasi 3.0, yakni sistem motivasi berbasis kebutuhan intrinsik manusia. Ada tiga elemen utama dalam pendekatan ini:
Otonomi (Autonomy) – Keinginan untuk mengarahkan hidup sendiri, termasuk dalam memilih perilaku dan kebiasaan.Penguasaan (Mastery) – Dorongan untuk terus berkembang dan menjadi lebih baik dalam hal-hal yang dianggap penting.Tujuan (Purpose) – Hasrat untuk melakukan sesuatu yang memiliki makna dan dampak bagi sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri.
Yoni menekankan bahwa prinsip-prinsip ini bisa menjadi kerangka kerja yang sangat relevan dalam upaya mengatasi masalah sampah. Perubahan tidak bisa hanya mengandalkan peraturan dan larangan, melainkan harus dibangun dari kesadaran dan dorongan pribadi.
“Kita harus mulai menanamkan kepada siswa dan masyarakat bahwa menjaga lingkungan bukan sekadar kewajiban, tapi bagian dari jati diri dan tujuan hidup,” ujar Yoni dalam sesi presentasinya.
Perspektif Lapangan: Perubahan yang Dimulai dari Komunitas
Sementara itu, Anilawati Nurwakhidin dari YPBB memberikan perspektif praktis dari lapangan. Ia menjelaskan bagaimana pendekatan yang mengedepankan keterlibatan komunitas dan perubahan perilaku jangka panjang jauh lebih efektif daripada sekadar kampanye sesaat.
Menurutnya, banyak komunitas yang telah berhasil menurunkan volume sampah rumah tangga secara drastis karena mempraktikkan zero waste lifestyle dan memilah sampah sejak dari sumber. Namun, kunci dari keberhasilan tersebut adalah kesadaran pribadi dan rasa kepemilikan terhadap lingkungan, yang tumbuh karena pendekatan berbasis motivasi intrinsik.
Menyemai Harapan, Menumbuhkan Gerakan
Webinar ini bukan hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membangkitkan semangat dan harapan. Di tengah tantangan besar seperti darurat sampah nasional, para pendidik dan pelaku komunitas diingatkan bahwa solusi sesungguhnya tidak semata-mata soal teknologi atau kebijakan, tetapi juga tentang cara kita memahami manusia dan apa yang mendorongnya untuk berubah.
Dengan dukungan dari Yayasan Bakti Barito, Green Guardians Learning Series menghadirkan ruang pembelajaran yang inklusif dan penuh makna. Saya merasa beruntung bisa menjadi bagian dari 48 peserta dari berbagai pulau yang mendapatkan inspirasi baru tentang bagaimana menyentuh hati, bukan hanya mengubah perilaku.
Karena pada akhirnya, perubahan yang paling tahan lama adalah perubahan yang datang dari dalam diri. *** [190925]


Tidak ada komentar:
Posting Komentar