Minggu, Oktober 05, 2025

Ganesha Cup 2: Merawat Warisan, Menempa Juara di Aula SMAN 1 Sumberpucung

  Budiarto Eko Kusumo       Minggu, Oktober 05, 2025
Suasana riuh rendah menyelimuti SMA Negeri 1 Sumberpucung selama dua hari, Sabtu dan Ahad (04-05/10). Sorak-sorai penyemangat, tepukan gemuruh, dan instruksi wasit bersahut-sahutan memecah kesunyian. Sekolah tersebut sedang menjadi tuan rumah hajatan bergengsi: Kejuaraan Pencak Silat Antar Pelajar Se-Malang Raya “GANESHA CUP 2” yang digelar di Aula Graha SMALOKA.
Event kolaborasi antara Pemkab Malang, Dinas Pendidikan, Dispora, IPSI, dan Atibrata Kumara, dengan dukungan penuh dari BPJS Ketenagakerjaan, RS WAVA Husada, dan PMI ini, bukan sekadar ajang adu fisik. Ia adalah bukti nyata gelora semangat generasi muda dalam melestarikan warisan budaya bangsa. 
Ganesha Cup 2 merupakan kelanjutan dari kesuksesan edisi pertama, dan antusiasme tahun ini bahkan melampaui ekspektasi. Dari sekitar 700 pesilat di tahun sebelumnya, jumlah peserta melonjak drastis menjadi sekitar 1020 pesilat yang datang dari berbagai penjuru, seperti Pamekasan, Surabaya, Pasuruan, Malang Raya, Kediri, dan lain-lain.

Kejuaraan Pencak Silat Antar Pelajar Se-Malang Raya “GANESHA CUP 2” yang digelar di Aula Graha SMALOKA SMAN 1 Sumberpucung, Kabupaten Malang

Keragaman itu tak hanya terlihat dari asal daerah, tetapi juga dari rentang usia peserta. Mulai dari anak-anak TK (Pra-Usia Dini) hingga pelajar SMA/Sederajat (Remaja), bahkan dari pondok pesantren dan klub prestasi, semuanya berkumpul dengan satu semangat, yaitu menunjukkan keindahan dan kekuatan pencak silat dalam tujuh kategori yang dipertandingkan, mulai dari tanding, jurus tunggal, hingga jurus berkelompok.
Di tengah hiruk-pikuk kejuaraan ini, seorang murid kelas 2 MI Mambaul Ulum Sepanjang, Gondanglegi, yang juga berlatih di Pencak Silat Pagar Nusa Padepokan Harimau NU itu, ikut bertanding dan mengharukan terukir di Gelanggang 1, pada hari kedua, Ahad (05/10). 
Seorang anak tersebut bernama Yaslam Hyuga Anantasena, dengan seragam pencak silatnya yang rapi, tampil tenang. Dia adalah putra dari Penanggung Jawab (Pj)  PTM Puskesmas Gondanglegi, Ilham Tri Wicaksa, A.Md.Kep., yang mengajak saya untuk menyaksikan langsung pertandingan sang buah hati.

Siswa kelas 2 MI Mambaul Ulum Sepanjang yang berlatih di Pencak Silat Pagar Nusa Padepokan Harimau NU unjuk kebolehan dalam seni bela diri pencak silat

Dengan fokus yang tajam, Yaslam, yang bertanding pada kategori Jurus Tunggal IPSI Tangan Kosong Putra Usia Dini 1, menapaki lapangan pertandingan. Di bawah sorak sorai penonton dan tatapan penuh harap kedua orang tuanya, ia mulai menggerakkan tubuhnya. Setiap gerakan pencak silatnya dilakukan dengan seni dan ketenangan yang mengagumkan untuk usianya. Ekspresinya yang kalem seakan mencerminkan filosofi mendalam dari seni bela diri yang diusungnya.
Seperti yang pernah diungkapkan oleh legenda bela diri kungfu, Bruce Lee, “Bagi saya, aspek luar biasa dari seni bela diri terletak pada kesederhanaannya. Cara yang mudah juga merupakan cara yang benar, dan seni bela diri bukanlah sesuatu yang istimewa; semakin dekat dengan jalan seni bela diri yang sejati, semakin sedikit pemborosan ekspresi yang ada.”
Ketenangan dan efisiensi gerak Yaslam di atas gelanggang seakan menjadi perwujudan nyata kata-kata bijak tersebut. Tidak ada gerakan yang berlebihan, hanya esensi murni dari disiplin yang telah ia pelajari. Hasilnya, melalui sistem penilaian berbasis aplikasi yang transparan - di mana skor dapat dipantau langsung di layar TV di setiap gelanggang - Yaslam berhasil meraih gelar Juara 3.

Usai terima medali dan sertifikat kejuaraan, siswa kelas 2 Mambaul Ulum Sepanjang berpose dengan kedua orangtuanya

Kemenangan Yaslam, dan puluhan pesilat lainnya di Ganesha Cup 2, adalah lebih dari sekadar medali. Ini adalah tentang pelestarian. Di era modern ini, kejuaraan seperti ini adalah wahana yang menyegarkan, menjaga agar pencak silat - sebuah warisan budaya yang kaya dengan nilai disiplin, sportivitas, tanggung jawab, dan persaudaraan - tidak tergerus zaman. 
Ia menjadi wadah yang sehat, terarah, dan kompetitif untuk menyalurkan potensi pelajar, mengajarkan bahwa kemenangan sejati terletak pada proses, disiplin, dan penghormatan kepada lawan.
Ganesha Cup 2 telah usai, tetapi semangatnya terus bergema. Ia bukan hanya tentang siapa yang terkuat atau tercepat, tetapi tentang bagaimana generasi muda kita belajar untuk bergerak dengan sederhana, benar, dan penuh makna, membawa warisan leluhur menuju masa depan yang gemilang. *** [051025]


logoblog

Thanks for reading Ganesha Cup 2: Merawat Warisan, Menempa Juara di Aula SMAN 1 Sumberpucung

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog