Kamis, Oktober 16, 2025

Menyelami Keunikan Tahu Walik di Sela-Sela Pelatihan Enumerator

  Budiarto Eko Kusumo       Kamis, Oktober 16, 2025
Ketika sesi Baseline Survey – Enumerator Training yang digelar di Ballroom Grand Miami Hotel memasuki waktu ishoma (istirahat, sholat, makan) pada Selasa (14/10) atau hari pertama training, suasana yang sebelumnya dipenuhi diskusi dan canda para peserta perlahan berganti dengan deretan hidangan menggugah selera. 
Di antara beragam sajian makan siang yang disediakan oleh pihak hotel, saya tertatik untuk menyantap satu menu ringan yang tersaji di meja sisi utara ballroom - tepat di dekat irisan buah segar - yaitu tahu walik.
Tampilan tahu yang garing kecokelatan ini tampak sederhana, namun aroma khasnya memikat indera penciuman sejak awal. Saya pun mengambil beberapa potong tahu walik yang tersaji rapi, lengkap dengan pilihan saus sambal dan saus tomat di sisi nampan.
 
Penampakan tahu walik dengan garnish berupa irisan kol dan selada ala chef Grand Miami Hotel Kepanjen

Cocolan pertama membawa sensasi renyah dari kulit tahu yang digoreng kering, berpadu dengan rasa gurih dan kenyal dari isian daging ayam berbumbu yang menggoda. Gigitan berikutnya semakin memperjelas keistimewaan jajanan khas Banyuwangi ini, yakni kombinasi tekstur dan rasa yang seimbang, menjadikannya camilan yang tak hanya mengenyangkan, tapi juga menghibur lidah.
Nama "tahu walik" sendiri berasal dari kata walik yang dalam bahasa Jawa berarti terbalik. Sesuai namanya, tahu ini memang dibalik - bagian dalamnya dikeluarkan lalu dijadikan kulit luar, kemudian diisi ulang dengan adonan ayam dan tepung, lalu digoreng hingga kering. Teknik unik ini menciptakan pengalaman makan yang berbeda dari tahu biasa.
Tak hanya memanjakan lidah, tahu walik juga membawa cerita panjang dari sejarah tahu itu sendiri. Tahu, atau doufu dalam bahasa Mandarin, berasal dari Tiongkok dan diperkirakan telah ada sejak Dinasti Han (206 SM - 220 M).
 
Saus sambal dan tomat untuk cocolan tahu walik

Ditemukan secara tidak sengaja oleh Liu An, seorang juru masak istana, tahu kini menjadi salah satu sumber protein nabati terbaik yang dikenal luas, termasuk di Indonesia.
Kehadiran tahu walik dalam sesi pelatihan ini seolah menjadi pengingat akan kekayaan kuliner lokal yang patut diapresiasi. Di tengah padatnya materi dan diskusi pelatihan, camilan khas Banyuwangi ini menjadi penyegar, baik bagi perut maupun semangat. 
Rasanya yang gurih, teksturnya yang renyah, serta asal-usulnya yang menarik menjadikan tahu walik bukan sekadar kudapan biasa, melainkan simbol betapa Indonesia menyimpan banyak kelezatan yang lahir dari kearifan lokal.
Dengan dua buah tahu walik yang saya nikmati siang itu, saya tidak hanya terasa enak, tapi juga “terisi” - oleh rasa, cerita, dan kebanggaan akan kekayaan kuliner Nusantara. *** [161025]


logoblog

Thanks for reading Menyelami Keunikan Tahu Walik di Sela-Sela Pelatihan Enumerator

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog