Selasa, Oktober 14, 2025

Sangketan: Si Liar yang Kaya Manfaat dari Halaman Rumah

  Budiarto Eko Kusumo       Selasa, Oktober 14, 2025
Saat menjelang siang yang menyengat di Dusun Krajan 2 RT 14 RW 02, Desa Sepanjang, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, saya berkunjung ke rumah salah satu pasien kontrol, pemilik usaha “Dua Putri Laundry.” 
Dalam kesederhanaan halaman rumah yang teduh di bawah rindangnya pohon rambutan (Nephelium lappaceum), pandangan tertuju pada sekelompok bunga kecil berwarna putih yang tumbuh bergerombol di bawahnya. 
Bunga itu tampak begitu kontras namun harmonis dengan latar menghijau di antara rerumputan yang berada di sekelilingnya. Tumbuhan itulah yang dikenal sebagai sangketan. Di Indonesia, ada juga yang menyebutnya dengan buntut tikus, ekor anjing, tusuk konde, bandotan lombok, tlale gajah, maupun uler-uleran.
Tak banyak orang memperhatikan tanaman ini. Ia kerap tumbuh liar di pematang sawah, ladang, atau pekarangan rumah  - seringkali dianggap sebagai gulma, terutama di lahan pertanian tebu atau sawah. 
Namun di balik penampilannya yang sederhana, Heliotropium indicum L., nama ilmiah dari sangketan, ternyata menyimpan kekayaan biologis dan sejarah penggunaan tradisional yang luar biasa.

Bunga sangketan (Heliotropium indicum)

Mengikuti Matahari
Nama genus Heliotropium berasal dari bahasa Yunani dari gabungan kata “helios” (matahari) dan “tropein” (berbalik atau berputar). Nama ini mencerminkan kebiasaan unik tanaman ini, yakni bunga dan daunnya cenderung menghadap ke arah datangnya cahaya matahari. 
Sedangkan, julukan khusus “indicum” yang menyertainya berasal dari bahasa Latin “indicus, -a, -um”, merujuk pada India sebagai salah satu wilayah di mana tanaman ini pertama kali dikenal, meskipun beberapa ahli, seperti Waterhouse (1993), meyakini sangketan berasal dari Amerika Tropis.
Tanaman ini pertama kali diklasifikasikan secara ilmiah oleh botanis Swedia Carolus Linnaeus (1707-1778) pada tahun 1753, dan dipublikasikan dalam karya monumentalnya: Species Plantarum, Exhibentes Plantas Rite Cognitas, Ad Genera Relatas, Cum Differentiis Specificis, Nominibus Trivialibus, Synonymis Selectis, Locis Natalibus, Secundum Systema Sexuale Digestas. (Tomus I).

Daun sangketan (Heliotropium indicum)

Si Liar yang Berkhasiat
Sangketan adalah herba tahunan atau menahun yang dapat tumbuh tegak hingga 1,5 meter. Batangnya berbulu dan bercabang, daunnya kasar berbentuk lanset hingga lonjong, dan bunganya kecil berwarna putih atau ungu muda yang bergerombol dalam susunan spiral unik menyerupai ekor kalajengking - oleh karena itu, dalam bahasa Inggris ia dikenal sebagai scorpion weed. Tanaman ini memiliki aroma yang agak menyengat, sebuah ciri khas yang mudah dikenali.
Namun, di balik tampilannya yang dianggap remeh, sangketan menyimpan segudang manfaat medis dan nilai etnobotani yang telah dimanfaatkan berbagai budaya di dunia. Menurut Sarkar et al. (2021), tanaman ini digunakan secara tradisional untuk berbagai pengobatan: dari menyembuhkan luka, menurunkan demam, mengobati infeksi mata, hingga gangguan menstruasi dan penyakit kulit.
Berbagai senyawa aktif seperti tanin, saponin, steroid, minyak atsiri, glikosida, serta alkaloid pirolizidin (seperti heliotrin dan indicine N-oxide) telah diidentifikasi dari tanaman ini, yang menunjukkan aktivitas antiinflamasi, antiseptik, penyembuhan luka, antikanker, bahkan antikatarak.

Tanaman sangketan (Heliotropium indicum) di Jalan Ahmad Yani, Dusun Krajan 2 RT 14 RW 02 Desa Sepanjang, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang

Kaya Tradisi dan Cerita Rakyat
Di Bangladesh, rebusan daun dan akarnya digunakan untuk mengatasi cacar air, gatal parah, dan nyeri sendi. Di India, sangketan digunakan untuk mengobati gigitan ular dan infeksi kulit. Di Jamaika dan Filipina, infus bunga digunakan untuk menangani gangguan menstruasi dan batu ginjal. 
Bahkan, di beberapa tempat seperti Thailand, tanaman ini digunakan sebagai metode sterilisasi alami. Penggunaannya yang luas dan bervariasi menunjukkan bahwa sangketan bukanlah sekadar gulma biasa, melainkan tumbuhan obat yang memiliki peran penting dalam pengobatan tradisional global.
Di Indonesia sendiri, sangketan memiliki beberapa nama lokal, seperti buntut tikus, ekor anjing, atau bandotan lombok. Meski namanya terdengar sederhana, manfaatnya tidak kalah dengan tanaman herbal yang lebih populer. Rebusan daunnya kerap digunakan sebagai obat sariawan atau tapal untuk luka ringan.

Membaca Ulang yang Terlupakan
Melihat sangketan tumbuh bebas di bawah pohon rambutan di halaman rumah Sunarmi pada Senin (13/10) pagi itu, saya menyadari bahwa banyak hal berharga yang tersembunyi di sekitar kita. Tanaman yang dulu mungkin sering dicabut dan dibuang, ternyata menyimpan potensi kesehatan yang luar biasa.
Barangkali sudah saatnya kita memandang ulang tanaman-tanaman liar di sekitar kita - karena bisa jadi, seperti sangketan, mereka adalah apotek hidup yang menunggu untuk dikenal kembali. *** [141025]


logoblog

Thanks for reading Sangketan: Si Liar yang Kaya Manfaat dari Halaman Rumah

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog