Minggu, Juli 27, 2025

Ficus tinctoria, Amplas Taiwan Yang Menawan

  Budiarto Eko Kusumo       Minggu, Juli 27, 2025
Koleksi tanaman di Swara Alam Café, Kepanjen, tak pernah habis untuk dikagumi. Setelah sebelumnya penulis mengulas tentang pohon rukem (Flacourtia rukam) dan saeng simbur (Desmodium unifoliolatum), kali ini perhatian tertuju pada salah satu tanaman yang tak kalah memesona, yaitu amplas Taiwan. 
Di balik kesederhanaan namanya, tanaman ini menyimpan daya tarik yang kuat, terutama di mata para pecinta bonsai. Bentuk daunnya yang tebal dan mengilap, dipadu dengan ranting-ranting rapat serta batang yang memberi kesan tua alami, menjadikan tanaman ini sangat ideal untuk dibentuk menjadi bonsai. Tak heran jika kehadirannya di antara koleksi Swara Alam Café menambah nuansa eksotis dan artistik di sudut-sudut kafe yang menyatu dengan alam.

Buah amplas Taiwan (Ficus tinctoria)

Di Indonesia, tanaman ini memiliki berbagai sebutan lokal seperti kijajawo, pereng, atau panggang, khususnya di daerah Jawa. Namun apa pun namanya, satu hal yang pasti: keindahan amplas Taiwan mampu menghadirkan harmoni antara seni dan alam dalam satu tampilan yang memikat.
Tanaman amplas Taiwan memiliki nama ilmiah Ficus tinctoria G.Forst. Nama genus Ficus berasal dari bahasa Latin “ficus” (ara) [
1Merriam-Webster. (n.d.). Ficus. In Merriam-Webster.com dictionary. Retrieved July 27, 2025, from https://www.merriam-webster.com/dictionary/ficus
], dan julukan khusus tinctoria berasal dari bahasa Latin “tinctorius” (pewarnaan) [
2Merriam-Webster. (n.d.). Tinctorial. In Merriam-Webster.com dictionary. Retrieved July 27, 2025, from https://www.merriam-webster.com/dictionary/tinctorial
], mengacu pada penggunaan yang dilakukan dalam pekerjaan pewarnaan [
3Speranza, J., Miceli, N., Taviano, M. F., Ragusa, S., Kwiecień, I., Szopa, A., & Ekiert, H. (2020). Isatis tinctoria L. (Woad): A Review of its Botany, Ethnobotanical Uses, Phytochemistry, Biological Activities, and Biotechnological Studies. Plants (Basel, Switzerland), 9(3), 298. https://doi.org/10.3390/plants9030298
], seperti menghasilkan pewarna merah pada kain.
Nama ilmiah Ficus tinctoria diperkenalkan oleh seorang naturalis Jerman Johann Georg Adam Forster (1754-1794) pada tahun 1786, dan dipublikasikan dalam Florulae Insularum Australium: Prodromus, atau Fl. Ins. Austr. 76 (1786).

Batang, ranting, dan daun amplas Taiwan (Ficus tinctoria)

Selain bersinonim dengan Ficus swinhoel King, Ficus tinctoria mempunyai nama-nama umum (common names): humped fig tree, fig (Inggris); plaksa (Sansekerta); mai-hai (Myanmar); hai (Laos); sung bau, sung bui (Vietnam); krang, sai-dam, hai (Thailand); ara bareteh, sinu (Malaysia); amplas Taiwan (Indonesia); baleting-bato, kalanawy (Tagalog); liang liao rong (China); tagataga (Papua Nugini); mati (Samoa).
Amplas Taiwan (Ficus tinctoria) termasuk dalam famili Moraceae (suku ara-araan). Tumbuhan ini berasal dari bioma beriklim tropis basah dengan sebaran  mulai dari anak benua India, China bagian selatan, Asia Tenggara, Papua Nugini hingga Austarlia bagian utara.

Tanaman amplas Taiwan (Ficus tinctoria) di Swara Alam Cafe, Desa Kedungpedaringan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang

Ficus tinctoria
(amplas Taiwan) adalah pohon cemara yang dapat tumbuh hingga setinggi 10 meter. Daunnya berbentuk lonjong hingga elips, bertekstur kasar, dan tersusun berselang-seling pada batang. Tanaman ini menghasilkan bunga kecil berwarna kuning kehijauan yang diikuti oleh buah berwarna merah atau ungu. Buahnya yang masih muda berwarna hijau, dan saat matang, warnanya berubah dari oranye menjadi merah atau ungu. Buahnya tumbuh di ketiak daun.
Amplas Taiwan (Ficus tinctoria), selain menjadi primadona dalam dunia bonsai, juga dikenal sebagai ara pewarna, memiliki beragam manfaat medis dalam pengobatan tradisional. Berbagai bagian tanaman, termasuk kulit kayu, daun, dan akar, diyakini memiliki khasiat antipiretik, antiinflamasi, dan antimikroba. Tanaman ini juga digunakan untuk mengobati berbagai penyakit seperti lemas pascapersalinan, patah tulang, diare, dan menoragia.
Seluruh tanaman amplas Taiwan memiliki khasiat antioksidan, antuulkus dan antidiabetes [
4Ibrahim, M. A., & Zakaria, N. H. (n.d.). Pharmacology of Ficus: A review. IIUM Repository (IRep), 1–34. Retrieved July 27, 2025, from http://irep.iium.edu.my/97176/20/Dr.%20Mai%20formatted.pdf
]. Sementara itu di India, menurut Singh & Sharma (2023) [
5Singh, B., & Sharma, R. A. (2023). Updated review on Indian Ficus species. Arabian Journal of Chemistry, 16(8), 104976. https://doi.org/10.1016/j.arabjc.2023.104976
], rebusan daunnya digunakan sebagai tonik untuk kelemahan setelah melahirkan serta jus dan daun tanaman tersebut dimanfaatkan untuk mengatasi di bagian perawat tulang yang patah. *** [270725]


logoblog

Thanks for reading Ficus tinctoria, Amplas Taiwan Yang Menawan

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog