Data Badan Kesehatan Dunia, WHO (2007) mencatat sekitar satu juta balita meninggal setiap tahun akibat penyakit yang disebut Invasive Pneumoccoccal Disease (IPD). Sekitar tiga perempat kasus tersebut tersebar di 15 negara berkembang, dan Indonesia berada di peringkat ke-6 dengan enam juta kasus, artinya tiga balita per jamnya di Indonesia meninggal karena penyakit ini.
Penyakit ini cukup berbahaya karena tidak jarang menyebabkan kematian pada anak balita. Orang tua hendaknya waspada terhadap bahaya serangan penyakit IPD karena dapat mengancam nyawa, terutama pada anak di bawah usia 2 tahun.
Apa itu Penyakit Pneumkokus?
Penyakit pneumokokus terdiri atas meningitis (radang selaput otak), septicemia (keracunan darah), bakterimia pneumonia (infeksi darah), dan otitis media (infeksi telinga), yang disebabkan oleh bakteri streptococcus pneumoniae. Beberapa di antara penyakit ini bisa serius, terutama jika terjadi pada anak-anak.
Pneumokokus meningitis ini bisa berakibat fatal dan setengah dari mereka yang bisa bertahan hidup akan memiliki cacat permanen seperti tuli, kerusakan otak, atau kelumpuhan.
Pneumonia Pneumokokus ini lebih serius daripada jenis pneumonia yang lain, dan sering menyebabkan anak harus masuk rumah sakit. Gejala yang harus diwaspadai adalah demam, batuk, bernafas cepat. Gejala lain di antaranya sakit dada, mual, muntah, sakit kepala, kelelahan, menggigil, dan nyeri otot.
Pneumokokus Otitis Media merupakan jenis infeksi telinga yang sangat umum terjadi pada anak-anak. Hal ini tentu sangat menyusahkan bagi mereka maupun keluarga. Gejala yang ditimbulkan di antaranya rasa sakit, hidung beringus, batuk iritabilitas, gelisaf, nafsu makan yang buruk, terus menerus menangis, diare dan muntah.
Bagaimana anak saya tertulas penyakit pneumokokus?
Bakteri yang menyebabkan pneumokokus tinggal di tenggorokan dan rongga hidung setiap anak yang sehat. Bakteri ini dapat ditularkan dari anak-anak lain yang mendrita infeksi pneumokokus, di kelompok bermain atau penitipan bayi.
Bagaimana mencegah penyakit pneumokokus?
Jika diidentifikasi lebih awal, dan jika pasien diberikan perawatan yang tepat, sebenarnya infeksi pneumokokus bisa diobati. Secara khusus, pneumokokus otitis media umumnya bisa diobati dengan antibiotic. Namun, saat ini terjadi peningkatan resistensi bakteri terhadap antibiotic, sehingga para dokter lebih mengutamakan pencegahan terhadap penyakit daripada pengobatan.
Bagaimana saya bisa melindungi anak saya dari penyakit pneumokokus?
Vaksinasi terhadap infeksi pneumokokus sekarang telah tersedia di hampir 90 negara di dunia, dan telah menjadi bagian dari jadwal imunisasi di lebih dari 20 negara di antaranya (termasuk Amerika Serikat dan kebanyakan negara Eropa Barat).
Vaksin sangat berhasil dalam mengurangi jumlah kasus penyakit pneumokokus. Vaksinasi memang tidak dapat melindungi anak dari semua infeksi pneumokokus, namun setidaknya akan melindungi anak dari timbulnya gejala yang lebih serius.
Telah tersedia juga di Indonesia, vaksin konjugat pneumokokus, dan telah direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk diberikan kepada bayi usia 2, 4, dan 6 bulan.
Keuntungannya, vaksin pneumokokus dapat diberikan secara bersamaan dengan vaksin anak lainnya.
Siapa yang paling berisiko tertular penyakit pneumokokus?
Anak-anak kecil (kurang dari dua tahun) dan orang tua adalah yang paling rentan tertular penyakit pneumokokus, sehingga dalam kondisi tertentu mereka sangat membutuhkan perlindungan. ***
Sumber:
Brosur dari GSK (Glaxo Smith Kline)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar