Di sela-sela mengurusi The Study of the Tsunami Aftermath and Recovery (STAR) di Aceh, saya diajak oleh teman-teman dari Himpunan Psikologi Indonesia Wilayah DKI Jakarta (HIMPSI Jaya) bertandang ke Dayah Jabal Nur Jadid yang berada di Desa Meurandeh, Kecamatan Lembah Sabil, Kabupaten Aceh Barat Daya, Provinsi Aceh, pada Sabtu (10/01/2009).
Kunjungan itu dalam rangka melaksanakan kegiatan sosial di dayah atau pondok pesantren tersebut. Teman-teman psikolog dari HIMPSI Jaya pada saat itu tengah berkiprah dalam “Pemulihan Kesehatan Mental Keluarga Pasca Tsunami dan Konflik” di Aceh pasca Tsunami.
Berpose dengan santriwan/santriwati Dayah Jabal Nur Jadid Abdya (Foto: 10/01/2009) |
Kegiatannya yang berkolaborasi dengan Terre des Hommes Jerman itu mengenai Program Mental Health bagi keluarga pasca Tsunami atau Konflik yang dianggap sebagai survivor (orang yang selamat dari bencana). Program Mental Health pada prinsipnya berfokus pada dua dimensi: kesehatan dan dukungan psikososial.
Secara keseluruhan program Mental Health dibangun dengan tiga metode yaitu intervensi berbasis pada Pusat Pelayanan Psikologis di Aceh Barat Daya (Abdya), intervensi berbasis komunitas melalui program outreach di barak-barak pengungsian dan home visit serta intervensi berbasis media komunikasi massa.
Community group meeting di dayah (Foto: 10/01/2009) |
Kegiatan sosial itu juga terkait dengan kunjungan supervisi dari perwakilan Terre des Hommes Jerman Chris Hartmann ke Sekretariat HIMPSI Jaya di Blangpidie, Abdya. Kebetulan Sekretariat STAR dengan HIMPSI Jaya hanya berjarak sekitar 2 kilometer di Blangpidie. Karena sudah saling akrab, maka saya diajak ke Dayah Jabal Nur Jadid dalam satu mobil.
Tiba di dayah disambut oleh ulama pimpinan dayah dengan diiringi sejumlah santrinya. Kemudian mereka duduk di meja yang telah disediakan bersama pimpinan dayah. Acara dipusatkan di aula dayah yang terbuka.
Bersalaman dimulai dari santriwati dan diteruskan oleh santriwan (Foto: 10/01/2009) |
Mengawali acara disampaikan oleh pimpinan dayah dengan mengucapkan selamat datang kepada tamunya dan beberapa patah kata sambutan serta diteruskan dengan sambutan dari Dra. Tri Iswardani, M.Si dari HIMPSI Jaya.
Lalu diadakan community group meeting dengan para ustadz dan santri. Community group meeting merupakan strategi yang baik dalam melakukan pendekatan kesehatan jiwa. Hal ini juga agar supaya suasana dialog itu menjadi cair atau tidak tegang.
Asesmen terhadap santriwan/santriwati bersama psikolog Mukhtar Maulana (Foto: 10/01/2009) |
Setelah itu diisi dengan pertunjukan dari para santri dayah. Dari lantunan ayat suci, puisi hingga memperagakan sebuah fragmen ceritera dalam sebuah drama. Kebetulan besok dalam dua hari (11-12/01/2009) digelar acara Lomba Hifzul Qur’an Tilawah dan Drama di Dayah Jabal Nur Jadid.
Usai pementasan, dilanjutkan dengan sambutan Chris Hartmann dari Terre des Hommes Jerman. Meski banyak santrinya yang tidak paham dengan yang diomongkan dalam bahasa Inggris, namun santri-santri tampak senang. Karena jarang ada bule yang berkunjung ke dayah ini. Kemudian mereka pun bersalaman satu per satu.
In-depth interviewing dengan santriwan/santriwati dayah secara informal (Foto: 10/01/2009) |
Lalu, acara dilanjutkan dengan asesmen oleh psikolog Mukhtar Maulana yang didampingi Tri Iswardani. Para santri diajak ngobrol dulu kemudian disuruh menggambar sesuka hatinya. Kertas, pensil maupun pensil warna telah disiapkan oleh HIMPSI Jaya. Para santri di sini umumnya berasal dari korban akibat situasi konflik di Aceh.
Sementara itu, saya melakukan in-depth interviewing secara informal untuk menggali pengalaman mereka tatkala terjadi tsunami, mengingat saya saat itu sedang terlibat dalam penelitian STAR di mana terdapat beberapa instrumennya yang mengarah kepada post traumatic disorder symptoms.
Menjelang dhuhur, acara pun berakhir. Kami berpamitan dan kembali ke Blangpidie. Dalam perjalanan pulang di dalam mobil, saya sempat bertukar pikiran dengan Chris Hartmaan perihal psikologis santri saat in-depth interviewing. Siapa tahu terjalin penelitian antara STAR, HIMPSI Jaya, dan Terre des Hommes. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar