Selang sehari pasca Pilot Test Education Gouvernance-National Partnership for Education Study - Analytical Capacity Development Partnership [ACDP 042] di Kota Magelang, saya diikutkan training untuk penelitian Insight for Small Medium Enterprise’s in Indonesia di Kantor Regional Economic Development Institute (REDI) Surabaya, pada Sabtu (24/01/2015).
Training ini diadakan oleh International Finance Corporation (IFC) untuk Human Centered Design Facilitator (HCDF). Human Centered Design (HCD) adalah sebuah pendekatan untuk mendesain produk yang berfokus pada manusia atau pengguna. Dalam HCD itu ingin melihat sebuah produk atau servis sesuai dengan kebutuhan, kebiasaan, dan kapabilitas manusia.
Sales menyusun barang dari gudang masuk ke dalam mobil box |
Dalam HCD dimulai dengan memahami orang-orang terlebih dahulu dan mengetahui apa kebutuhannya. Untuk dapat memahami orang atau pengguna bisa dilakukan observasi terlebih dahulu. Dalam pendekatan HCD dilakukan iterasi-iterasi agar dapat mencapai apa yang dibutuhkan oleh pengguna.
Dalam siklus iteratif HCD itu terdapat 4 aktivitas, yaitu observation, idea generation, prototyping, dan testing. Namun karena personil REDI yang di-hire oleh IFC itu sebagai Fasilitator HCD maka fokus aktivitas berada pada observasi dan in-depth interviewing.
Ada 4 orang yang disertakan dalam penelitian IFC tersebut, dan saya mendapat enumeration area (EA) di daerah Sepanjang (Kabupaten Sidoarjo) dan Kabupaten Gresik. Target respondennya merupakan retailer (pengecer) dalam skala kecil, menengah dan grosir di PT Borwita Citra Prima, Surabaya, sebuah perusahaan distributor barang-barang konsumen dengan fokus regional di Indonesia timur.
Mobil box parkir di depan deretan ruko dan sales menata barang ke troli agar mudah mengangkut ke pelanggan |
Kerja lapangan berlangsung selama 4 hari, dari tanggal 26 sampai dengan 29 Januari 2015. Setiap hari, saya dipandu oleh sales Borwita. Sehingga, tiap pagi saya harus selalu berada di gudang Borwita yang berada di daerah Sepanjang, Kabupaten Sidoarjo.
Saya berangkat dengan sales tersebut, dan akan diturunkan di sebuah toko yang ada di dalam list langganan Borwita. Hari pertama, saya diantar ke sebuah toko kategori medium di daerah Sinuningrat, Tegan, Taman, Kabupaten Sidoarjo.
Di toko itu, saya melakukan in-depth interviewing dengan pemiliknya. Mulai dari sejarah berdiri toko itu, terus berlangganan ke Borwita dan cara berkomunikasinya, pola pembayaran ke sales, akses ke perbankan, dan lain-lain.
Hari kedua, saya berkesempatan melakukan in-depth interviewing sebuah Wholesaler. Pertanyaannya sama dengan hari pertama, termasuk cara memanajemen stock barangnya. Kemudian pada hari ketiga, saya melakukan observasi sales Borwita, dari mulai menyusun barang ke dalam mobil box hingga mengantar sampai kepada langganannya.
Sales agak kesulitan manakala trotoarnya agak tinggi dan tidak rata |
Hari ketiga itu, saya berangkat bertiga dalam satu mobil box. Saya duduk dibagian kiri dekat dengan jendela mobil. Tengahnya adalah sales, dan sebelah kanan adalah sopir mobil box. Dalam observasi itu, saya juga membuat catatan-catatan lapangan perihal observasi tersebut, seperti troli untuk mengangkat barat menuju ke toko/outlet langganan di dalam deretan pertokoan di Kawasan perdagangan di Gresik.
Dalam antar barang ke pelanggan itu, sales biasanya sekalian meminta uang bagi yang membayar cash tapi ada juga menagih uang kepada pelanggan bagi yang bayar dengan sistem tenggang waktu. Dari Gresik, sales akan menuju ke Lamongan, namun saya tidak ikut ke Lamongan.
Saya terus dijemput oleh Koordinator Penelitian dari IFC untuk kembali ke Surabaya. Esok harinya, saya melakukan wawancara dengan pemilik toko kelas medium di dekat Medaeng. Pemiliknya adalah wanita setengah baya namun ulet dalam berdagang. Seperti biasa, pertanyaan dimulai dengan sejarah perjalanan toko itu. Di sini, umumnya responden akan berceritera jatuh bangunnya toko.
Selain itu mereka ambil barang dagangan apa hanya dengan satu distributor atau beberapa distributor? Omset, dan akses ke perbankan dalam mengembangkan usahanya itu. Usai wawancara, biasanya saya akan diam sesaat di toko itu sambil melihat interaksi antara penjual dan pembelinya.
Pulang dari fieldwork, saya langsung membuat laporan. Saya akan menuliskan hasil in-depth interviewing dan observasi kepada Koordinator Lapangan IFC. Karena dikuatin dalam observasi pada pelaksanaan penelitian Insight for Small Mediun Enterprise’s in Indonesia ini, maka saya banyak menampilkan catatan-catatan di lapangan secara runut, agar Koordinator Penelitian IFC mudah mencerna dan memahami laporan yang saya buat. Kebetulan saya familiar dengan penelitian kualitatif, jadi dalam membuat laporannya tidak terlalu sulit.
Setelah “dipinjamkan” REDI kepada Koordinator Penelitian IFC, saya kembali mendapat tugas untuk menyiapkan penelitian Mid-Term Performance of USAID/Indonesia’s PRIORITAS Program yang akan digelar mulai awal bulan depan. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar