Rabu, September 13, 2023

Pachystachys coccinea, Bunga Lolipop Merah Menyala

  Budiarto Eko Kusumo       Rabu, September 13, 2023
Bulan Juli yang lalu, saya telah menulis tanaman bunga lolipop kuning (Pachystachys lutea) yang berada di Taman Contong Kepanjen, dan bulan ini kebetulan saya melihat bunga lolipop merah yang berada di Jalan Sidoluhur, Dusun Lemah Duwur RT 07 RW 01 Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, tepatnya di depan rumah H. Fauzan.
Ada tujuh bunga yang sedang mekar dalam tanaman setinggi 2 meter itu. Warnanya merah menyala, yang mengundang perhatian setiap mata yang melihatnya. Ia ditanam di luar pagar rumah, di bawah pohon mangga gadung yang mepet selokan.

Bunga lolipop merah (Pachystachys coccinea)

Nama ilmiah dari tanaman bunga lolipop merah ini adalah Pachystachys coccinea (Aubl.) Nees. Nama genus Pachystachys berasal dari bahasa Yunani dari gabungan kata “pachys” (besar atau tebal) dan “stachys” (paku). Ini mengacu pada jenis perbungaan tanaman tersebut. Sedangkan, nama spesiesnya, coccinea, berasal dari bahasa Latin “coccineus, a, um” (merah tua), yang merujuk pada warna bunganya [
1Puccio, Pietro (Text) & Beltramini, Mario (English Translation). Pachystachys coccinea. Retrieved from https://www.monaconatureencyclopedia.com/pachystachys-coccinea/?lang=en
].
Spesies Pachystachys coccinea mula-mula dijelaskan secara ilmiah pada tahun 1775 oleh Jean Baptiste Christophore Fusée Aublet (1720-1778) sebagai Justicia coccinea dalam Histoire des plantes de la Guiane Françoise : rangées suivant la méthode sexuelle, avec plusieurs mémoires sur différens objects intéressans, relatifs à la culture & au commerce de la Guiane Françoise, & une notice des plantes de l'Isle-de-France. Tome Premier, atau Hist. Pl. Guiane 1: 10 (1775) [
2https://www.ipni.org/n/50530-1
].
Fusée Aublet adalah seorang apoteker, penjelajah, ahli taman dan ahli botani Prancis yang merupakan salah satu penjelajah botani paling awal di Amerika Selatan dan pelopor etnobotani. Saat masih kecil, Jean Aublet melarikan diri dari rumahnya di Prancis selatan, dia menaiki kapal Spanyol dan menjadi asisten apoteker di Granada. Di sini ia menghabiskan waktu satu tahun mempelajari tanaman obat sebelum dilacak oleh orang tuanya dan diwajibkan kembali ke Prancis [
3https://plants.jstor.org/stable/10.5555/al.ap.person.bm000000295
].

Tanaman bunga lolipop merah (Pachystachys coccinea)

Kemudian pada tahun 1847, spesies ini direvisi dan dikelompokkan ke dalam genus Pachystachys menjadi  Pachystachys coccinea oleh Christian Gottfried Daniel Nees von Esenbeck (1776-1858), seorang filsuf alam, dokter dan ahli botani Jerman, dalam Prodromus systematis naturalis regni vegetabilis, sive, Enumeratio contracta ordinum generum specierumque plantarum huc usque cognitarium, juxta methodi naturalis, normas digesta, atau Prodr. [A. P. de Candolle] 11: 319 (1847) [
4Pachystachys coccinea (Aubl.) Nees in GBIF Secretariat. GBIF Backbone Taxonomy. Checklist dataset https://doi.org/10.15468/39omei accessed via GBIF.org on 2023-09-11.
].
Selain nama ilmiah, spesies Pachystachys coccinea memiliki nama umum (common names) di sejumlah negara. Brazilian plume, cardinal’s guard, red shrimp plant (Inggris); rote dickähre (Jerman), carmantine rouge (Prancis), camarão-escarlate, camarão-vermelho (Portugal-Brasil), coral (Kuba), black stick (Trinidad dan Tobago), dan bunga lolipop merah (Indonesia).
Bunga lolipop merah (Pachystachys coccinea) merupakan semak asli Amerika Selatan yang termasuk dalam famili Acanthaceae. Daunnya sederhana berbentuk lonjong dan bracht bunga berturut-turut saling tumpang tindih.

Brachts bunga lolipop merah (Pachystachys coccinea)

Bunganya yang merah cerah atau merah tua terletak pada paku terminal yang mencolok. Keindahan bunga ini merarik kupu-kupu maupun serangga lainnya untuk membantu penyerbukan. Bunganya yang merah menyala akan memberikan semburan warna fantastis yang dapat mengubah lingkungan taman atau pekarangan, menjadi ruang yang semarak dan indah.
Kebanyakan orang  mengenal tanaman bunga lolipop merah sebagai tanaman hias yang menawan. Belum banyak literatur yang membahas mengenai kegunaan tanaman Pachystachys coccinea dalam kajian etnobotani yang mengarah kepada farmakologi.
Ada sebuah penelitian yang diketuai oleh Dra. Wiwied Ekasari (1998) [
5Wiwied Ekasari, NIDN. 0022016902 and Bambang Prajogo, Drs. MS. and Aty Widyawaruyanti, Dra and Abdul Rahman, Drs., M.Si. and Sukardiman, NIDN. 0001096305. (1998). UJI ANALGETIKA EKSTRAK DAUN PRONOJIWO (PACHYSTACHYS COCCINEA) DENGAN METODE WRITHING TEST. UNIVERSITAS AIRLANGGA, Surabaya. Retrieved from https://repository.unair.ac.id/41833/
] dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang berjudul Uji Analgetika Ekstrak Daun Pronojiwo (Pachystachys coccinea) Dengan Metode Writhing Test, yang membuktikan bahwa semua fraksi daun Pachystachys coccinea mempunyai efek analgetika dan ekstrak metanol daun Pachystachys coccinea mempunyai potensi analgetika (obat penghilang nyeri) yang lebih kuat dibandingkan dengan ekstrak lainnya dari tanaman yang sama. *** [130923]


logoblog

Thanks for reading Pachystachys coccinea, Bunga Lolipop Merah Menyala

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog