Halaman Balai Desa Sepanjang, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, memiliki lahan yang cukup luas. Di dekat kolam di bawah pohon beringin, sisi barat Pendopo Balai Desa, tumbuh terong-terongan yang buahnya sedang menguning. Sementara yang tumbuh di depan Pendopo Balai Desa sisi pojok timur, buahnya terlihat masih hijau.
Sepintas buah terong-terongan ini mirip dengan pokak. Konon, buah terong-terongan yang masih muda tergolong beracun. Warnanya hijau dan keras ketika belum matang. Namun, ketika telah berubah menjadi kuning-oranye terang dan berdaging ketika matang, buah tersebut dapat dimakan. Burung-burung juga menggemari buahnya yang sudah matang dan banyak biji tersebut.
Saya melihat tanaman terong-terongan ini ketika menghadiri Skrining Modifiable Risk Factor Sebagai Predicting Factor Terhadap Peluang Terjadinya Stroke Pada Populasi Usia Produktif dan Usia Lanjut di Desa Sepanjang, sebuah kegiatan pengabdian masayarakat dari Program Studi Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (PS Neurologi FKUB) di Pendopo Balai Desa Sepanjang, pada Sabtu (23/09) yang lalu.
Terong-terongan (Solanum diphyllum): buah, daun, dan bunga |
Tanaman terong-terongan ini memiliki nama ilmiah Solanum diphyllum L. Nama genus Solanum berasal dari bahasa Latin “solamen” (menghibur atau menenangkan). Alternatif etimologisnya adalah kata Latin “sol” (matahari), mengacu pada tanaman ini yang menggemari sinar matahari [
1http://www.stuartxchange.org/Amatillo
].Sedangkan, julukan khusus diphyllum berasal dari bahasa Yunani “ di- + -phyllon” (dua daun), mengacu pada susunan daun dari tanaman terong-terongan, yang tumbuh berpasangan dari satu tunas, atau bifoliat [
2Merriam-Webster. (n.d.). Diphylla. In Merriam-Webster.com dictionary. Retrieved September 29, 2023, from https://www.merriam-webster.com/dictionary/Diphylla
].Spesies Solanum diphyllum dideskripsikan secara ilmiah pertama kali oleh Carolus Linnaeus (1707-1778), seorang ahli botani Swedia, pada tahun 1753 dalam Species plantarum: exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, nominibus trivialibus, synonymis selectis, locis natalibus, secundum systema sexuale digestas. Tomus I, atau Sp. Pl. [Linnaeus] 1: 184 (-185) (1753) [
3https://www.ipni.org/n/285209-2
].Buah terong-terongan (Solanum diphyllum) yang sudah masak/matang |
Nama umum (common names) dari tanaman terong-terongan (Solanum diphyllum) adalah twoleaf nightshade, twinleaf nightshade (Inggris), miltomate, tsakam tsabalté (Spanyol), jurubeba (Portugis), huang guo long kui (China), cà hai lá (Vietnam), terong-terongan (Indonesia), amatillo, tomatilo (Mexico) [
4Solanum diphyllum L. in GBIF Secretariat. GBIF Backbone Taxonomy. Checklist dataset https://doi.org/10.15468/39omei accessed via GBIF.org on 2023-09-23.
, 5Kermath, Brian & Bennett, Bradey & M Pulsipher, Lydia. (2014). Food Plants in the Americas: A Survey of the Domesticated, Cultivated, and Wild Plants Used for Human Food in North, Central, and South America and the Caribbean. https://www.researchgate.net/publication/263888295_Food_Plants_in_the_Americas_A_Survey_of_the_Domesticated_Cultivated_and_Wild_Plants_Used_for_Human_Food_in_North_Central_and_South_America_and_the_Caribbean
, 6Sahu, R., Dubey, S., Singh, A., & Singh*, A. (2015). Solanum diphyllum L.: A New Record for the State of Uttar Pradesh, India with a Special Focus on Leaf Architecture, Morphology Of Bark and Seedling. Annals of Plant Sciences, 4(05), 1092-1095. Retrieved from https://www.annalsofplantsciences.com/index.php/aps/article/view/190
, 7http://www.epharmacognosy.com/2022/06/solanum-diphyllum.html
, 8Silalahi, Marina and Mustaqim, Wendy A (2021) Tumbuhan Berbiji di Jakarta Jilid 2 : 100 Jenis-Jenis Nonpohon Terpilih. UKI Press, Jakarta. ISBN 978 623 7256 58 8 http://repository.uki.ac.id/6489/1/TumbuhanberbijidiJakartaJilidII.pdf
].Di Indonesia sendiri, tanaman terong-terongan mempunyai nama lokal berdasarkan daerahnya. Lempeni (Trenggalek), je’-buje’en (Sumenep), dan terong-terongan (Jawa Tengah) [
9Hariri, Muhammad R., and Arifin S. D. Irsyam. "Catatan Tentang Solanum Diphyllum L. (Solanaceae) Ternaturalisasi di Pulau Jawa." Al-Kauniyah, vol. 11, no. 1, 2018, pp. 25-32, doi:10.15408/kauniyah.v11i1.5448.
]. Orang Aceh menyebutnya boh karieng [10https://peakd.com/colorchallenge/@nyakaziz/colorchallenge-tuesdayorange-boh-karieng
].Tanaman terong-terongan (twoleaf nightshade) termasuk dalam famili Solanaceae yang sebaran aslinya berasal dari Meksiko hingga El Salvador ini, dinaturalisasi dan dibudidayakan di tempat lain di belahan dunia.
Bunga terong-terongan (Solanum diphyllum) |
Solanum diphyllum (terong-terongan) merupakan semak sekitar 1 m. Batang masih muda biasanya hijau dan seringkali keunguan. Daun berpasangan, daun mayor lebih besar terlebar di bagian tengah dan daun minor ke atas panjang serta lebar. Dari karakteristik khas daunnya ini, tanaman terong-terongan dikatakan bifoliat (mempunyai dua daun).
Bunga di ketiak daun bagian atas, berwarna putih. Kelopak bungan warna hijau dengan cuping 5 helai. Mahkota bunga menyatu di pangkal membentuk tabung, dan benang sari dengan kepala berwarna kuning.
Buah beri berbentuk bulat, hijau dan berubah menjadi kuning hingga oranye dan berdaging saat matang. Bijinya kecil-kecil dan banyak.
Tanaman terong-terongan (Solanum diphyllum) |
Di sampiing dibudidayakan sebagai tanaman hias, dalam sejumlah kajian etnobotani diketahui bahwa tanaman terong-terongan (Solanum diphyllum) dapat dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional.
Di India, suku Kanikkar menggunakan bijinya untuk mengobati cacingan. Kemudian di Uttar Pradesh, India, buah-buahan digunakan sebagai tonik dan pencahar, untuk meningkatkan nafsu makan, dan untuk pengobatan asma dan penyakit kulit. Buah hijau dihaluskan dan dioleskan pada kurap. Biji kering digoreng dengan minyak dan diminum sebagai vermifuge [
11Singh, P., Singh, P., & Singh, M. (2019). Taxonomic revision and ethno-medicinal practices of wild species of Solanum L. in eastern Uttar Pradesh, India. Annals of Plant Sciences, 8(7), 3567-3582. doi:https://doi.org/10.21746/aps.2019.8.7.1
].Selain itu, temuan dalam penelitian Fatima Hamada et. al (2010) [
12Hamada, Fatma & Hamed, Arafa & Sheded, Mohamed & Shaheen, Abdel. (2010). MACRO, MICRO-MORPHOLOGICAL AND BIOACTIVITY ASPECTS OF NATURALIZED EXOTIC SOLANUM DIPHYLLUM L. Al-Azhar Bull. Sci. (ISCAZ 2010). (March, 2010): pp. 175-206. https://www.academia.edu/1566141/Macro_micro_morphological_and_bioactivity_aspects_of_Solanum_diphyllum_L
] dari Aswan University, Mesir, menjelaskan bahwa ekstrak metanol akar, pucuk dan buah Solanum diphyllum menunjukkan penurunan viabilitas sel dengan cara yang bergantung pada konsentrasi dan aktivitas yang kuat terhadap berbagai garis sel karsinoma (sel kanker payudara, usus besar dan hepatoma) dengan efek yang relatif ringan pada garis sel normal. Oleh karena itu dapat memiliki efek yang relatif ringan pada garis sel normal, dan ini berpotensi memiliki efek anti kanker. *** [300923]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar