Rabu, Maret 13, 2024

Phyllanthus acidus, Cermai Yang Buahnya Berasa Asam

  Budiarto Eko Kusumo       Rabu, Maret 13, 2024
Berada di pinggir selokan, tepat di depan lokasi giat Posyandu Lasegia Sumberpucung, tumbuh sebatang pohon cermai atau ceremai. Pohonnya yang terletak disebelah utara pagar semen pendek yang ditanami bayam potong berdaun besar (Amaranthus hybridus), sedang berbuah tapi belum tua.
Sepintas, pohon cermai mirip dengan pohon belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi), batangnya lurus bercabang-cabang, rantingnya mudah patah, dan daunnya sejajar. Yang mencolok perbedaannya pada buahnya. Kalau belimbing wuluh, bentuk buahnya lonjong, tapi kalau buah cermai bentuknya bulat kecil dan beralur. Ketika masih muda berwarna hijau, tapi kalau sudah tua/matang berwarna kuning.
Saat saya masih bocil (sekitar tahun 1974-1975) sering memanjat pohon cermai yang tumbuh di tengah Segaran Sriwedari Solo. Pohonnya berada di selatan bangunan kupel, sebuah bangunan segi enam, yang dikenal juga sebagai Taman Kapunjanggan. Dulu, waktu menginjak rantingnya dan patah, akan kecebur ke dalam segaran (kolam besar), karena tanaman tersebut melengkung di atas segaran.

Buah cermai (Phyllanthus acidus)

Pohon cermai memiliki nama ilmiah Phyllanthus acidus (L.) Skeels. Nama genus Phyllanthus berasal dari bahasa Yunani dari gabungan kata “phyllon” (daun) dan “anthos” (bunga), mengacu pada bunga yang pada beberapa spesies termasuk dalam genus muncul pada batang datar (cladodes) mirip dengan daun [
1González, J. Explicación Etimológica de las Plantas de La Selva. Flora Digital de La Selva: Organización para Estudios Tropicales. Retrieved from https://sura.ots.ac.cr/florula4/docs/ETIMOLOGIA.pdf
,
2Bissanti, Guido. (21 January 2024). Phyllanthus acidus. UN MONDO ECOSOSTENIBILE: dentro i codic della Natura> Retrieved from https://antropocene.it/en/2024/01/21/phyllanthus-acidus-2/
]. Sedangkan, julukan khusus acidus berasal dari bahasa Latin “acidus” dari kata kerja “aceo” yang berarti “menjadi asam”, mengacu pada rasa buahnya yang sangat asam [
2Bissanti, Guido. (21 January 2024). Phyllanthus acidus. UN MONDO ECOSOSTENIBILE: dentro i codic della Natura> Retrieved from https://antropocene.it/en/2024/01/21/phyllanthus-acidus-2/
,
3Kerpan, John (Master of Latin and the Classical Humanities). In: The word acid comes from the Latin word acidus. What does it mean? Quora. Retrieved from https://www.quora.com/The-word-acid-comes-from-the-Latin-word-acidus-What-does-it-mean#:~:text=The%20most%20literal%20meaning%20of,%E2%80%9D%20%E2%80%94%20an%20unpleasantly%20sharp%20sound
].
Spesies ini mula-mula dideskripsikan oleh botaniwan Swedia Carolus Linnaeus (1707-1778) pada tahun 1753 sebagai Averrhoa acida, dan dipublikasikan dalam Species Plantarum, Exhibentes Plantas Rite Cognitas, Ad Genera Relatas, Cum Differentiis Specificis, Nominibus Trivialibus, Synonymis Selectis, Locis Natalibus, Secundum Systema Sexuale Digestas: Tomus I [
4Linnaei, Caroli. (1753). Species Plantarum, Exhibentes Plantas Rite Cognitas, Ad Genera Relatas, Cum Differentiis Specificis, Nominibus Trivialibus, Synonymis Selectis, Locis Natalibus, Secundum Systema Sexuale Digestas: Tomus I. Holmiae: Impensis Laurentii Salvii. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/13829
], atau Sp. Pl. 1: 428 (1753).
Kemudian pada tahun 1909, botaniwan Amerika Homer Collar Skeels (1873-1934) melakukan revisi dalam memasukkannya ke dalam genus Phyllanthus menjadi Phyllanthus acidus, dan dipublikasikan dalam Bulletin No. 148, Seeds and Plants Imported During The Period From July 1 to September 30, 1908:Inventory No. 16; Nos. 23323 to 23744 [
5United States. Bureau of Plant Industry. (1909). Bulletin No. 148, Seeds and Plants Imported During The Period From July 1 to September 30, 1908:Inventory No. 16; Nos. 23323 to 23744. Washington: Covernment Printing Office. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/207621
], atau Bull. Bur. Pl. Industr. U.S.D.A. 148: 17 (1909).

Bunga cermai (Phyllanthus acidus)

Selain nama ilmiah (preferred scientific name), Phyllanthus acidus juga mempunyai nama-nama umum (common names): country gooseberry, star gooseberry, Otaheite gooseberry, damsel, Malay gooseberry, Indian gooseberry (Inggris); karvaslaipikka (Finlandia); Stachelbeerbaum (Jerman); grosella (Belanda); girembellier (Prancis); ciruela costeña, grosellero (Spanyol); cerereira-do-taiti (Portugis); 'umlij himdi (Arab); paraā āmalakhi (Assam); arabara'i (Benggala); pulinelli (Malayalm); rāya'āvaḷā (Marathi); kaansee amala (Nepal); sainbhaw see hpyauu pain (Myanmar); mak nhom, nhom baanz, nhom ban (Laos); chùm ruột (Vietnam); kantuot (Kamboja); maym (Thailand); pokok cermai (Malaysia); cermai (Indonesia); karmay (Tagalog); xī yìndù cù lì (China) [
6Orwa C, A Mutua, Kindt R , Jamnadass R, S Anthony. 2009 Agroforestree Database:a tree reference and selection guide version 4.0 (https://apps.worldagroforestry.org/treedb/AFTPDFS/Phyllanthus_acidus.PDF)
,
7EOL. Tahitian Grooseberry Tree: Phyllanthus acidus (L.) Skeels. Retrieved from https://eol.org/pages/1153259/names
,
8EPPO Global Database. Phyllanthus acidus (PYLAC). Retrieved from https://gd.eppo.int/taxon/PYLAC
].
Di Indonesia sendiri, cermai (Phyllanthus acidus) memiliki sejumlah nama lokal dari berbagai daerah: ceremai, ceremoi (Aceh); cerme (Gayo); ceramai (Melayu); camin-camin (Minangkabau); careme (Sunda); cerme (Jawa); carmen, cermen (Bali); careme (Madura); sarume (Bima); selemele, selumelek (Roti); salmele, cermele (Timor); lumpias aoyok, tili (Gorontalo); lombituko bolaano (Buol); caramele (Makasar, Bugis); ceremin (Ternate) [
9IPBiotics. View TumbuhanObat #Phyllanthus acidus (L) Skeels / Phyllant. Bogor Agricultural University. Retrieved from https://ipbiotics.apps.cs.ipb.ac.id/index.php/tumbuhanObat/61
].

Ranting dan daun cermai (Phyllanthus acidus)

Phyllanthus acidus
(cermai) termasuk dalam famili Phyllanthaceae, dan daerah asal spesies ini adalah Brasil bagia utara (Pará). Kemudian diperkenalkan di Asia Barat, India, Bangladesh, Indochina, Malesia, Afrika tropis, Amerika Serikat (Florida), Meksiko, Karibia, Amerika Tengah.
Pohon cermai (Phyllanthus acidus) merupakan pohon kecil seperti belimbing wuluh yang ketinggiannya bisa mencapai 10 meter. Batangnya tegak, berkayu, berbentuk silindris, warna cokelat muda, kasar, dan percabangan monopodial. Rantingnya mudah patah.
Daunnya majemuk, bentuknya lonjong, berwarna hijau muda, berseling, pangkal tumpul sampai membulat, puncak lancip. Pertulangan daunnya menyirip. Bunganya kecil, berwarna merah muda, dalam bentuk cymule yang padat dan berbentuk bantalan di simpul cabang tak berdaun pada kayu tua, hijau muda, kelopak bentuk bintang, dan halus.
Buahnya berlobus dangkal 6 atau 8, kuning kehijauan sampai putih krem; daging buahnya keras, masam, bertulang, beralur berisi 6-8 biji halus. Bijinya bulat pipih, warna cokelat muda.

Batang pohon cermai (Phyllanthus acidus)

Phyllanthus acidus
(cermai) tidak hanya digunakan untuk buahnya yang dapat dimakan tetapi juga digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Di India, Asia, Karibia, dan Amerika, Phyllanthus acidus secara tradisional telah digunakan untuk mengobati berbagai penyakit seperti peradangan, masalah lambung, rematik, bronkitis, asma, gangguan pernafasan, diabetes, dan hepatitis [
10Husnunnisa H, Hartati R, Mauludin R, Insanu M (2022) A review of the Phyllanthus genus plants: Their phytochemistry, traditional uses, and potential inhibition of xanthine oxidase. Pharmacia 69(3): 681-687. https://doi.org/10.3897/pharmacia.69.e87013
].
Getahnya (lateks) dipercaya memiliki aktivitas antiemetik (mengurangi atau menghilangkan perasaan mual dan muntah) dan pencahar. Di Indonesia kulit kayunya dipanaskan dengan minyak kelapa dan disebarkan pada letusan di kaki dan tangan. Infus akarnya diminum untuk meringankan asma di Jawa. Di Kalimantan, akar digunakan dalam pengobatan psoriasis pada kaki. Rebusan daunnya dioleskan untuk urtikaria, rebusan kulit kayunya digunakan untuk mengobati penyakit selesema bronkial di Filipina. Buahnya digunakan sebagai obat pencahar di Myanmar. Di India, buah ini diambil sebagai tonik hati untuk memperkaya darah [
6Orwa C, A Mutua, Kindt R , Jamnadass R, S Anthony. 2009 Agroforestree Database:a tree reference and selection guide version 4.0 (https://apps.worldagroforestry.org/treedb/AFTPDFS/Phyllanthus_acidus.PDF)
].
Sejumlah besar obat telah dikembangkan baru-baru ini dari senyawa alami yang berasal dari tumbuhan untuk mengobati gangguan parah tanpa efek toksik. Phyllanthus acidus, menurut Ajmeri Sultana Shimu et. al. (2021) [
11Shimu, A.S., Miah, M., Billah, M., Karmakar, S., Mohanto, S.C., Khatun, R., Reza, Md. A. & Hoque, K.Md.F. (2021). A comparative study of biological potentiality and EAC cell growth inhibition activity of Phyllanthus acidus (L.) fruit pulp and seed in Bangladesh. Saudi Journal of Biological Sciences 28(3) pp.2014-2022. https://doi.org/10.1016/j.sjbs.2021.01.004
], dianggap sebagai sumber obat yang baik karena penerapannya yang luas dalam aspek pengobatan seperti peradangan dan nyeri, gangguan terkait stres oksidatif, cedera hati, dan gonore. *** [130324]


logoblog

Thanks for reading Phyllanthus acidus, Cermai Yang Buahnya Berasa Asam

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog