Insinerator sampah TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Mandiri yang berada di Dusun Bunton RT 21 RW 05 Desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang itu sekarang sudah tidak aktif lagi. Bangunan dan halaman di sekitarnya menjadi terbengkelai.
Pemandangan yang terlihat, di sekelilingnya banyak bermunculan semak-semak hingga setinggi 1 meter. Ketika menuju ke sana untuk memotret insinerator dalam rangka uji coba kuesioner Karakteristik Masyarakat dan Pengamatan Langsung uji coba kuesioner Karakteristik Masyarakat dan Pengamatan Langsung penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), saya harus membawa tongkat guna jaga-jaga bila bertemu dengan ular.
Di antara barongan (rerimbunan pohon bambu) dan sengon yang berada di dekat insinerator tersebut terlihat tanaman pacing yang sedang berbunga putih. Bracht dari bunga tersebut berbentuk mirip obor yang ditopang oleh terminal yang cukup kuat.
Bracht pacing (Cheilocostus speciosus) berwarna merah marun |
Di Indonesia, tanaman pacing dikenal dalam berbagai nama daerah, seperti di antaranya setawar halia (Sumatera Utara); pacing tawar, tepung tawar (Sunda), pacing, poncang-pancing (Jawa), lingkuwas in talun (Makassar), dan tehe tepu (Maluku).
Nama ilmiah dari tanaman pacing ini adalah Cheilocostus speciosus (J.Koenig) C.D.Specht. Nama genus Cheilocostus berasal dari bahasa Yunani dan Latin dari gabungan kata Yunani “cheilos” (bibir) dan kata Latin “costus, -um” (akar dari Saussurea costus yang dikenal pada zaman kuno yang aromatik) [
1Specht, C.D. and Stevenson, D.W. (2006), A new phylogeny-based generic classification of Costaceae (Zingiberales). Taxon, 55: 153-163. https://doi.org/10.2307/25065537
,2Bissanti, Guido. (4 February 2023). Cheilocostus speciosus. Un Mundo Ecosostenibile: dentro I codic della Natura. Retrieved from https://antropocene.it/en/2023/02/04/cheilocostus-speciosus-2/
]. Sedangkan, julukan khusus speciosus berasal dari bahasa Latin yang berarti cantik, mencolok, anggun, mengacu pada keindahan dari spesies ini [3Puccio, Pietro. Cheilocostus speciosus. Monaco Nature Encyclopedia: Discover the biodiversity. Retrieved from https://www.monaconatureencyclopedia.com/cheilocostus-speciosus/
].Spesies ini mula-mula dideskripsikan oleh botaniwan Jerman Johann Gerhard König (1728-1785) pada tahun 1783 sebagai Banksea speciosa, dan dipublikasikan dalam Observationes Botanicae: Sex Fasciculis Comprehensae [
4Retzii, Andreae Johannis & König, Ioannis Gerhardi. (1783). Observationes botanicae: Sex Fasciculis Comprehensae. Lipsiae: Siegfried Lebrecht Crusium. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/44248
], atau Observ. Bot. (Retzius) 3: 75 (1783).Kemudian pada tahun 2006, botaniwan Amerika Chelsea Dvorak Specht (lahir 1971) melakukan revisi dan memasukkannya ke dalam genus Cheilocostus dan nama binominalnya menjadi Cheilocostus speciosus. Uraian revisinya ini dipublikasikan dalam A new phylogeny-based generic classification of Costaceae (Zingiberales) [
5Specht, C.D. and Stevenson, D.W. (2006), A new phylogeny-based generic classification of Costaceae (Zingiberales). Taxon, 55: 153-163. https://doi.org/10.2307/25065537
], atau Taxon 55(1): 159 (2006).Corolla pacing (Cheilocostus speciosus) berwarna putih |
Selain memiliki banyak sinonim, Cheilocostus speciosus mempunyai nama-nama umum (common names): cane-reed, crape ginger, Malay ginger, spiral flag, variegated ginger, wild ginger (Inggris); Kreppingwer, Kostwurz (Jerman); gingembre crêpe (Prancis); caña de la India, caña mejicana (Spanyol); qost shirin (Persia); kustha, kashmira, kemuka, shura, puskarmula (Sansekerta); keukand, keu, kust (Hindi); setawar hutan (Malaysia); setawar halia, pacing (Indonesia); spiral ginger (Filipina); bi qiao jiang (China); caña agria (Kosta Rika).
Tanaman pacing (Cheilocostus speciosus) termasuk dalam famili Costaceae, dan daerah jelajah asli spesies ini adalah Asia Selatan, Asia Tenggara, China, Papua Nugini hingga Queensland (Australia). Di Indonesia, Cheilocostus speciosus mudah dijumpai.
Cheilocostus speciosus (pacing) memiliki rimpang seperti jahe dan bisa tumbuh setinggi 2,5 meter. Tempat hidup tanaman ini adalah di daerah yang lembab, dan teduh. Batang berwarna kuning kecokelatan. Daunnya berwarna hijau, tunggal, tangkai daun pendek, memeluk batan (spiral), bentuk lanset memanjang, ujung meruncing, dan di bagian bawah daun berambut halus seperti beludru.
Perbungaan terminal berbentuk obor dengan bract berwarna merah tua/merah marun. Corolla putih besar dengan labellum tembus pandang yang sangat besar muncul secara berurutan dari sela-sela bract.
Daun pacing (Cheilocostus speciosus) |
Tanaman pacing (Cheilocostus speciosus) banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias, dan digunakan sebagai obat. Ia dikenal sebagai tanaman etnik antidiabetes yang yang populer dengan nama ‘tanaman insulin’ dan juga ‘crepe jahe’.
Dalam pengobatan tradisional Islam (Islamic Traditional Medicine), Cheilocostus speciosus yang paling efektif digunakan untuk pengelolaan 'khadar' atau 'paresthesia' (kesemutan), gejala sensorik umum dari multiple sclerosis dan neuropati perifer [
6Bakhshwin, D., Faddladdeen, K. A. J., Ali, S. S., Alsaggaf, S. M., & Ayuob, N. N. (2022). Nanoparticles of Costus speciosus Ameliorate Diabetes-Induced Structural Changes in Rat Prostate through Mediating the Pro-Inflammatory Cytokines IL 6, IL1β and TNF-α. Molecules (Basel, Switzerland), 27(3), 1027. https://doi.org/10.3390/molecules27031027
].Sedangkan, dalam pengobatan Ayurveda (pengobatan tradisional India), menurut Giovanni Beneli et. al. (2018) [
7Benelli, G., Govindarajan, M., Rajeswary, M., Vaseeharan, B., Alyahya, S. A., Alharbi, N. S., Kadaikunnan, S., Khaled, J. M., & Maggi, F. (2018). Insecticidal activity of camphene, zerumbone and α-humulene from Cheilocostus speciosus rhizome essential oil against the Old-World bollworm, Helicoverpa armigera. Ecotoxicology and environmental safety, 148, 781–786. https://doi.org/10.1016/j.ecoenv.2017.11.044
], rimpang pahit memiliki sifat astringen, afrodisiak, pencahar, depuratif, obat penurun panas, ekspektoran dan tonik; juga bermanfaat untuk mengobati luka bakar, kusta, penyakit kulit, diabetes, asma, bronkitis dan anemia. Selain itu, akarnya digunakan untuk mengobati cacingan. *** [010624]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar