Kemuning adalah judul lagu lawas tahun 70-an dari penyanyi asal Bandung bersuara merdu, Tety Kadi. Lagu itu berceritera tentang bunga kemuning dan metaforanya. Pada tiga baris awal dari lirik lagu kemuning ini sebenarnya telah menggambarkan salah satu karakteristik dari bunga kemuning yang sebenarnya:
Tiupan angin sepoi-sepoi
Menyebar harum mewangi
Bunga kemuning
Tanaman kemuning akan mengeluarkan bau semerbak bila bunga sedang bermekaran. Seperti tanaman kemuning yang ada di halaman depan rumah kader kesehatan Desa Gampingan, Siti Aminah, S.Pd., M.H., yang berada di Jalan Sido Dadi Dusun Krajan RT 04 RW 01 Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.
Buah kemuning (Murraya paniculata) yang sudah matang |
Berada di sebelah utara pohon kenitu (Chrysophyllum cainito), tanaman kemuning berukuran sedang itu terlihat banyak buahnya, dan sejumlah kuncup bunga. Tingginya sekitar 2 meter, dan batangnya berkeriput.
Di Indonesia, tanaman kemuning mempunyai sejumlah sebutan lokal. Dikutip dari laman IPBiotics, nama-nama daerah dari tanaman kemuning adalah kamunieng (Minangkabau); kamuning (Sunda); kemuning, kumuning (Jawa); kamoneng (Madura); kajeni, kamuni, kemoning (Bali); kamuni, kamuning, kahabar,kariji (Nusa Tenggara); tajuman, jenar, sukik (Rote); kamuning (Makasar); palopo (Bugis); kamuni (Bare’e); kayu pondo (Buol); tinggota (Gorontalo); kayu gading, kayu haring, kamuni, kai garing, waring, garing, kayu charing (Sulawesi Utara); kamuni (Ambon; Ulias); kamone (Buru), esehi (Wetar); hanasa (Aru).
Nama ilmiahnya tanaman kemuning adalah Murraya paniculata (L.) Jack. Nama genus Murraya diberikan untuk mendedikasikan Johan Andreas Murray (1740-1791) [
1Merriam-Webster. (n.d.). Murraya. In Merriam-Webster.com dictionary. Retrieved June 16, 2024, from https://www.merriam-webster.com/dictionary/Murraya
]. Murray adalah seorang dokter dan ahli botani Swedia dari Stockholm yang merupakan murid Linnaeus (1756-1760) dan kemudian belajar di Göttingen (1760-1763). Ia diangkat sebagai Profesor kedokteran dan botani di Göttingen dan direktur kebun raya Göttingen (1769). Dia banyak berkorespondensi dengan Linnaeus (1760-1776), menerbitkan tentang tanaman di kebun raya Göttingen dan bertanggung jawab atas Systema Vegetabile edisi keempat belas [2Global Plants. Murray, Johan Andreas (1740-1791). JSTOR. Retrieved from https://plants.jstor.org/stable/10.5555/al.ap.person.bm000391492
].Daun kemuning (Murraya paniculata) yang masih muda |
Sedangkan, julukan khusus paniculata berasal dari bahasa Latin “panicula” (jumbai), mengacu pada bunga racemose atau cymose bercabang [
3cabicompendium.35178, CABI Compendium, doi:10.1079/cabicompendium.35178, CABI International, Murraya paniculata (orange jessamine), (2022)
].Tumbuhan ini pertama kali dideskripsikan pada tahun 1767 sebagai Chalcas paniculata oleh botanwan Swedia Carolus (Carl) Linnaeus (1707-1778), dan dipublikasikan dalam Mantissa Plantarum: Generum Editionis VI. et Specierum Editionis II [
4Linnée, Car. A. (1767). Mantissa Plantarum: Generum Editionis VI. et Specierum Editionis II. Holmiæ: Impensis Direct. Laurentii Salvii. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/151919
], atau Mant. Pl. 68 (1767).Kemudian pada tahun 1820, botaniwan Inggris William Jack (1795-1822) merevisinya dan mengklasifikasikan ke dalam genus Murraya menjadi Murraya paniculata, dan dipublikasikan dalam Malayan Miscellanies Vol. I, atau Malayan Misc. 1(5): 31 (1820) [
5Malayan Miscellanies Vol I. (1820). Bencoolen: the Sumatran Mission Press. Retrieved from https://www.sabrizain.org/malaya/library/miscellanies1.pdf
].Selain nama ilmiah (preferred scientific name), Murraya paniculata juga memiliki nama-nama umum (common names): orange jasmine, Hawaiian mock orange, honey bush (Inggris); doftruta (Swedia); Tuoksujasmikki (Finlandia); Orangenraute (Jerman); bois buis, bois de satin, bois jasmine, buis de Chine, orangeer jasmin (Prancis); jasmim laranja (Portugis); murayaa eathkuuliyatu (Arab); bajardante (Nepal); yujan pain (Myanmar); keo (Laos); nguyệt quới (Vietnam); kæ̂w (Thailand); kamuning (Malaysia); kemuning (Indonesia); banasi, banati (Filipina); jiǔ lǐ xiāng, yuè jú (China); chillihyang (Korea); gekkitsu (Jepang).
Batang kemuning (Murraya paniculata) beralur dan berkeriput |
Tanaman kemuning (Murraya paniculata) termasuk dalam famili Rutaceae, dan daerah jelajah asli spesies ini adalah dari India, Asia Tenggara hingga Papua Nugini. Ia adalah tanaman yang gemar tumbuh terutama dibioma tropis basah.
Murraya paniculata (kemuning) merupakan perdu kecil dengan ketinggian 3-8 meter. Batangnya beralur dan tidak berduri. Daunnya berwarna hijau mengkilap, majemuk menyirip ganjil. Selebaran daunnya berbentuk elips. Bunganya keluar dari ujung batang atau ketiak daun. Bunganya pentamerous, biseksual, dan harum. Kelopaknya berbentuk elips sempit hingga lonjong, melengkung ke belakang, dan berwarna putih hingga krem pudar. Buahnya berupa buah beri yang berdaging, lonjong-bulat telur, berwarna merah hingga oranye.
Tanaman ini paling dikenal sebagai tanaman hias umum di daerah tropis, subtropis, dan bersuhu hangat di dunia dan memiliki beragam kegunaan. Di Indonesia dan Malaysia, kayu yang dianggap berasal dari kemuning digunakan untuk gagang belati/keris [
6Nguyen, C. H., Beattie, G. A. C., Haigh, A. M., Astuti, I. P., Mabberley, D. J., Weston, P. H., & Holford, P. (2019). Molecular differentiation of the Murraya paniculata Complex (Rutaceae: Aurantioideae: Aurantieae). BMC evolutionary biology, 19(1), 236. https://doi.org/10.1186/s12862-019-1555-4
].Kemuning dipercaya masyarakat Jawa (Indonesia) memiliki makna filosofis tersendiri. Dalam perhelatan pernikahan dalam tradisi Jawa, Anda bisa menjumpai tuwuhan yang dipasang di pintu masuk di lokasi perhelatan. Daun dan bunga kemuning yang beraroma harum memiliki makna doa dan harapan agar mempelai mendapatkan kemuliaan hidup dalam berumah tangga.
Tanaman kemuning (Murraya paniculata) |
Orang Malaysia biasa menggunakan daun Murraya paniculata dalam menyiapkan sup, ikan, dan daging. Belakangan ini juga digunakan untuk menyiapkan masakan ayam pedas di salah satu restoran cepat saji paling populer di Malaysia [
7Ng, M.K.; Abdulhadi-Noaman, Y.; Cheah, Y.K.; Yeap, S.K.; Alitheen, N.B. Bioactivity studies and chemical constituents of Murraya paniculata (Linn) Jack. Int. Food Res. J. 2012, 19, 1307–1312. http://www.ifrj.upm.edu.my/19%20%2804%29%202012/3%20IFRJ%2019%20%2804%29%202012%20Ng%20%28002%29.pdf
].Selain itu, ekstrak kulit kayu atau daunnya digunakan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai tujuan., seperti mengobati sakit perut, diare, sakit perut, sakit kepala, edema, trombosis, dan stasis darah [
8Dosoky, N. S., Satyal, P., Gautam, T. P., & Setzer, W. N. (2016). Composition and Biological Activities of Murraya paniculata (L.) Jack Essential Oil from Nepal. Medicines (Basel, Switzerland), 3(1), 7. https://doi.org/10.3390/medicines3010007
], serta memar, gastralgia, rematik, iritasi kulit, bengkak, mengatasi menstruasi, gigitan ular, dan sakit gigi.Deepa Joshi & Kashmira J Gohil (2023) [
9Joshi, D., & Gohil, K. J. (2023). A Brief Review on Murraya paniculata (Orange Jasmine): pharmacognosy, phytochemistry and ethanomedicinal uses. Journal of pharmacopuncture, 26(1), 10–17. https://doi.org/10.3831/KPI.2023.26.1.10
] melaporkan bahwa kemuning (Murraya paniculata) mempunyai aktivitas farmakologi: analgesik, antidiare, antiinflamasi, antioksidan, antibakteri, antikanker, antijamur, obat cacing, anticemas (antianxiety), antidepresan (antidepressant), antiobesitas, antihiperglikemik, serta kualitas gastroprotektif dan renoprotektif. *** [170624]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar