Selasa, Juli 30, 2024

Dioscorea bulbifera, Tanaman Gembolo Si Kentang Gantung

  Budiarto Eko Kusumo       Selasa, Juli 30, 2024
Di rumah salah seorang kader SMARThealth Kelurahan Kepanjen, Rusmini, yang berada di Jalan Panji, Gang 2 Kampung Baru RT 04 RW 04 No. 46 Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, terdapat tanaman yang melilit anjang-anjang di tepi saluran tersier Kali Molek yang berada di belakang Warung Tahu Telur Tetuku miliknya.
Sepintas tanaman tersebut seperti tanaman gembili. Bedanya kalau tanaman gembili, berbuah di bawah tanah (umbinya terpendam), sedangkan tanaman yang ada di rumah kader SMARThealth Rusmini, atau yang akrab disapa Bu Rus itu, umbinya muncul dari pemukaan batang yang melilit anjang-anjang.
Menurut Bu Rus, tumbuhan yang ia tanam berdampingan dengan tanaman pare (Momordica charantia) itu dikenal dengan tanaman kentang gantung, karena perwujudannya mirip kentang namun buahnya menggantung di anjang-anjang.
Di Indonesia, tanaman kentang gantung atau kentang udara tersebut memiliki nama daerah, seperti gembolo, uwi buah, uwi blicik, atau jebubug. Gembolo memiliki umbi udara (bulbil) yang khas. Umbi utamanya berbentuk bulat, besar, dengan rambut akar yang pendek dan kasar.

Buah gembolo atau kentang gantung (Dioscorea bulbifera)

Nama ilmiahnya adalah Dioscorea bulbifera L. Nama genus Dioscorea diberikan untuk menghormati dokter Yunani kuno, ahli botani dan ahli farmakologi Pedanius Dioscorides Anazarbeus (40-90 M), yang karyanya De Materia Medica menjadi manual farmakope utama selama Abad Pertengahan dan Renaisans [
1González, J. "Explicación Etimológica de las Plantas de La Selva". Flora Digital De La Selva: Organización para Estudios Tropicales. Retrieved from https://sura.ots.ac.cr/florula4/docs/ETIMOLOGIA.pdf
].
Sedangkan, julukan khusus bulbifera berasal dari bahasa Latin dari gabungan kata “bulbi” (umbi) dan “fero” (bantalan atau pembawa), mengacu pada bulbil yang sering tumbuh di sepanjang tepi pangkal daun pada bentuk tertentu dari spesies ini [
2Duncan, Graham. (August 2006). Lachenalia bulbifera (Cyrillo) Engl. South African National Biodiversity Institute. Retrieved from https://pza.sanbi.org/lachenalia-bulbifera
].
Spesies Dioscorea bulbifera dideskripsikan oleh botaniwan Swedia Carolus Linnaeus (1707-1778) pada tahun 1753, dan dipublikasikan dalam Species Plantarum, Exhibentes Plantas Rite Cognitas, Ad Genera Relatas, Cum Differentiis Specificis, Nominibus Trivialibus, Synonymis selectis, Locis Natalibus, Secundum Systema Sexuale Digestas. Tomus II [
3Linnaei, Caroli. (1753). Species Plantarum, Exhibentes Plantas Rite Cognitas, Ad Genera Relatas, Cum Differentiis Specificis, Nominibus Trivialibus, Synonymis selectis, Locis Natalibus, Secundum Systema Sexuale Digestas. Tomus II. Holmiae: Impensis Laurentii Salvii. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/13830
], atau Sp. Pl. 2: 1033 (1753).
Nama-nama umum (common names) dari Dioscorea bulbifera: air yam, otaheite yam, potato yam, wild yam, air potato (Inggris); Brotwurzel, Yamswurzel, Luftkartoffel, Knollenyam (Jerman); hoffe, igname bulbifère, patate en l'air, pomme de l'air (Prancis); name blanco, name de guada (Spanyol); inhame-de-bolbos-aéreos, inhame-zambuco (Portugis); disquria bisalia (Arab); varahi (Sansekerta); giṭhṭhā (Nepal); khoai trời (Vietnam); Ẁān s̄ām phạn tụng (Thailand); ubi tum, kaachil (Malaysia); gembolo (Indonesia); shān cí gū, huáng dú (China); nigakashū, kashuuimo (Jepang); dung geun ma (Korea); batata-de-rama, cara-de-aire, cara-de-espinho, cara-de-sapateiro (Brasil).

Daun gembolo atau kentang gantung (Dioscorea bulbifera)

Tanaman gembolo (Dioscorea bulbifera) termasuk dalam famili Dioscoreaceae, dan daerah jelajah asli spesies ini adalah Afrika, India, Maladewa, Filipina, Indonesia, Tiongkok, Jepang, dan Australia bagian utara. Ia adalah geofit tuberous yang memanjat dan tumbuh terutama di bioma tropis yang kering secara musiman.
Gembolo adalah tumbuhan perdu semusim, memanjat, yang dapat mencapai ketinggian 3-10 m. Daunnya daun tunggal berbentuk jantung. Umbinya tumbuh dari ketiak daun atau pangkal batang. Umbi utamanya berbentuk bulat, besar, dengan rambut akar yang pendek dan kasar. Daging umbi sangat bergetah namun lunak, berwarna kekuningan dan keras.
Dioscorea bulbifera (gembolo) merupakan tanaman obat tradisional asli Asia, Australia Utara, dan Afrika tropis. Ia memiliki sejarah panjang penggunaannya dalam sistem pengobatan tradisional dengan potensi yang sangat besar.
Menurut Bishwa Bhusan Kundu et. al. (2021) [
4Kundu, B. B., Vanni, K., Farheen, A., Jha, P., Pandey, D. K., & Kumar, V. (2021). Dioscorea bulbifera l. (dioscoreaceae): a review of its ethnobotany, pharmacology and conservation needs. South African Journal of Botany, 140, 365-374. https://doi.org/10.1016/j.sajb.2020.07.028
], secara tradisional Dioscorea bulbifera digunakan untuk mengobati batuk, epistaksis, gondok, hemoptisis, faringitis, infeksi kulit, ambeien, infeksi tenggorokan dan menghilangkan ketombe.
 
Buah gembolo (Dioscorea bulbiferayang masih muda 

Selain itu, juga digunakan dalam pengobatan beberapa kondisi seperti detoksifikasi racun, pembekuan darah untuk menghentikan pendarahan dan untuk membersihkan panas patogen dan kanker dalam pengobatan tradisional Tiongkok. Umbi Dioscorea bulbifera dipanggang dan dimasak sebagai sayuran dan berfungsi untuk menyembuhkan batuk, disentri, ambeien, maag, penderita diabetes, kusta dan sifilis. 
Di Uganda, umbi Dioscorea bulbifera direbus dan dikonsumsi oleh masyarakat setempat untuk mengobati pasien HIV. Di Republik Kongo, bulbil (umbi) mentah Dioscorea bulbifera digunakan dan dioleskan pada kurap untuk menyembuhkan. 
Dalam sistem pengobatan tradisional India, Dioscorea bulbifera digunakan untuk melawan diare, gondokan, disentri, infeksi tenggorokan dan tuberculosis. Ini juga digunakan sebagai antihelmintik oleh masyarakat suku Perbukitan Satpuda di India. Di Dehradun, Uttarakhand, umbi Dioscorea bulbifera dikonsumsi secara oral untuk mengobati diare dan disentri oleh komunitas Bhoxa. 
Umbi Dioscorea bulbifera yang dipanggang dan dihancurkan diminum dengan garam untuk mengobati batuk. Ranting dan pucuknya yang halus dihaluskan dan dioleskan pada rambut untuk menghilangkan ketombe. Daun Dioscorea bulbifera juga digunakan dalam sistem tradisional untuk pengobatan penyakit kulit. Selain itu, umbi-umbian juga digunakan untuk meningkatkan nafsu makan dengan cara memakannya mentah-mentah. *** [300724]


logoblog

Thanks for reading Dioscorea bulbifera, Tanaman Gembolo Si Kentang Gantung

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog