Setelah hampir dua jam menikmati panorama di sekitar rest area Jemplang yang berada di kawasan wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang berada di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Wakil Direktur Yayasan Percik Salatiga (YPS) Damar Waskitojati, S.Kom., M.Si mengajak melihat keindahan Danau Ranupani yang berjarak sekitar 6.9 kilometer.
Danau Ranupani terletak di rest area Desa Wisata Ranupani yang berada di Dusun Besaran, Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Konon, Danau Ranupani termasuk danau tertinggi di Indonesia selain Ranu Regulo dan Ranu Kumbolo.
Danau Ranupani berada pada ketinggian sekitar 2200 meter di atas permukaan laut (mdpl) di lereng Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3676 mdpl. Wilayah rest area memiliki iklim dingin dan sering berkabut, dengan suhu antara -4°C hingga 24°C.
Gapura masuk ke rest area Ranupani |
Wilayah Desa Ranupani yang di dalamnya terdapat Danau Ranupani tersebut menjadi kawasan konservasi sejak pendeklarasian TNBTS pada tahun 1982. Saat ini, Desa Ranupani berada di wilayah kerja Resort Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Ranu Pani, Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah 3, Balai Besar TNBTS.
Desa Ranupani berbatasan dengan Desa Ngadas, Kecamatan Pocokusumo, Kabupaten Malang di sebelah utara; berbatasan dengan Desa Kandang Tepus, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang di sebelah selatan; berbatasan dengan Desa Bruno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang di sebelah barat; dan berbatasan dengan Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang di sebelah timur.
Jaba Sisi Pura Ulun Ranu Pane |
Terdapat dua jalur yang dapat digunakan untuk menuju Desa Ranupani. Jalur pertama adalah jalur timur melalui Kecamatan Senduro, kabupaten Lumajang dengan jarak sekitar 43 kilometer. Sedangkan, jalur kedua adalah jalur selatan melalui Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang dengan jarak sekitar 29 kilometer.
Saya termasuk beruntung, karena berangkatnya diajak lewat Jemplang, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, dan pulangnya diajak lewat Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Jadi, sekali berkunjung ke rest area Ranupani yang ada Danau Ranupaninya itu, sehari saja sudah mengenal dua jalur tersebut. Benar-benar sebuah amazing touring!
Camping area Ranupani di tepi Danau Ranupani |
Rest area Ranupani mempunyai luas 3835 m². Rest area yang dibangun pada tahun 2022 dilengkapi dengan kios-kios rapi bagi UMKM setempat, taman, camping area, area parkir yang luas, tempat duduk di sejumlah tempat, dan ada juga pura dengan undakan yang tinggi, namanya Jaba Sisi Pura Ulun Ranu Pane.
Duduk-duduk di rest area, pengunjung bisa merasakan kesejukan alami di kala siang hari sambil melihat keindahan alam di sekitarnya, tapi menjelang sore seperti yang saya alami terasa dingin sekali. Yang belum terbiasa dengan udara pegunungan akan merasa menggigil.
Kios-kios UMKM di rest area Ranupani |
Rest area Ranupani ini cukup dikenal bagi wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara. Terutama bagi yang menggemari pendakian Gunung Semeru, karena Desa Ranupani adalah desa terakhir dan menjadi gerbang utama pendakian Gunung Semeru.
Dilihat dari geografis dan topografisnya, Desa Ranupani dengan rest areanya bisa dikembangkan menjadi ekowisata yang menarik, seperti wisata keindahan alam, wisata lintas alam, wisata edukasi flora dan fauna, wisata air, wisata sejarah, wisata budaya suku Tenger, wisata olahraga pendakian gunung, dan lain sebagainya.
Pengunjung dari Salatiga (Jawa Tengah) sedang menikmati udara yang sejuk dan menghayati alam Danau Ranupani |
Selain itu, juga bisa dikembangkan agrowisata sayuran berbasis kelokalan yang ada, seperti kentang (Solanum tuberosum), bawang putih (Allium sativum), pepino (Solanum muricatum), terong Belanda (Solanum betaceum), cabai Tengger (Capsicum pubescens), kembang kol (Brassica oleracea var. botrytis), kubis (Brassica oleracea var. capitata), wortel (Daucus carota) maupun tanaman hias, seperti anggrek, dan sebagainya.
Karena dilihat dari fasilitas pendukungnya, geliat ekonomi wisata itu sudah terasa, seperti penyediaan layanan jeep, ojek motor, sewa kuda, homestay, dan warung makan. Tinggal dilengkapi dengan yang lain seperti toko souvenir khas suku Tengger, yang konon merupakan suku keturunan Kerajaan Majapahit. *** [280724]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar