Mepet dengan ruang pertemuan semi-outdoor Warung Pak Untung Bululawang di sisi utara, terdapat segerombol tanaman lengkuas merah yang tumbuhnya bersanding dengan palem merah (Cyrtostachys renda).
Tanaman lengkuas merah mempunyai perbungaan yang menarik. Bunganya terlihat mencolok berwarna merah yang muncul dari tangkai yang berdiri tegak dan ditutupi oleh daun pelindung. Warna bunganya kontras dengan warna daunnya yang hijau memanjang.
Nama ilmiah dari tanaman lengkuas merah adalah Alpinia purpurata (Vieill.) K.Schum. Nama genus Alpinia disematkan untuk memberikan penghormatan kepada dokter dan botaniwan Italia Prospero Alpini (1553-1617) [
1González, J. Explicación Etimológica de las Plantas de La Selva. Flora Digital de la Selva: Organización para Estudios Tropicales. Retrieved from https://sura.ots.ac.cr/florula4/docs/ETIMOLOGIA.pdf
].Bunga lengkuas merah (Alpinia purpurata) |
Alpini dianggap berjasa memperkenalkan kopi dan pisang ke Eropa. Saat menjadi penasihat medis Giorgio Emo, konsul Venesia di Kairo (1580–1583), Alpini melakukan studi ekstensif tentang flora Mesir dan Mediterania. Ia konon menjadi orang pertama yang melakukan pemupukan buatan pada pohon kurma.
Studi Alpini tentang penyakit-penyakit Mesir mencapai puncaknya dalam karyanya yang mendapat banyak pujian, De praesagienda vita et morte aegrotontium (1601; Pertanda Kehidupan dan Kematian dalam Penyakit) [
2Britannica, T. Editors of Encyclopaedia (2024, November 21). Prospero Alpini. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/biography/Prospero-Alpini
].Sedangkan, julukan khusus purpurata berasal dari bahasa Latin “purpuratus, -a, -um” yang berarti ungu atau merah [
3Candaş, D., Rona, E., Özlav, E., & Özen, S. (October 30, 2024). The Art of Naming Life: How Did Tyrannosaurus re Get Its Name?. Retrieved from https://kurious.ku.edu.tr/en/the-art-of-naming-life-how-did-tyrannosaurus-rex-get-its-name/
], mengacu pada rona bunganya yang mencolok sehingga memikat banyak orang yang melihatnya.Daun lengkuas merah (Alpinia purpurata) |
Spesies ini mula-mula dideskripsikan oleh seorang dokter bedah Angkatan laut (AL) dan ahli botani Prancis Eugène Vieillard (1819-1896) pada tahun 1866 sebagai Guillainia purpurata, yang dikoleksi bersama Émile Deplanche (1824-1875) di Kaledonia Baru, dan dipublikasikan dalam Bulletin de la Société linnéenne de Normandie [
4Société linnéenne de Normandie. (1866). Bulletin de la Société linnéenne de Normandie (Vol. 1). The Society. https://www.biodiversitylibrary.org/item/37518
], atau Bull. Soc. Linn. Normandie x. (1866) 93.Kemudian pada tahun 1904, botaniwan Jerman Karl Moritz Schumann (1851-1904) merevisi dan mengklasifikasikan ke dalam genus Alpinia menjadi Alpinia purpurata, dan dipublikasikan dalam Das Pflanzenreich: regni vegetablilis conspectus [
5Schumann, K. (1904). IV. 46. Zingiberaceae. Das Pflanzenreich: regni vegetablilis conspectus, 20, 1--458. https://www.biodiversitylibrary.org/part/157495
], atau Pflanzenr. (Engler) Zingib. 323 (1904).Selain nama ilmiah (scientific preferred name), Alpinia purpurata mempunyai nama-nama umum (common names): ginger lily, jungle king, ostrich plume, pink cone ginger, red ginger (Inggris); röd galangarot (Swedia); Scharlachrote Alpinie, Purpurfarbener Ingwer (Jerman); Alpinie pourprée, lavande rouge, gingembre d’orne-ment (Prancis); ginger rojo, jenjibre cimarrón, jenjibre rojo (Spanyol); gengibre-púrpura, panama, gengibre vermelho (Portugis); alpinia merah (Malaysia); lengkuas merah (Indonesia); luyang pula (Tagalog); honghuajiang (China); thevunga (Fiji); tevula (Tonga); teuila (Samoa); opuhi uteute (Polinesia Prancis).
Batang pelepah lengkuas merah (Alpinia purpurata) |
Tanaman lengkuas merah (Alpinia purpurata) termasuk dalam famili Zingiberaeae, dan daerah asal spesies ini adalah Maluku (Indonesia) hingga Pasifik Barat Daya. Spesies ini merupakan geofit rimpang dan tumbuh terutama di bioma tropis basah [
6Plants of the World Online. Alpinia purpurata (Vieill.) K.Schum. Royal Botanic Gardens Kew. Retrieved from https://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:795383-1
].Alpinia purpurata (lengkuas merah) merupakan tanaman berukuran sedang dan dapat tumbuh hingga 2 meter. Daunnya berbentuk lonjong, tersusun berselang-seling, dan bertangkai pendek serta berujung runcing. Tunas tanaman yang berdaun dewasa menjadi perbungaan yang menarik, yang merupakan tangkai yang berdiri tegak dan ditutupi oleh daun pelindung yang mencolok berwarna merah atau merah muda. Rimpang dan tangkai daunnya memiliki kualitas yang harum [
7Chan, E. W., & Wong, S. K. (2015). Phytochemistry and pharmacology of ornamental gingers, Hedychium coronarium and Alpinia purpurata: a review. Journal of integrative medicine, 13(6), 368–379. https://doi.org/10.1016/S2095-4964(15)60208-4
].Selain cocok untuk tanaman hias, lengkuas merah (Alpinia purpurata) juga memiliki kegunaan lain. Tanaman ini bisa digunakan untuk rempah-rempah, parfum, pewarna, serat, kertas, dan obat-obatan.
Tanaman lengkuas merah (Alpinia purpurata) |
Alpinia purpurata (lengkuas merah) yang dibudidayakan karena kemampuannya untuk berbunga sepanjang tahun serta kelimpahan dan keawetan bunganya, adalah yang pertama kali melaporkan aksi insektisida dari minyak atsiri bunga Alpinia purpurata; minyak atsiri yang diekstrak dari bunga varian merah dan merah muda aktif terhadap vektor demam berdarah, Aedes aegypti, dengan membunuh larva instar keempat dan memberikan efek pencegah bertelur [
8Lira, C.S., Pontual, E.V., Pontual, E.V., Albuquerque, L.P., Paiva, L.M., Paiva, P.M., Oliveira, J.V., Napoleão, T.H., & Navarro, D.M. (2015). Evaluation of the toxicity of essential oil from Alpinia purpurata inflorescences to Sitophilus zeamais (maize weevil). Crop Protection, 71, 95-100. https://doi.org/10.1016/j.cropro.2015.02.004
].Penelitian lain menunjukkan potensi fitomedisinalnya untuk untuk mengobati tuberkulosis [
9Villaflores, O. B., Macabeo, A. P., Gehle, D., Krohn, K., Franzblau, S. G., & Aguinaldo, A. M. (2010). Phytoconstituents from Alpinia purpurata and their in vitro inhibitory activity against Mycobacterium tuberculosis. Pharmacognosy magazine, 6(24), 339–344. https://doi.org/10.4103/0973-1296.71785
], sebagai agen antibakteri yang dapat digunakan dalam formulasi farmakologis [10Santos, G., Dutra, K.D., Barros, R.A., Camara, C.A., Lira, D.D., Gusmão, N.B., & Navarro, D.M. (2012). Essential oils from Alpinia purpurata (Zingiberaceae): Chemical composition, oviposition deterrence, larvicidal and antibacterial activity. Industrial Crops and Products, 40, 254-260. https://doi.org/10.1016/j.indcrop.2012.03.020
], dan sebagai agen antikanker untuk penanganan karsinoma di masa mendatang [11Palanirajan, A., Kannappan, P., & Kanniappan, G. V. (2022). Anticancer activity of Alpinia purpurata (Vieill) K. Schum. against MNU and testosterone induced prostate cancer in male Wistar albino rats. Pharmacological Research-Modern Chinese Medicine, 3, 100105. https://doi.org/10.1016/j.prmcm.2022.100105
].Yuandani et. al. (2023) [
12Yuandani, Jantan, I., Haque, M. A., Rohani, A. S., Nugraha, S. E., Salim, E., Septama, A. W., Juwita, N. A., Khairunnisa, N. A., Nasution, H. R., Utami, D. S., & Ibrahim, S. (2023). Immunomodulatory effects and mechanisms of the extracts and secondary compounds of Zingiber and Alpinia species: a review. Frontiers in pharmacology, 14, 1222195. https://doi.org/10.3389/fphar.2023.1222195
] dalam artikel penelitiannya menerangkan bahwa di India, rimpang digunakan dalam etnomedisin untuk menyembuhkan sakit kepala, sakit tenggorokan, rematik, dan infeksi ginjal serta untuk meningkatkan suara, rasa, dan nafsu makan. Di Venezuela, infus air panas dari bunga Alpinia purpurata digunakan untuk mengobati gejala batuk. Lektin dari bunga Alpinia purpurata menunjukkan potensi antileukemia. *** [301124]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar