Rabu, Desember 25, 2024

Coleus rotundifolius, Kentang Hitam Yang Legam

  Budiarto Eko Kusumo       Rabu, Desember 25, 2024
Satu tahun lima bulan yang lalu, tepatnya pada Selasa (18/07/2023), saya disuguhi oleh kader SMARThealth Agustin Shintowati rebusan kentang hitam saat main di Grajen Coffee Shop Kepanjen. Katanya, kentang hitam itu oleh-oleh dari caleg asal Cepokomulyo, Kepanjen, saat mengunjungi anaknya yang belajar di pondok pesantren di daerah Solo.
Kader tersebut dibawakan satu besek, dan direbus sebagian untuk dihidangkan. Sebagian lagi disimpan untuk ditanam di pekarangan rumahnya. Selang empat bulan, dari umbinya tumbuh subur tanamannya di dalam pot.
Begitu diberi tahu letaknya tanamannya oleh kader, saya pun kemudian memotretnya untuk mengarsipkan dalam tulisan. Hal ini agar supaya bisa dibaca oleh peminat tumbuhan-tumbuhan, khusunya kentang hitam. Orang Jawa menyebutnya kenthang ireng atau kenthang kleci, dan konon sangat baik dikonsumi bagi penderita diabetes maupun sakit maag.
Tanaman kentang hitam memiliki nama ilmiah Coleus rotundifolius (Poir.) A.Chev. & Perrot. Nama genus Coleus berasal dari bahasa Yunani “koleos” (perisai), mengacu pada cara benang sari menyatu satu sama lain [
1Jakobina, M., Łyczko, J., Szumny, A., & Galek, R. (2024). Plant In Vitro Cultures of Coleus scutellarioides (L.) Benth. “Electric Lime” and Possibilities of Modification in the Biosynthesis of Volatile Compounds. Molecules, 29(10), 2193. https://doi.org/10.3390/molecules29102193
].

Tanaman kentang hitam (Coleus rotundifolius) di halaman Grajen Coffee Shop Kepanjen

Sedangkan, julukan khusus rotundifolius berasal dari bahasa Latin dari gabungan kata “rotundus” (bulat) dan “folius” (daun), merujuk pada tanaman yang bentuk daunnya yang khas, yaitu bundar atau seperti bundar [
2Goong. (n.d.). rotundifolius Meaning | Goong.com - New Generation Dictionary. Goong.Com - New Generation Dictionary. Retrieved December 25, 2024, from https://goong.com/latin/rotundifolius_meaning/
].
Spesies tanaman ini mula-mula diperkenalkan oleh botaniwan (dan juga pendeta) Prancis Jean Louis Marie Poiret (1755-1834) dengan nama Germanea rotundifolia pada tahun 1788, dan dipublikasikan dalam Encyclopédie Méthodique. Botanique (Tome Second) [
3Lamarck, Jean-Baptiste-Pierre-Antoine de Monet de, & Poiret, Jean-Louis-Marie. (1788). Encyclopédie Méthodique. Botanique (Tome Second). A Paris: Panckoucke; A Liege: Plomteux. https://www.biodiversitylibrary.org/page/33447031
], atau Encycl. [J. Lamarck & al.] 2(2): 763 (1788).
Pada tahun 1825, nama binomial Germanea rotundifolia sempat berganti nama menjadi Plectranthus rotundifolius, setelah direvisi oleh botaniwan dan dokter Jerman Kurt Polycarp Joachim Sprengel (1766-1833), dan dipublikasikan dalam Systema Vegetabilium (Editio Decima Sexta, Volumen II. Classis 6-15) [
4Linné, Carl von, Sprengel, Kurt Polycarp Joachim, & Sprengel, Anton. (1825). Systema Vegetabilium (Editio Decima Sexta, Volumen II. Classis 6-15). Gottingae: sumtibus Librariae Dieterichianae. https://www.biodiversitylibrary.org/page/2922690
], atau Syst. Veg., ed. 16 [Sprengel] 2: 690 (1825).
Selang 80 tahun, nama binomial Plectranthus rotundifolius direvisi oleh dua botaniwan Prancis, yaitu Auguste Jean Baptiste Chevalier (1873-1956) dan Émile Constant Perrot (1867-1951), dan berubah nama menjadi Coleus rotundifolius serta dipublikasikan dalam Les végétaux utiles de l’Afrique tropicale française: Vol. Volume I.-Fascicule I [
5Chevalier, A.-J.-B. (1905). Les végétaux utiles de l’Afrique tropicale française: Vol. Volume I.-Fascicule I. Paris: Dépot des publications. https://bibdigital.rjb.csic.es/records/item/16476-les-vegetaux-utiles-de-l-afrique-tropicale-francaise-vol-1-fasc-1?offset=3
], atau Vég. Utiles Afrique Trop. Franç. 1: 119 (1905).
Selain nama ilmiah yang binomial, Coleus rotundifolius mempunyai nama-nama umum (common names): hausa potato, country potato, fra-fra-potato (Inggris); Madagaskar-Kartoffel, Hausakartoffel (Jerman); pomme de terre du Madagascar (Prancis); patata de los Hausas (Spanyol); batateira-do-sudão, ratala (Portugis); baume du perou (Mauritius); paashan bhedi, makandi (Sanskerta); mạn k̄hī̂h̄nū (Thailand); ubi keling (Malaysia); kentang hitam (Indonesia).

Daun kentang hitam (Coleus rotundifolius)

Tanaman kentang hitam (Coleus rotundifolius) termasuk dalam famili famili Lamiaceae (suku nilam-nilaman), dan daerah asli spesies ini adalah India, Sri Lanka, Vietnman, Thailand, Malaya, Indonesia (Sumatera, Jawa Maluku), dan Filipina. Ia gemar tumbuh di bioma tropis kering di daerahkawasan tropis Asia.
Coleus rotundifolius (kentang hitam) merupakan tanaman herba tahunan yang tingginya bisa mencapai 1 meter. Akarnya membentuk umbi berbentuk telur hingga lonjong meyerupai kentang namun berukuran kecil. Kulit umbinya kasar dan berwarna cokelat keemasan, namun bila direbus berubah menjadi hitam legam. Barangkali dari sinilah awalnya disebut kentang hitam, meski isi umbinya berwarna putih.
Batang bawahnya tebal, berserat, menyebar dengan cepat, dan biasanya berwarna cokelat keemasan. Daunnya tebal dan berdaging, bentuknya bulat telur hingga hampir bulat dengan tekstur agak berminya. Aroma daunnya seperti lada hitam.
Bunganya berwarna ungu pucat atau biru dan kelopaknya berbulu di dalam. Bibir atas kelopak berbentuk oval lebar. Mahkota bunga biru atau ungu berbibir dua. Lobus bawah memanjang dan cekung sehingga membungkus organ-organ penting.
Dilihat dari morfologinya, tanaman kentang  hitam (Coleus rotundifolius) memiliki fungsi hias. Selain itu juga populer untuk fungsi kuliner, mengingat umbinya bisa dikonsumsi. Kentang hitam adalah umbi yang kaya akan nutrisi dapat dimanfaatkan untuk kontribusinya pada ketahanan pangan dan gizi.

Kentang hitam (Coleus rotundifolius) mentah dalam besek

Kentang hitam mempunyai kalori yang tinggi dan zat gizi mikro esensial untuk meredakan rasa lapar di saat kelaparan. Umbinya dapat digunakan sebagai makanan pokok bertepung penting atau sebagai lauk dengan nasi, kacang-kacangan, dan sayuran.
Dibandingkan dengan makanan pokok umbi-umbian lainnya seperti singkong, ubi jalar, dan ubi, kentang hitam memiliki kandungan protein, zat besi, magnesium, kalsium, dan serat yang lebih tinggi [
6Akhila, P.P., Sunooj, K.V., Aaliya, B., Navaf, M., Sudheesh, C., Yadav, D.N., Khan, M.A., Mir, S.A., & George, J. (2022). Morphological, physicochemical, functional, pasting, thermal properties and digestibility of hausa potato (Plectranthus rotundifolius) flour and starch. Applied Food Research. 2(2). https://doi.org/10.1016/j.afres.2022.100193
].
Pemanfaatan etnobotani Coleus rotundifolius (kentang hitam) beragam dan multiguna. Selain fungsi hias dan kuliner, kentang hitam (Coleus rotundifolius) juga telah digunakan sejak zaman kuno dalam pengobatan tradisional seperti dalam Ayuverda.
Pratima Patel dalam disertasinya, Ecophysiological Studies on Coleus Rotundifolius L.: A Medicinal Plant of Sidhi District (2020 [
7Patel, P. (2020). Ecophysiological Studies on Coleus Rotundifolius L.: A Medicinal Plant of Sidhi District [Ph.D.]. Rewa: DEPARTMENT OF BOTANY S.G.S. GOVT. P.G. COLLEGE, SIDHI, Awadhesh Pratap Singh University. http://hdl.handle.net/10603/379603
] menjelaskan bahwa Coleus rotundifolius (kentang hitam) digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Di Mesir dan Afrika, daunnya digunakan sebagai ekspektoran, emmenagogue, dan diuretik. Di Brasil, digunakan sebagai obat sakit perut dan untuk mengobati gangguan usus. 
Dalam sistem pengobatan tradisional Ayurveda, Coleus rotundifolius telah digunakan untuk mengobati penyakit jantung, kolik perut, gangguan pernapasan, insomnia, kejang, asma, bronkitis, gangguan usus, rasa terbakar, sembelit, epilepsi, dan angina.
 
Kentang hitam (Coleus rotundifolius) rebus dalam piring

Akarnya dapat digunakan untuk mengobati cacingan dan meredakan rasa terbakar pada bisul yang bernanah. Bila dicampur dengan minyak mustard, ekstrak akarnya dioleskan untuk mengobati eksim dan infeksi kulit. 
Tanaman ini juga digunakan untuk keperluan kedokteran hewan maupun digunakan dalam pembuatan obat-obatan untuk mencegah rambut beruban dan mengembalikan warna rambut beruban ke warna normalnya. 
Meskipun dikelompokkan sebagai tanaman obat, tanaman ini juga mengandung minyak atsiri dalam umbinya, yang memiliki bau yang sangat menarik dan lembut dengan aroma pedas. Minyak atsiri memiliki potensi penggunaan dalam industri penyedap makanan dan dapat digunakan sebagai agen antimikroba.
Kentang hitam (Coleus rotundifolius) memang lebih kecil ukurannya dari umbi kentang biasa (Solanum tuberosum), namun khasiat dan manfaatnya bagi masyarakat tidak bisa dipandang sebelah mata. Kendati hitam legam kulit umbinya saat direbus, akan tetapi kentang hitam berfaedah usada. *** [251224]


logoblog

Thanks for reading Coleus rotundifolius, Kentang Hitam Yang Legam

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog