Sepanjang jalur Jemplang-Ranupani terdapat tanaman pertanian milik masyarakat Tengger yang umumnya ditanam di lereng-lereng pegunungan, seperti wortel, bawang putih, terong Belanda, pepino, cabai Tengger, dan kentang.
Tanaman kentang biasanya ditanam masyarakat Tengger yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) itu berada lereng-lereng yang terjal dan curam. Sehingga, saya yang diajak menjelajah lintas Poncokusumo (Kabupaten Malang) hingga Senduro (Kabupaten Lumajang) oleh Wakil Direktur Yayasan Percik Salatiga (YPS), mengalami kesulitan untuk mengambil gambar tanaman kentang tersebut. Karena zoom kamera pada Xiaomi Note 8 Pro yang saya bawa kurang bisa menjangkau dengan tajam.
Nasib baik akhirnya menghampiri saya. Tatkala memasuki gapura paduraksa “Selamat Datang di Desa Wisata Ranupani”, atau tepatnya berada di Jalan Bromo, Dusun Sidodadi RT 02 RW 03 Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, saya menjumpai tanaman kentang milik salah satu penduduk ditaman di dekat gapura tersebut yang kebetulan berlahan datar. Akhirnya bisa memotretnya.
Bunga tanaman kentang ((Solanum tuberosum) di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, dekat telaga Ranupani |
Tanaman kentang ini bagi masyarakat Tengger merupakan tanaman pangan andalan yang tidak hanya untuk dikonsumsi warga namun juga dikenal sebagai komoditas pertanian yang dijual ke berbagai daerah.
Di Indonesia, kentang dikenal dengan beberapa daerah, di antaranya gantang (Aceh); kantang (Minangkabau); ubi kumanden (Palembang); gadung leper (Lampung); kumeli (Sunda); kentang, kuweli (Jawa), dan keteki Jawa (Sumba).
Nama ilmiah dari tanaman kentang adalah Solanum tuberosum L. Nama genus Solanum berasal dari bahasa Latin “solamen” (penghiburan, kenyamanan), karena khasiat medis dan obat penenang dari beberapa spesies ini [
1Venturini, Giorgio (Text) & Beltramini, Mario (English translation). Solanum tuberosum. Monaco Nature Encyclopedia: Discover the biodiversity. Retrieved from https://www.monaconatureencyclopedia.com/solanum-tuberosum/?lang=en
].Sedangkan, julukan khusus tuberosum berasal dari bahasa Latin “tuberum” (benjolan), mengacu pada produksi umbi-umbian yang secara global dimanfaatkan sebagai bahan pangan atau makanan [
2cabicompendium.50561, CABI Compendium, doi:10.1079/cabicompendium.50561, CABI International, Solanum tuberosum (potato), (2022).
].Spesies Solanum tuberosum dideskripsikan oleh botaniwan Swedia Carolus (Carl) Linnaeus (1707-1778) pada tahun 1753, dan dipublikasikan dalam Species Plantarum, Exhibentes Plantas Rite Cognitas, Ad Genera Relatas, Cum Differentiis Specificis, Nominibus Trivialibus, Synonymis Selectis, Locis Natalibus, Secundum Systema Sexuale Digestas. Tomus I [
3Linnaei, Caroli. (1753). Species Plantarum, Exhibentes Plantas Rite Cognitas, Ad Genera Relatas, Cum Differentiis Specificis, Nominibus Trivialibus, Synonymis Selectis, Locis Natalibus, Secundum Systema Sexuale Digestas. Tomus I. Holmiae: Impensis Laurentii Salvii. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/13829
], atau Sp. Pl. 1: 185 (1753).Daun tanaman kentang (Solanum tuberosum) |
Nama-nama umum (common names) dari Solanum tuberosum: Irish potato, potato (Inggris); prate (Irlandia); potatis (Swedia); Almindelig kartoffel, Kartoffel (Denmark); Erdapfel, Kartoffel (Jerman); aardappel (Belanda); pomme de terre, patate (Prancis); papa (Spanyol); batata (Portugis); krumpir (Kroasia); patata (Italia); patates (Turkiye); ah-lu, ar-loo (Myanmar); man fàlangx (Laos); khoai taay (Vietnam); dâmlông barang (Kamboja); man-alu, man-farang (Thailand); ubi kentang, ubi kenteng (Malaysia); kentang (Indonesia); papas, patatas (Filipina); ma ling shuyang shu (China); jaga imo (Jepang); parmentiére, pomme té, prome té (Haiti).
Tanaman kentang (Solanum tuberosum) termasuk dalam famili Solanaceae, dan daerah jelajah asli spesies ini berasal dari wilayah pegunungan Andes yang berada di perbatasan Bolivia-Peru. Kemudian banyak dibudidayakan di seluruh dunia untuk diambil umbinya yang dapat dimakan.
Solanum tuberosum (kentang) adalah herba tegak dan berair dengan banyak batang berdaging, kuat, bersudut, bercabang hingga tinggi 1,2 m dan stolon tubiform bawah tanah. Sistem perakaran biasanya sedalam 40-50 cm, tanpa penghalang hingga kedalaman 1 m. Umbi yang tumbuh di ujung stolon, berbentuk bulat hingga ellipsoid, sangat bervariasi dalam ukuran, berat dan warna; kulit umbi dengan bekas sisik daun ('alis'), tunas ketiak ('mata', biasanya beberapa tunas mata per alis), banyak lentisel, hampir kedap terhadap bahan kimia, gas dan cairan, memberikan perlindungan yang baik terhadap mikroorganisme dan kehilangan air; jumlah mata sangat bervariasi, normalnya sekitar 10-15 pada umbi 50 g [
2cabicompendium.50561, CABI Compendium, doi:10.1079/cabicompendium.50561, CABI International, Solanum tuberosum (potato), (2022).
].Lahan tanaman kentang (Solanum tuberosum) milik masyarakat Tengger ditanam tumpang sari dengan tanaman bawang putih |
Di Indonesia, kentang (Solanum tuberosum) pertama kali ditemukan pada tahun 1794 di daerah Cisarua, Cimahi, Jawa Barat. Jenis kentang yang di tanam di Cisarua berasal dari Amerika Serikat, yang dibawa oleh orang–orang Eropa. Varietas kentang yang pertama kali didatangkan ke Indonesia adalah Eigenhiemer. Pada tahun 1811 kentang sudah ditanam secara luas di berbagai daerah, terutama di Pacet, Lembang, Pengalengan (Jawa Barat), Wonosobo, Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu, Tengger (Jawa Timur), Aceh, Tanah Karo, Padang, Bengkulu, Sumatera Selatan, Minahasa, Bali dan Flores [
4Rukmana, R. (1997). Botani Tanaman. Bogor: Institut Pertanian Bogor
].Dalam review article Sahair R. et. al. (2018) [
5Anjum Sahair, R., Sneha, S., Raghu, N., Ts, G., Karthikeyan, M., Gnanasekaran, A., Gk, C., & Basalingappa, K.M. (2018). Solanum tuberosum L: Botanical, Phytochemical, Pharmacological and Nutritional Significance. International Journal of Phytomedicine, 10(3): 115-124. Retrieved from https://core.ac.uk/reader/275977930
] dilaporkan bahwa seluruh bagian tanaman kentang (Solanum tuberosum), termasuk daun, umbi, kulit dan sarinya digunakan dalam pengobatan tradisional. Sejumlah aktivitas farmakologi kentang telah dilaporkan yaitu: antioksidan, antikanker, antialergi, antibakteri, antiinflamasi, antiobesitas, aktivitas anti maag. Kentang mengandung asam fenolik, antosianin, flavonoid, vitamin B6, vitamin B3, asam pantotenat, kalium, mangan, fosfor; tembaga dan serat. Solanum tuberosum (kentang) juga memiliki aktivitas farmakologis yang ampuh dalam menurunkan risiko kanker, penyakit kardiovaskular, dan diabetes. *** [140724]
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh .....
BalasHapusAlhamdulillaah ....... Mmmuuuaaannntttaaappp pisan euy .....