Senin, Desember 30, 2024

Cosmos caudatus, Kenikir Berbunga Kuning Cerah

  Budiarto Eko Kusumo       Senin, Desember 30, 2024
Di sebelah utara Warung Sederhano yang beralamatkan di Jalan Panglima Besar Sudirman No. 88 Dusun Lemah Duwur RT 04 RW 01 Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, tanaman kenikir tumbuh subur berderet dari timur ke barat, sejajar dengan deretan tanaman pokak (Solanum torvum).
Orang Sumatera pada umumnya mengenal kenikir dengan sebutan suring. Orang Melayu menyebutnya dengan ulam raja. Orang Sunda bilang, itu tanaman raramidang. Orang Jawa menamainya kenikir.
Kenikir sangat dikenal di Indonesia. Daunnya sering dijadikan sebagai sayur untuk pecel, atau dikonsumsi segar untuk lalapan, urap maupun trancam.
Bunga kenikir ada yang berwarna merah muda, jingga, kuning, atau putih. Perbedaan warna bunga tersebut karena kenikir memiliki spesies yang sangat beragam. Keragaman jenis ini merupakan plasma nuftah yang perlu dilestarikan.

Bunga kenikir (Cosmos caudatus) warna kuning

Kenikir yang ditanam di samping Warung Sederhano itu kebetulan bunganya berwarna kuning cerah. Konon, warna kuning cerah tersebut membuat semangat, menjadikan perasaan cerah dan bahagia penuh gairah sehingga dapat menstimulasi keinginan kita untuk melakukan kegiatan.
Tanaman kenikir memiliki nama illmiah Cosmos caudatus Kunth. Nama genus Cosmos berasal dari bahasa Yunani “kosmos” (hiasan, dekorasi, ornamen). Dari bahasa Latin yang diadopsi dari bahasa Yunani, kosmos sering diartikan sebagai "keteraturan, tatanan yang baik, pengaturan yang teratur," sebuah kata dengan beberapa makna utama seperti "menata dan menata," atau "menghias, menghiasi, melengkapi, mendandani."
Pythagoras dikatakan sebagai orang pertama yang menerapkan kata ini pada "alam semesta," mungkin awalnya berarti "cakrawala berbintang, atau cakrawala yang dihiasi bintang-bintang," dan kata kosmos sering kali secara khusus menyiratkan "alam semesta sebagai perwujudan keteraturan dan harmoni" [
1Charters, M. L. (n.d.). California Plant Names: Latin and Greek Meanings and Derivations An Annotated Dictionary of Botanical and Biographical Etymology. Calflora. Retrieved December 30, 2024, from https://www.calflora.net/botanicalnames/pageCI-CY.html
].
Sehingga, nama genus Cosmos menyiratkan bentuk dan pola daun dan bunga dari tanaman kenikir yang teratur membentuk pola yang teratur atau harmonis yang menyebabkan terlihat indah dan cantik [
2Missouri Botanical Garden. (n.d.). Cosmos bipinnatus. Missouri Botanical Garden. Retrieved December 30, 2024, from https://www.missouribotanicalgarden.org/PlantFinder/PlantFinderDetails.aspx?kempercode=b733
].
Sedangkan, julukan khusus caudatus berasal dari bahasa Latin “caudatus, -a, -um” (dengan ekor), dari kata dasar “cauda” (ekor), merujuk pada bentuk daunnya yang lebah mengitari batangnya yang seolah-olah seperti ekor [
3Charters, M. L. (n.d.). California Plant Names: Latin and Greek Meanings and Derivations An Annotated Dictionary of Botanical and Biographical Etymology. Calflora. Retrieved December 30, 2024, from https://www.calflora.net/botanicalnames/pageCA-CH.html
].

Tunas muda daun kenikir (Cosmos caudatus)

Nama ilmiah Cosmos caudatus diperkenalkan dan dideskripsikan oleh botaniwan Jerman Karl Sigismund Kunth (1788-1850) pada tahun 1818, dan dipublikasikan dalam Nova Genera et Species Plantarum: Quas in Peregrinatione Orbis Novi Collegerunt, Descripserunt, Partim Adumbraverunt  (Tomus Quartus) [
4Bonpland, Aimé, Humboldt, Alexander von, & Kunth, Karl Sigismund. (1818). Nova Genera et Species Plantarum: Quas in Peregrinatione Orbis Novi Collegerunt, Descripserunt, Partim Adumbraverunt (Tomus Quartus). Lutlete Parisiorum: Apud N. Maze, Bibliopolam. https://www.biodiversitylibrary.org/page/58751341
], atau Nov. Gen. Sp. [H.B.K.] 4(17): 188 (ed. fol.) (1818).
Selain nama ilmiah dalam bentuk binomial, Cosmos caudatus juga mempunyai nama-nama umum (common names): wild cosmos, foxtail (Inggris); Cosmee, Schmuckblume (Jerman); cosmos sauvage (Prancis); rau sao nhái (Vietnam); daoruan-phama, khamhae (Thailand); ulam raja, pelampung (Malaysia); kenikir (Indonesia); cosmos, lansa-lands, onuad, tuktukan, tukukaw, turai-turai (Filipina): chactsul, chacxul, chak tsul, estrella del mar (Meksiko); cambray, cambray rojo, mozote-doradilla (El Salvador); cambray, cambray rojo (Honduras); flor de muerto (Kosta Rika); clavijena de monte, pega pega (Panama); amor-de-moca (Brasil); clavellillo, margarita, piquet, piquet, Spanish needles (Puerto Riko); yema de huervo (Republik Dominika).
Tanaman kenikir (Cosmos caudatus) termasuk dalam famili Asteraceae (suku aster-asteran), dan daerah asal spesies ini adalah Meksiko hingga Amerika Selatan Tropis. Ia gemar tumbuh di bioma tropis yang kering secara musiman.

Daun kenikir (Cosmos caudatus)

Cosmos caudatus
(kenikir) merumpakan perdu dengan tinggi bisa mencapai 1,5 meter dan berbau khas. Akarnya tunggang dan berwarna putih. Batangnya tegak, segi empat, beralur membujur, bercabang banyak, beruas berwarna hijau keunguan.
Daunnya majemuk, bersilang berhadapan, berbagi menyirip, ujung runcing, tepi rata, berwarna hijau. Di bagian atasnya terdapat bunga berwarna kuning belerang yang bening. Cocok dijadikan bunga potong yang sangat bagus.
Bunga majemuk, bentuk bongkol, di ujung batang, tangkai panjang, mahkota terdiri dari 8 daun mahkota, benang sari bentuk tabung, kepala sari cokelat kehitaman, putik berambut, hijau kekuningan, merah. Sedangkan, bijinya keras, bentuk jarum, dan berwarna hitam.
Di Indonesia, daun kenikir biasanya dikonsumsi sebagai lalapan, bahan sayur untuk pecel, urap maupun trancam. Bunganya yang menawan, tanaman kenikir juga kerap dijadikan tanaman hias di pekarangan.

Batang dan ranting kenikir (Cosmos caudatus)

Selain itu, daunnya telah banyak digunakan sebagai obat tradisional karena aktivitas farmakologisnya dan efek menguntungkannya pada kesehatan manusia. Orang Melayu dan Jawa umumnya mengonsumsi daun kenikir (Cosmos caudatus) untuk melancarkan peredaran darah, menguatkan tulang, dan mengatasi bau mulut [
5Moshawih, S., Cheema, M. S., Ibraheem, Z. O., Tailan, N. D., & Hakim, M. N. (2017). Cosmos caudatusextract/fractions reduce smooth muscle cells migration and invasionin vitro: A potential benefit of suppressing atherosclerosis. Porto biomedical journal, 2(6), 293–300. https://doi.org/10.1016/j.pbj.2017.03.008
].
Secara tradisional, tunas muda tanaman ini digunakan untuk meredakan diabetes, tekanan darah tinggi, radang sendi, dan demam serta membantu pencernaan dan memperpanjang umur [
6Wan-Nadilah, W., Akhtar, M.T., Shaari, K. et al. Variation in the metabolites and α-glucosidase inhibitory activity of Cosmos caudatus at different growth stages. BMC Complement Altern Med 19, 245 (2019). https://doi.org/10.1186/s12906-019-2655-9
]. Tanaman ini juga untuk  meningkatkan sirkulasi darah, memperkuat tulang, mengobati luka bakar, ketegangan otot, kejang, antipenuaan, dan mengobati penyakit menular serta berpotensi untuk mengobati penyakit paru obstruktik kronik (PPOK) [
7Rahminiwati, M., Trivadila, T., Iswantini, D., Takemori, H., Koketsu, M., Sianipar, R. N. R., Achmadi, S. S., Sjahriza, A., Soebrata, B. M., & Wulanawati, A. (2022). Indonesian Medicinal Plants with Anti-inflammatory Properties and Potency as Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) Herbal Medicine. Pharmacognosy Journal, 14(4), 432–444. https://doi.org/10.5530/pj.2022.14.119
].
Cosmos caudatus (kenikir) menunjukkan sifat antioksidan yang kuat dan mungkin memiliki kemampuan untuk mencegah penyakit neurodegeneratif seperti demensia [
8You, Y. X., Shahar, S., Rajab, N. F., Haron, H., Yahya, H. M., Mohamad, M., Din, N. C., & Maskat, M. Y. (2021). Effects of 12 Weeks Cosmos caudatus Supplement among Older Adults with Mild Cognitive Impairment: A Randomized, Double-Blind and Placebo-Controlled Trial. Nutrients, 13(2), 434. https://doi.org/10.3390/nu13020434
].
Ahda et. al. (2023) [
9Ahda, M., Jaswir, I., Khatib, A., Ahmed, Q. U., & Syed Mohamad, S. N. A. (2023). A review on Cosmos caudatus as A potential medicinal plant based on pharmacognosy, phytochemistry, and pharmacological activities. International Journal of Food Properties, 26(1), 344–358. https://doi.org/10.1080/10942912.2022.2158862
] melaporkan bahwa daun kenikir (Cosmos caudatus) mengandung beberapa fitokonstituen seperti flavonoid dan turunannya, fenolik lainnya, dan minyak esensial, sedangkan akarnya hanya mengandung non-flavonoid.
 
Tanaman kenikir (Cosmos caudatus) di samping Warung Sederhano, Dusun Lemah Duwur, Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang

Lebih jauh, daunnya dilaporkan mengandung kandungan fenolik total yang tinggi yang dikaitkan dengan berbagai aktivitas termasuk antidiabetes, antioksidan, antiperadangan, antibakteri, antijamur, antiosteoporosis, antihiperlipidemia, antikanker, antihipertensi, antihepatoprotektif, dan untuk mengelola masalah kesuburan.
Di Amerika Latin dan Asia Tenggara, daunnya digunakan untuk menunda proses penuaan, menguatkan tulang, serta mengobati beberapa masalah yang berhubungan dengan kardiovaskular.
Lebih lanjut, Ahda et. al., menyatakan bahwa telah terdokumentasikan dengan baik bahwa ramuan ini dapat dikonsumsi dalam bentuk segar, bubuk, atau ekstrak. Bahkan, uji klinis telah dilakukan untuk memastikan daun segar keninikir (Cosmos caudatus) efektif sebagai obat antidiabetes.
Ternyata, menanam kenikir itu banyak manfaatnya. Bisa dijadikan tanaman hias, daunya bisa dimakan, dan juga tanaman tersebut memberikan pengaruh kesehatan bagi manusia. *** [301224]


logoblog

Thanks for reading Cosmos caudatus, Kenikir Berbunga Kuning Cerah

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog