Senin, Desember 30, 2024

Bakso Cak To Dilem Kepanjen: Petualangan Rasa Di Penghujung Tahun

  Budiarto Eko Kusumo       Senin, Desember 30, 2024
Dua hari ini saya ditraktir oleh kader SMARThealth Kepanjen. Sabtu (28/12) kemarin, diajak makan mie Tobrut Cak Hokli di Jalan Suruji, dan hari in, Senin (30/12), saya diajak makan bakso di Warung Bakso Cak To Dilem.
Di Desa Dilem ini ada dua penjual bakso yang sama-sama menggunakan nama Cak To. Yang satu berada di Jalan Sidoluhur RT 07 RW 01, dan yang satunya berada di Jalan Masjid RT 06 RW 02. Keduanya berada di Dusun Lemah Duwur, Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Namun, yang saya tulis kali ini adalah Bakso Cak To Dilem Kepanjen Cabang Pasar Tumpang. Bukan karena pilih kasih. Karena kesempatan diajak makan sama kader SMARThealth kebetulan yang ada di Jalan Masjid No. 3 tersebut.

Fasad depan bangunan Warung Bakso Cak To Dilem Kepanjen Cabang Pasar Tumpang

Bermula dari bel handphone berdering, berupa ajakan dari kader SMARThealth – Agustin Shintowati dan Kristin Mariana – saya meluncur ke sana. Jaraknya dari Sekretariat SMARThealth tidak ada setengah kilo, tepatnya berada di arah barat daya dari Sekretariat SMARThealth.
Bakso Cak To Dilem Kepanjen Cabang Pasar Tumpang ini belum genap dua tahun buka atau baru setahun beberapa bulan saja, namun pengunjungnya boleh dibilang tak kalah dengan warung bakso yang telah ada di daerah Kepanjen. Orang Jawa bilang, pengunjungnya ndlidir (datang silih berganti).
Di meja bagian belakang, di timur musholla, kader SMARThealth memilih tempat terlebih dahulu. Saya bergabung kemudian dengan memesan bakso besar berisi telur dan bakso berukuran sedang serta 2 tahu putih dengan sayur kecambah. Minumnya jeruk panas.

Pengunjung langsung bisa memilih pentolnya yang beragam dan komplit

Dikutip dari laman kimbo.id, makanan bakso ini berasal dari masa Dinasti Ming (1368-1644) di Tiongkok. Konon, seorang pemuda bernama Meng Bo ingin memasakkan daging empuk dan lembut untuk ibunya. Ia terinspirasi dari kue mocha, camilan yang terbuat dari ketan yang ditumbuk agar halus, sehingga makanan ini terasa lembut.
Meng Bo pun menumbuk daging yang alot, membentuk bulatan-bulatan kecil, dan dihidangkan bersama kaldu hangat. Ternyata makanan dari daging giling ini populer ke seluruh kota Fuzhou hingga ke seluruh Tiongkok.
Pada abad ke-19, ketika banyak imigran Tionghoa datang ke Indonesia, mereka membawa banyak budaya dan makanan, salah satunya adalah bakso. Makanan ini mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia, terutama di kalangan komunitas Tionghoa yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Semarang. Pada saat itu, bakso sering dijual oleh pedagang kaki lima, terutama di pasar-pasar.

Suasana saat ditraktir makan bakso oleh kader SMARThealth Kepanjen

Dari situ, bakso kemudian semakin dikenal di kalangan orang pribumi. Kata bakso sendiri berasal dari kata “bak-so” yang dalam dialek Hokkian diartikan secara harfiah “daging yang digiling”. Namun, karena orang pribumi kebanyakan muslim, mereka tidak menggunakan daging babi sebagai bahan utama, melainkan diganti dengan daging sapi, ayam, kerbau atau bahkan ikan.
Bakso berkembang hingga ke seluruh penjuru negeri, karena rasanya yang nikmat sesuai dengan lidah orang Idonesia. Akulturasi budaya pun terjadi, hingga terdapat berbagai variasi-variasi resep bakso menyesuaikan lokasi.
Bakso Cak To sendiri terkenal dengan cita rasa yang khas dan sajian bakso yang lezat, yang memadukan kelezatan daging bakso yang kenyal dengan kuah yang gurih. Proses pembuatan bakso yang cermat membuatnya berbeda dari bakso biasa.

Bakso dengan pentol alus ukuran sedang, ukuran besar berisi telur, 2 tahu putih, kecambah, dan kuah

Bakso Cak To ini memiliki beragam bentuk dan ukurannya. Ada yang kecil, berukuran sedang, hingga jumbo. Baksonya disediakan dalam bentuk halus, urat maupun berisi telur di dalam baksonya.
Lalu, dipadu dengan kuah bakso yang disajikan sangat menyegarkan, dengan rasa yang kaya, gurih, dan pas di lidah. Ini menjadikan pengalaman makan bakso semakin nikmat.
Selain bakso dan kuah, ada beragam pilihan menu lain seperti mie, kecambah, pangsit, tahu putih, dan varian lainnya, yang bisa dinikmati bersama bakso tersebut.
Di samping lokasinya yang mudah dijangkau, ditraktir kader SMARThealth Kepanjen menjadikan momen santai dan nikmat. Makan bakso sering kali menjadi ajang untuk bersantai, melepas penat, dan menikmati waktu bersama. Suasana yang santai dan sederhana membuat makan bakso terasa lebih nikmat dan menyenangkan.
Bagi pecinta kuliner, terutama penggemar bakso, Bakso Cak To Dilem Kepanjen adalah tempat yang bisa menjadi jujugan. Tempatnya luas, ada fasilitas toilet, musholla hingga wifi gratis. Saya bersyukur di penghujung tahun 2024 bisa menikmati Bakso Cak To Dilem Kepanjen Cabang Pasar Tumpang atas ajakan kader SMARThealth Kepanjen. *** [301224]


logoblog

Thanks for reading Bakso Cak To Dilem Kepanjen: Petualangan Rasa Di Penghujung Tahun

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog