Sabtu, Mei 24, 2025

Buchozia japonica, Bunga Seribu Bintang Yang Mungil dan Putih

  Budiarto Eko Kusumo       Sabtu, Mei 24, 2025
Bunga dan daun bunga seribu bintang (Buchozia japonica) di Dusun Demang Jaya 1 RT 09 RW 02 Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang

Saat bersilaturahmi dan berkoordinasi pemasangan sensor udara di rumah kader photovoice Yeni Marina yang bermukim di Dusun Demang Jaya 1 RT 09 RW 02 pada Senin (19/05), Tim NIHR (National Institute for Health and Care Research) Universitas Brawijaya (UB) – Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked.Trop., Sekar Aquka Salsabilla, S.AP, M.AP, Dwi Sari Puspaningtyas, MSPH, dan saya – tak hanya mendapat suguhan tradisional rondo royal tapi juga bisa melihat tanaman bunga seribu bintang di halaman depan sisi timur.
Dikenal juga sebagai mawar salju (snowrose), tanaman ini tumbuh lebat, menjulur dengan banyak cabang yang dipenuhi daun-daun kecil berbentuk oval. Pesonanya semakin memikat karena deretan bunga mungil berwarna putih yang bermekaran serentak di sepanjang ranting - masing-masing hanya berkelopak lima, tapi jumlahnya yang melimpah membuat tanaman ini tampak seperti dipenuhi kerlip bintang dari kejauhan.
Nama ilmiah dari tanaman bunga seribu bintang ini adalah Buchozia japonica (Thunb.) Callm. Nama genus Buchozia ini diberikan untuk menghormati Pierre-Joseph Buc'hoz (1731-1807), seorang dokter, pengacara, dan naturalis Prancis [
1Chen, J., Liu, M., Xue, B., Phua, L. K., & Lim, K. W. (2024). (3012) Proposal to conserve the name Serissa against Buchozia (Rubiaceae). TAXON, 73(1), 315–316. https://doi.org/10.1002/tax.13113
].
Sedangkan, julukan khusus japonica berasal dari bahasa Latin “japonicus, -a” (Jepang) [
2Merriam-Webster. (n.d.). Japonica. In Merriam-Webster.com dictionary. Retrieved May 24, 2025, from https://www.merriam-webster.com/dictionary/japonica
]. Kata ini sering muncul sebagai bagian dari nama spesies, yang menunjukkan bahwa spesies tersebut asli atau memiliki hubungan dengan Jepang.
Dalam perjalanannya selama ratusan tahun ini sebelum menjadi Buchozia japonica, spesies tanaman ini memiliki banyak nama. Spesies tanaman ini mula-mula diperkenalkan oleh botaniwan Swedia Carl Peter Thunberg (1743-1828) pada tahun 1780 sebagai Lycium japonicum.
Selang 18 tahun kemudian, Thunberg memindahkan spesies Lycium japonicum ke dalam genus Serrisa menjadi Serrisa japonica. Nama ini digunakan selama 223 tahun dalam literatur botani dan hortikultura. Para penggemar bonsai sangat akrab dengan nama Serrisa japonica ini.
Kemudian pada tahun 2021, botaniwan Swiss Martin Wilhelm Callmander (1975-) merevisi dan mengklasifikasikan Serrisa japonica ke dalam genus Buchozia menjadi Buchozia japonica, dan dipublikasikan dalam Augustin-Pyramus de Candolle’s L’Heritier Reliquiae: A volume of miscellaneous prints kept in Geneva, atau Candollea 76(1): 162 (2021).
Selain nama ilmiah (scientific preferred name), Buchozia japonica mempunyai nama-nama umum (common names): Japanese serissa, snowrose, tree of a thousand stars, Japanese boxthorn (Inggris); bunga seribu bintang (Indonesia); liu yue xue (China); hakuchĂ´ge (Jepang); baek jeong hwa (Korea).
Bunga seribu bintang (Buchozia japonica) termasuk dalam famili Rubiaceae (suku kopi-kopian) dan daerah sebarannya dari Asia Tenggara hingga Jepang. Tanaman ini merupakan semak hijau abadi yang ketinggiannya bisa mencapai 60 sentimeter di iklim tropis, menggugurkan daunnya di iklim subtropis saat suhu turun. 
Jinhao Chen et. al. (2024) [
1Chen, J., Liu, M., Xue, B., Phua, L. K., & Lim, K. W. (2024). (3012) Proposal to conserve the name Serissa against Buchozia (Rubiaceae). TAXON, 73(1), 315–316. https://doi.org/10.1002/tax.13113
] menceritakan bahwa Buchozia japonica (bunga seribu bintang) dibudidayakan secara luas di seluruh dunia sebagai subjek bonsai, terutama dihargai karena percabangannya yang halus, kulit abu-abu kasar, banyak bunga mungil sepanjang tahun dan, pada beberapa kultivar, dedaunan beraneka warna dan/atau bunga "ganda". Di Tiongkok, Buchozia japonica telah dibudidayakan sebagai bonsai setidaknya sejak 1591 pada Dinasti Ming. Sedangkan, catatan hortikultura Jepang paling awal berasal dari tahun 1695.
Selain itu, tanaman ini telah digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok (misalnya, untuk mengobati bisul dan diare) selama lebih dari 1200 tahun.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Qiu et. al. (2023) [
3Qiu, X. H., Jiang, Y., Chen, B., Zhong, P., & Liu, X. (2023). Hepatoprotective effects of the mixed decoction of Inula cappa and Serissa japonica in acute liver injury mouse model. International Journal of Radiation Research, 21(4), 765–768. https://doi.org/10.61186/ijrr.21.4.765
] melaporkan bahwa bunga seribu bintang (Buchozia japonica) memiliki rasa pahit, sedikit manis dan memiliki sifat dingin, yang mengandung minyak atsiri, terpenoid, steroid, lignan, dan komponen kimia lainnya.
Ia dapat mengaktifkan sirkulasi darah, mendinginkan darah, menenangkan hati, dan menghilangkan kelembapan, detumescence, dan nyeri. Penelitian telah menunjukkan bahwa Inula cappa dan Buchozia japonica dapat melindungi cedera hati akut, dan Buchozia japonica memiliki efek antiinflamasi. *** [240525]


logoblog

Thanks for reading Buchozia japonica, Bunga Seribu Bintang Yang Mungil dan Putih

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog