Senin, Juli 14, 2025

Jejak Hijau di Pesisir Putih: Menyibak Keunikan Tanaman Beruwas Laut di Pantai Trianggulasi

  Budiarto Eko Kusumo       Senin, Juli 14, 2025
Usai melewati lorong-lorong yang sunyi di Pura Luhur Giri Salaka yang sakral dan tenang, saya bersama Andhika Krisnaloka, S.Sos, diajak Pak Dhe Suparno dan Bu Dhe Mardiyati melewati jalan setapak menuju Pantai Trianggulasi
Pantai ini masih berada di kawasan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP), tepatnya di Dusun Kaliagung, Desa Kendalrejo, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi - sebuah bentang alam yang seolah-olah merangkum harmoni antara laut, hutan, dan spiritualitas Jawa.
Begitu sampai, hamparan pasir putih yang bersih menyambut kami, terbentang luas di bawah langit biru yang teduh. Namun, yang paling mencuri perhatian bukanlah debur ombak atau semilir angin pantai, melainkan kumpulan tanaman beruwas laut yang tumbuh bergerombol di tepian pantai. Tanaman ini tampak seperti semak kecil berkayu, berdiri kokoh di tengah terpaan angin dan semprotan garam yang tak henti-hentinya.
Beruwas laut bukan tanaman biasa. Ia adalah simbol ketangguhan vegetasi pantai yang mampu hidup di lingkungan ekstrim yang asin dan berangin. Tapi yang paling unik dari tumbuhan ini adalah bunganya, yang ketika mekar, tampak hanya setengah saja. Seolah menyimpan rahasia yang tak sepenuhnya ingin ia ungkapkan kepada dunia.

Bunga beruwas laut (Scaevola taccada) cuma bermahkota setengah

Dalam cerita rakyat Hawaii, bunga setengah berasal dari cinta yang tidak disetujui para dewa. Bunga putih ini berasal dari rambut Putri Naupaka yang terbelah dua. Setengahnya diberikan kepada Kaui, seorang nelayan yang dicintainya, yang disuruh kembali ke laut untuk berpisah selamanya. Untuk menghormati cinta mereka, bunga naupaka kini hanya mekar setengah. Ketika dua varietas naupaka dipetik dan disatukan, mereka membentuk bunga yang sempurna [
1Philippine Medicinal Plants. (n.d.). Boto. StuartXchange.Org. Retrieved July 14, 2025, from https://www.stuartxchange.org/Boto.html
].
Tanaman beruwas laut memiliki nama ilmiah Scaevola taccada (Gaertn.) Roxb. Nama genus Scaevola pada pahlawan Romawi legendaris Mucius Scaevola (dari bahasa Latin "Scaevus", kidal), yang, untuk menunjukkan keberaniannya kepada musuhnya yang telah menangkapnya, membakar tangan kanannya ke dalam anglo, dengan mengacu pada mahkota bunga yang tampaknya terbelah dua [
2Puccio, P. (n.d.). Scaevola aemula (M. Beltramini, Ed.). Monaco Nature Encyclopedia: Discover the Biodiversity. Retrieved July 14, 2025, from https://www.monaconatureencyclopedia.com/scaevola-aemula/?lang=en
].
Sedangkan, julukan khusus taccada berasal dari pinjaman bahasa Singhala “takkada” yang berarti Sri Lanka [
3eFloraofIndia. (n.d.). Scaevola taccada. eFloraofIndia. Retrieved July 14, 2025, from https://efloraofindia.com/efi/scaevola-sericea/
], sebuah negara yang terletak di tenggara Anak Benua India. Nama spesies ini diberikan mengingat spesimen ini ditemukan di negara tersebut.
Spesies tanaman ini mula-mula diperkenalkan oleh botaniwan dan dokter Jerman Joseph Gaertner (1732-1791) pada tahun 1788 sebagai Lobelia taccada, dan dipublikasikan dalam De Fructibus et Seminibus Plantarum: Accedunt Seminum Centraiae Quinque Priores Cumtabulis Aenies LXXIC, atau Fruct. Sem. Pl. 1: 119 (t. 25) (1788).

Buah beruwas laut (Scaevola taccada)

Kemudian pada tahun 1814, botaniwan dan dokter Skotlandia William Roxburgh (1751-1815) merevisi dan mengklasifikasikan spesies Lobelia taccada ke dalam genus Scaevola menjadi Scaevola taccada, dan dipublikasikan dalam Hortus Bengalensis, or, A Catalogue of The Plants Growing in The Honourable East India Company: Botanic Garden at Calcutta, atau hortus bengalensis 15 (1814).
Selain nama binomial, Scaevola taccada mempunyai nama-nama umum (common names): beach naupaka, half-flower, naupaka, sea lettuce, sea lettuce tree (Inggris); Fächerstrauch, Naupaka (Jerman); veloutier vert (Prancis); zeavola (Spanyol); vouloutye (Seychelles); bhadraksha (Sansekerta); bong bong, rak thale, ho raa, ruk ta-lay (Thailand); ambong-ambong, merambong (Malaysia); beruwas laut, babakoan, dudulan, gagabusan, subong-subong, wudulan, kayu gabus (Indonesia); boto, linu (Tagalog); h[ees]p, s[ow]n, d[uw][ow]ng, hep, son duong (Vietnam); cao hai tong (China); naupaka kahakai (Hawaii); nanasu (Guam); gavaga, pahop (Papua Nugini); veveda (Fiji); naghu (Tonga); to'ito'i (Samoa); korai, kirrai (Palau).
Beruwas laut (Scaevola taccada) termasuk dalam famili Goodeniaceae. Tumbuhan ini  dari bioma beriklim tropis basah dengan rentang sebaran mulai dari Kenya tenggara hingga Tanzania timur, KwaZulu-Natal, Indian Ocean hingga Pasifik, termasuk banyak tumbuh di Indonesia.
Scaevola taccada (beruwas laut) adalah semak cemara berdaun lebar atau pohon kecil, biasanya tumbuh setinggi 3-10 meter. Ciri khasnya adalah daunnya yang berdaging, hijau cerah, dan mengilap, bunganya yang putih berbentuk kipas, dan buahnya yang bulat dan berwarna putih. Tanaman ini tumbuh subur di lingkungan pesisir, sering ditemukan di pantai dan bukit pasir.

Tanaman beruwas laut (Scaevola taccada) tumbuh subur di Pantai Trianggulasi, Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi

Beruwas laut (Scaevola taccada) dikenal memiliki berbagai manfaat medis dalam pengobatan tradisional, terutama di Asia Tenggara dan Australia. Shekhawat et. al. (2021) [
4Shekhawat, M. S., Kannan, N., Manokari, M., & Priyadharshini, S. (2021). Regeneration of shoots via direct somatic embryogenesis from the leaf surface of Scaevola taccada (Gaertn.) roxb. – a climate resilient species of coastal areas. South African Journal of Botany, 140, 276–283. https://doi.org/10.1016/j.sajb.2020.05.006
] melaporkan bahwa tanaman ini memiliki khasiat pencernaan, diuretik, karminatif, antiinflamasi, dan antikanker, serta digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati batuk, tuberkulosis, sakit gembur-gembur, sengatan ikan pari, penyakit kulit, dan keracunan makanan. 
Selain itu, rebusan daunnya dilaporkan dapat melawan takikardia (gejala beri-beri) dan membantu mengatasi pneumonia yang berhubungan dengan persalinan. Daunnya mengurangi frekuensi detak jantung dan merangsang jantung untuk berkontraksi normal.
Scaevola taccada mengandung senyawa-senyawa aktif biologis seperti skaevolin, asam klorogenat, saponin, glikosida, lipid dan alkaloid, loganin, silvestrosida-III, dimetil asetal, kantleiosida, kumarin, terpenoid, steroid, dan lain-lain. 
Baru-baru ini, furanokumarin ‘skatakanol’ yang diisolasi dari buahnya telah dilaporkan memiliki aktivitas antijamur terhadap Pythium insidiosum, organisme penyebab ulkus kornea pada manusia. *** [140725]


logoblog

Thanks for reading Jejak Hijau di Pesisir Putih: Menyibak Keunikan Tanaman Beruwas Laut di Pantai Trianggulasi

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog