Sabtu, Juli 05, 2025

Malam yang Hangat di Tepi Sawah: Dinner Bersama Tim NIHR UB di Resto D.S.B. Rogojampi

  Budiarto Eko Kusumo       Sabtu, Juli 05, 2025

Setelah menikmati senja yang memukau di Pantai Pulau Merah, yang berada di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggrahan, Kabupaten Banyuwangi pada Selasa (01/07), rombongan Tim NIHR (National Institute for Health and Care Research) Universitas Brawijaya (UB) yang terdiri dari tiga mobil, diajak Manajer Proyek NIHR UB menyudahi hari dengan pengalaman kuliner yang tak kalah mengesankan dengan makan malam di Resto D.S.B. (Daipoeng Simpang Blimbingsari), Rogojampi.

Resto ini, yang dulunya dikenal sebagai Daipoeng Sawahan, merupakan salah satu ikon wisata kuliner khas Banyuwangi yang berada di Dusun Krajan, Desa Watukebo, Kecamatan Rogojampi. Lokasinya begitu strategis, tak jauh dari Bandara Banyuwangi, dikelilingi oleh bentangan sawah hijau yang luas, menciptakan suasana makan malam yang sejuk, damai, dan syahdu.

Resto D.S.B. di Dusun Krajan, Desa Watukebo, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi

Sesampainya di halaman parkir yang lapang, rombongan langsung disambut nuansa arsitektur khas Osing dengan saka-saka kayu tradisional dan suara gemericik air dari kolam ikan. Anak-anak dalam rombongan lain tampak antusias menjajal arena bermain luas yang disediakan pihak resto, sementara beberapa orang tua mendampingi mereka memberi makan ikan, sebuah aktivitas sederhana namun menyenangkan. Pakan ikan pun disediakan dengan harga terjangkau, menambah kenyamanan bagi pengunjung keluarga muda.

Daipoeng sendiri merupakan akronim dari “Kedai Kampoeng”, yang kini telah berevolusi menjadi jaringan resto yang sempat menjangkau beberapa titik strategis di Banyuwangi, seperti Pelabuhan Ketapang, Gentengwetan, dan Dadapan. Namun, yang tetap bertahan dan justru kian dicintai adalah gerai utama di Jalan Mendut dan tentunya Resto D.S.B. yang dikunjungi Tim NIHR UB malam itu.


Omah Osing Daipoeng milik Resto D.S.B. Rogojampi

Menu andalan resto ini adalah olahan bebek, namun pilihan lain seperti ayam, gurami, iga, tempongan, udang, hingga sayuran dan camilan lokal juga tersedia. Rombongan Tim NIHR UB memilih menu sesuai selera mereka masing-masing. Saya sendiri menjatuhkan pilihan pada Ayam Kesrut dan segelas es temulawak.

Ayam Kesrut dan Es Temulawak: Perpaduan Rasa yang Menghangatkan Jiwa

Ayam Kesrut merupakan salah satu kuliner khas Banyuwangi yang jarang ditemukan di luar daerah ini. Sekilas mirip dengan sayur asem atau garang asem tanpa santan, namun keunikan rasa Ayam Kesrut terletak pada kuahnya yang lebih pedas dan segar.

 

Menggunakan ayam kampung sebagai bahan utama, kuah beningnya diracik dari bumbu sederhana seperti cabai rawit, cabai merah besar, belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) atau asem wadung, bawang merah, daun bawang, terasi, gula, dan garam.


Fountain di tengah Resto D.S.B. Rogojampi

Begitu suapan pertama masuk ke mulut, kombinasi rasa gurih, pedas, asam, dan sedikit manis berpadu menciptakan sensasi yang maknyus. Daging ayam kampung yang empuk dan beraroma khas berpadu sempurna dengan kuah yang menghangatkan tenggorokan. Saat itu, suasana di luar memang sedikit mendung, dan Ayam Kesrut terasa seperti pelukan hangat dalam bentuk makanan.

Es temulawak dingin menjadi penutup yang menyegarkan. Aromanya yang khas dan rasanya yang manis alami sangat cocok untuk menetralisir rasa pedas dan memberikan sensasi ringan setelah menyantap hidangan utama.

 

Makan Malam Bernuansa Osing dan Kebersamaan yang Bermakna

Selama makan malam, suasana semakin hangat dengan alunan musik instrumental khas Osing yang berpadu dengan gemerincing angklung. Musik ini seolah menjadi latar yang sempurna bagi percakapan santai antaranggota tim yang membahas perjalanan hari itu, tertawa bersama, dan menikmati kebersamaan.


Menu Ayam Kesrut ala Daipoeng

Seperti kata Julia Child (1912-2004), chef, penulis dan pengisi acara televisi Amerika, "The Dinner hour is a sacred, happy time when everyone should be together and relaxed" (Waktu makan malam adalah waktu yang sakral dan membahagiakan ketika semua orang seharusnya berkumpul dan bersantai).

Malam itu, kutipan (quote) tersebut hidup sepenuhnya di tengah kebersamaan kami. Tak hanya makan malam, tapi juga momen menyatukan langkah dan cerita dalam perjalanan bersama.


Resto D.S.B. bukan hanya tempat makan, melainkan ruang yang merangkul semua usia - anak-anak yang bermain riang, orang dewasa yang bercengkerama, dan alam sekitar yang turut menghadirkan rasa syukur. Malam di Rogojampi menjadi penutup yang sempurna dari petualangan hari itu. Sebuah pengalaman yang tak hanya mengenyangkan perut, tapi juga menghangatkan hati. *** [050725]



logoblog

Thanks for reading Malam yang Hangat di Tepi Sawah: Dinner Bersama Tim NIHR UB di Resto D.S.B. Rogojampi

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog