Perjalanan panjang menuju Banyuwangi dalam rangka formative study terasa sedikit lebih fresh ketika tiga mobil rombongan Tim NIHR (National Institute for Health and Care Research) Universitas Brawijay (UB) memutuskan untuk singgah sejenak di Warung Apung Pondok Asri, yang beralamatkan di Jalan Soekarno Hatta No. 119, Dusun Pajunan RT 01 RW 01, Desa Selokbesuko, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, pada Ahad (29/06).
Sebelum cah tauge ikan asin dan segelas teh panas menyentuh meja, perhatian saya langsung tertuju pada dua pohon tanjung yang berdiri kokoh di halaman depan warung itu. Buahnya lebat, sebagian menggantung rendah, nyaris menyentuh pandangan mata.
Pohon tanjung, yang dalam berbagai daerah dikenal dengan nama keupula cange (Aceh), tanjung (Jawa), wilaja (Bali), tanju (Bima), tanjung (Bugis), hingga kariskis (Sulawesi Utara), memang dikenal sebagai pohon yang rimbun dan meneduhkan.
![]() |
| Dua pohon tanjung (Mimusops elengi) tumbuh subur di halaman depan Warung Apung Pondok Asri Lumajang |
Tak hanya berperan sebagai pelindung panas di tepi jalan dan pekarangan, pohon ini juga menghadirkan nuansa asri dengan bunganya yang beraroma harum saat bermekaran. Dalam suasana perjalanan yang melelahkan, kehadiran dua pohon tanjung berbuah lebat itu seperti salam hangat dari alam yang menyapa dan mengundang siapa pun untuk beristirahat sejenak di bawah naungannya.
Pohon tanjung memiliki nama ilmiah Mimusops elengi L. Nama genus Mimusops berasal dari bahasa Yunani dari gabungan kata “mimos” (peniru) dan “-opsis” (muka, wajah), mengacu kepada penampilan bunganya yang memiliki kemiripan yang umumnya dikatakan menyerupai wajah monyet ekor panjang [
1Simpson, D. (2010). Mimusops elengi L. 1753. Some Magnetic Island Plants. https://somemagneticislandplants.com.au/red-coondoo
].Sedangkan, julukan khusus elengi adalah nama spesies dalam bahasa Malayalam berdasarkan nama umum tanaman tersebut [
2Siyang. (2021). Mimusops elengi L. UFOREST.ORG. https://uforest.org/Species/M/Mimusops_elengi.php
]. Bahasa Malayalam adalah bahasa Dravida yang dituturkan di negara bagian Kerala di India dan wilayah persatuan Lakshadweep dan Puducherry oleh suku Malayali [3Wikipedia. (n.d.). Malayalam. Wikipedia: The Free Encyclopedia. Retrieved July 04, 2025, from https://en.wikipedia.org/wiki/Malayalam
].![]() |
| Buah tanjung (Mimusops elengi) yang sudah matang berwarna oranye |
Nama ilmiah Mimusops elengi diperkenalkan oleh seorang ahli botani, dokter dan zoologi Swedia, Carolus Linnaeus (1707-1778) pada tahun 1753, dan dipunlikasikan dalam Species Plantarum, Exhibentes Plantas Rite Cognitas, Ad Genera Relatas, Cum Differentiis Specificis, Nominibus Trivialibus, Synonymis Selectis, Locis Natalibus, Secundum Systema Sexuale Digestas. (Tomus I), atau Sp. Pl. 1: 349 (1753).
Selain nama binomial, Mimusops elengi mempunyai nama-nama umum (common names): bullet wood, medlar, Spanish cherry, tanjong tree (Inggris); elengiträd (Swedia); intianbaulapuu (Denmark); Affengesict (Jerman); élengi, karanicum, marouc, ravalli (Prancis); abricoteiro-do-Brasil (Portugis); anangaka, bakula, chirapushpa, dhanvi, gudhpushpa, kantha, karuka, kesha, madhupushpa, mukula, padyamoda, sharadika, sindhugandha, simhakeshaa, sthirmukhgandha, surabhi, tailanga, varalahdha, visharada (Sansekerta); bakulapuspa, bhalsari (Nepal); kaya (Myanmar); 'sa koun, phi koun (Laos); c[aa]y vi[eef]t, s[eef]n c[as]t (Vietnam); kun, kaeo, phikun (Thailand); bunga tanjung, mengkula, nyatuh batuh (Malaysia); tanjung (Indonesia); barsik, basal, kabiki, oasak, tagatoi (Tagalog).
Pohon tanjung (Mimusops elengi) termasuk dalam famili Sapotaceae (suku sawo-sawoan), dan daerah sebaran asalnya mulai dari India selatan hingga Vanuatu, termasuk di dalamnya merupakan tanaman asli Indonesia, terutama Jawa dan Sumatera.
![]() |
| Buah tanjung (Mimusops elengi) yang masih muda berwarna hijau |
Mimusops elengi (tanjung) adalah pohon besar yang selalu hijau gundul yang ketinggiannya bisa mencapai 15 m, dengan kepala berdaun kompak dan batang tegak pendek, kulit kayu halus, bersisik, dan abu-abu.
Daunnya berwarna hijau, elips sedikit meruncing, gundul, pangkal runcing atau bulat, tangkai daun sepanjang 1,3-2,5 cm. Bunganya berwarna putih, harum, hampir 2,5 cm melintang soliter, kuncup bulat telur, tangkai tajam sepanjang 6,20 mm. Kelopak sepanjang 1 cm, benang sari 8, berlawanan dengan lingkaran dalam lobus.
Ovarium menonjol seperti sutra-puber, buah beri sepanjang sekitar 2,5 cm, bulat telur, oranye saat matang, biji soliter, bulat telur, terkompresi, cokelat, bersinar [
4Gami, B., Pathak, S., & Parabia, M. (2012). Ethnobotanical, phytochemical and pharmacological review of Mimusops elengi Linn. Asian Pacific journal of tropical biomedicine, 2(9), 743–748. https://doi.org/10.1016/S2221-1691(12)60221-4
].Pohon tanjung (Mimusops elengi) memiliki makna budaya di banyak negara tempat pohon ini ditemukan dan digunakan untuk berbagi keperluan, termasuk kayu, pengobatan tradisional, dan ritual keagamaan.
![]() |
| Daun tanjung (Mimusops elengi) |
Dalam mitologi Hindu, Mimusops elengi sering kali dikaitkan dengan berbagai dewa dan dewi. Bunganya dianggap sebagai simbol kebaktian dan kesucian, dan juga sering kali digunakan dalam pengorbanan dan ritual pemujaan. Keberadaannya di kuil-kuil Hindu dan tempat suci menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan keagamaan di India.
Dalam dunia pengobatan, Mimusops elengi (tanjung) mempunyai sejarah panjang dalam penggunaannya. Gami et. al. (2012) [
4Gami, B., Pathak, S., & Parabia, M. (2012). Ethnobotanical, phytochemical and pharmacological review of Mimusops elengi Linn. Asian Pacific journal of tropical biomedicine, 2(9), 743–748. https://doi.org/10.1016/S2221-1691(12)60221-4
] melaporkan bahwa minuman yang terbuat dari bunga tanjung yang dikeringkan dan ditumbuk dapat digunakan untuk mengobati penyakit yang disebut 'Ahwah', yang umum di Benggala. Gejala penyakit ini adalah demam tinggi, sakit kepala, dan nyeri di leher, bahu, dan bagian tubuh lainnya. Bunga yang dihaluskan menyebabkan keluarnya banyak cairan dari hidung dan meredakan nyeri di kepala. Air suling dari bunga juga digunakan oleh penduduk asli India Selatan, baik sebagai obat perangsang maupun sebagai parfum.
![]() |
| Batang dan cabang pohon tanjung (Mimusops elengi) |
Biji yang dihancurkan dioleskan secara lokal di dalam anus anak jika terjadi sembelit. Sedangkan, kulit kayunya memiliki sifat tonik yang bersifat sepat. Kulit kayunya sangat dihargai oleh orang Jawa, dan dikatakan telah terbukti bermanfaat untuk mengatasi demam, dan sebagai tonik umum.
Sementara itu, dalam tinjauan komprehensifnya terhadap Mimusops elengi, Srivastava et. al. (2024) [
5Srivastava, S., Siddiqui, M. A., Arif, M., Javed, A., & Khan, A. (2024). Mimusops elengi: A comprehensive review. Intelligent Pharmacy, 2(5), 672–680. https://doi.org/10.1016/j.ipha.2023.11.007
] menjelaskan bahwa secara historis, tanaman ini telah digunakan untuk mengobati kondisi seperti diare dan disentri karena sifat astringennya, yang membantu jaringan menjadi lebih kencang dan lebih berotot.Selain itu, katanya lebih lanjut, Mimusops elengi memiliki berbagai efek farmakologis termasuk anthelmintik (antiparasit), antidotal (detoksifikasi), kardiotonik (baik untuk jantung), antiinflamasi (menurunkan peradangan), analgesik (pereda nyeri), dan antipiretik (penurun demam). *** [040725]






Tidak ada komentar:
Posting Komentar