Perjalanan pulang dari Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) selalu menyisakan kesan mendalam. Langit terbuka, pohon-pohon tinggi, dan udara hutan yang segar. Tapi kali ini, kenangan itu diperkaya dengan satu persinggahan tak terduga namun begitu memuaskan, yaitu diajak makan siang menjelang sore di Warung Jamilah oleh Pak Dhe Suparno dan Bu Dhe Mardiyati bersama Andhika Krisnaloka, S.Sos.
Warung yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Dusun Damtelu, Desa Kedunggebang, ini memang jadi favorit jujugan para pelancong yang sedang dalam perjalanan ke atau dari Alas Purwo. Lokasinya strategis, hanya sekitar 500 meter di sebelah barat Kantor Desa Kedunggebang, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi.
![]() |
| Warung Makan Jamilah di Jalan Ahmad Yani, Dusun Damtelu, Desa Kedunggebang, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi |
Begitu masuk, suasana warung yang bersih dan rapi langsung menyambut. Meja kayu sederhana tertata rapi, sementara aroma sedap masakan rumahan menggugah selera. Warung ini terkenal dengan pilihan lauk yang beragam, porsinya jumbo, dan harganya sangat terjangkau - bahkan sering disebut murah untuk kualitas dan kuantitas yang diberikan.
Pada kesempatan itu, saya memilih menu sederhana yang justru menonjol karena kesegarannya: nasi hangat dengan sayur bayam bening, disiram kuah yang ringan namun gurih, menyegarkan setelah perjalanan panjang.
![]() |
| Nasi sayur bayam dan dua ikan kembung plus sambal ala Warung Makan Jamilah |
Di atasnya, dua ekor ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) digoreng garing, disajikan utuh dan tampak menggiurkan dengan warna keemasan di permukaan kulitnya. Dagingnya lembut, gurih, dan kaya rasa laut yang khas. Tak lupa sambal pedas goreng yang berwarna merah menyala. Pedasnya menggelitik lidah, cocok dipadukan dengan nasi hangat dan ikan goreng.
Sebagai pelengkap, saya memesan teh panas yang disajikan dalam gelas kecil. Tehnya kental, manisnya pas, menghangatkan tubuh setelah seharian beraktivitas.
Di warung ini, kami tidak hanya mengisi perut, tapi juga menikmati hidangan yang terasa seperti masakan rumah - lezat, sederhana, dan mengenyangkan. Tak heran jika warung ini selalu ramai dikunjungi, baik oleh warga sekitar maupun para traveler yang sedang mengeksplorasi keindahan Banyuwangi.
![]() |
| Meja makan Warung Jamilah yang dipenuhi aneka minuman botol |
"Enak, kan? Murah lagi!" ujar Bu Dhe Mardiyati sambil tersenyum, dan saya pun mengangguk antusias. Jika suatu hari nanti melewati jalur ini lagi, Warung Jamilah pasti akan menjadi destinasi kuliner untuk kembali mampir.
Ia adalah perhentian yang penuh kehangatan, tempat di mana lelah perjalanan melebur bersama cita rasa masakan rumahan. Perut kenyang, hati senang, dan perjalanan pulang pun terasa lebih ringan. *** [160725]




Tidak ada komentar:
Posting Komentar