Tak jauh dari anggrek Dendrobium caesar, di depan teras samping rumah mertua Pj PTM Puskesmas Gondanglegi, Ilham Tri Wicaksa, A.Md.Kep., juga terdapat tanaman lainnya yang berbunga cantik. Di antara kehijauan dedaunan, tampak bunga-bunga merah mencolok dari pacar hawkeri, menghiasi ruang dengan nuansa tropis yang lembut dan elegan.
Tanaman ini masih sekerabat dengan pacar air yang banyak dikenal masyarakat Indonesia. Ciri khasnya terletak pada daun elips hingga lanset, berwarna hijau tua hingga perunggu, dan bunga lima kelopak berwarna merah menyala, berbentuk bulat pipih dengan taji memanjang di belakangnya. Tak hanya cantik, tanaman ini juga memiliki bentuk batang yang sukulen dan tumbuh menyebar, dengan tinggi mencapai 15 hingga 61 cm.
![]() |
| Bunga pacar hawkeri (Impatients hawkeri) |
Pacar hawkeri berasal dari Papua Nugini hingga Kepulauan Solomon, dan termasuk dalam famili Balsaminaceae (suku pacarair-pacarairan). Nama ilmiahnya, Impatiens hawkeri W.Bull, mencerminkan sejarah panjang sejak pertama kali dikumpulkan oleh Letnan Hawker dari Angkatan Laut Kerajaan Inggris pada tahun 1884, lalu dipublikasikan oleh botanis Inggris William Bull (1828-1902) dalam The Gardeners’ Chronicle pada tahun 1886. Kata Impatiens sendiri berasal dari bahasa Latin yang berarti "tidak sabar", mengacu pada buah kapsulnya yang meledak tiba-tiba saat matang, menyebarkan biji hingga beberapa meter.
Dikenal pula secara internasional sebagai New Guinea impatiens (Inggris), lyckliga Lotta (Swedia), fleißiges Lieschen (Jerman), hingga beijo-pintado (Portugis), pacar hawkeri telah menjadi tanaman hias favorit para tukang kebun di berbagai belahan dunia. Bunga-bunganya hadir dari musim semi hingga musim gugur, menjadikannya primadona di pekarangan rumah, keranjang gantung, maupun sebagai tanaman perbatasan.
![]() |
| Tanaman pacar hawkeri (Impatients hawkeri) |
Selain nilai estetikanya, tanaman ini memiliki peran budaya dan pengobatan di daerah asalnya. Menurut Delgado Rodríguez et. al. (2023), di Papua Nugini, Impatiens hawkeri digunakan dalam ritual seremonial dan pengobatan tradisional. Daunnya dipercaya mempercepat kehamilan dan persalinan, mengobati kudis, serta digunakan untuk meredakan nyeri perut dan membantu anak-anak yang terlambat berjalan. Sementara di Brasil, tanaman ini justru dilaporkan dapat menyebabkan iritasi ringan seperti mata berair dan sakit kepala jika tumbuh di ruang tertutup.
Menariknya, ekstrak dari seluruh bagian tanaman ini juga telah diteliti memiliki aktivitas antioksidan dan antimikroba, menjadikannya tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga berpotensi sebagai bahan farmasi alami.
Di sudut teras rumah yang sederhana namun terawat itu, keberadaan pacar hawkeri tak hanya memperindah tampilan pekarangan. Ia menyimpan kisah panjang dari hutan Papua Nugini, jejak Letnan Hawker terlacak dalam daun dan bunga Impatiens hawkeri. Dalam tiap kelopaknya yang mekar, terpancar narasi tentang keindahan, sejarah, dan manfaat yang melampaui sekadar tanaman hias. *** [131025]



Tidak ada komentar:
Posting Komentar