Lima hari yang lalu saya sudah menulis pohon kayu putih (Melaleuca cajuputi) yang ada di halaman rumah salah seorang penerima penghargaan Kalpataru tahun 2012 Dr.Ir. Koderi, M.Ling., IPU, yang berada di Jalan Hayam Wuruk, Dusun Krajan, Desa Undaan, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.
Kali ini, saya ingin menuliskan koleksi tanaman lainnya yang ada di pojok barat daya rumahnya, yakni pohon jeruk nipis. Pohonnya memiliki ketinggian sekitar 2,5 meter tapi memiliki buah yang cukup lebat. Lebatnya daun dan buahnya hampir seimbang.
Jeruk nipis (Citrus aurantiifolia) |
Pohon jeruk nipis memiliki nama ilmiah Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle. Nama genus Citrus berasal dari bahasa Latin “citrus” yang berarti pohon sitrun (citron tree), sebuah nama pohon Afrika dengan kayu aromatik dan buah seperti lemon, buah jeruk pertama yang dikenalkan di Barat [
1Online Etymology Dictionary. (December 13, 2017). Citrus (adj.). Retrieved from https://www.etymonline.com/word/citrus
]. Sedangkan, julukan khusus aurantiifolia berasal dari bahasa Latin dari kombinasi kata “aurantium” (jeruk) dan “folia, -um” (daun) [2Campus Arboretum. Citurs aurantifolia. The University of Arizona. Retrieved from https://apps.cals.arizona.edu/arboretum/taxon.aspx?id=683
].Spesies ini mula-mula dideskripsikan oleh botaniwan Jerman Gottlieb Friedrich Christmann (1752-1836) pada tahun 1777 sebagai Limonia × aurantiifolia Christm., dan dipublikasikan dalam Vollstandiges Pflanzensystem. Nach der Dreizehntenen Lateinishcen Ausgabe und nach Anleitung des Holländischen Houttuynischen Werks übersetzt und mit Einer Ausführlichen Erklarung Ausgefertiget [
3International Plant Names Index. Des Ritters Carl von Linné Königlich Schwedischen Leibartzes ec. ec., Vollstandiges Pflanzensystem. Nach der Dreizehntenen Lateinishcen Ausgabe und nach Anleitung des Holländischen Houttuynischen Werks übersetzt und mit Einer Ausführlichen Erklarung Ausgefertiget. Nürnberg. Retrieved from https://www.ipni.org/p/15126-2
], atau Vollst. Pflanzensyst. 1: 618 (1777).Kemudian pada tahun 1913, spesies Limonia × aurantiifolia direvisi dan dimasukkan ke dalam genus Citrus menjadi Citrus aurantiifolia oleh botaniwan Amerika Walter Tennyson Swingle (1871-1952), dan dipublikasikan dalam Journal of the Washington Academy of Sciences: Volume III [
4Washington Academy of Sciences (Washington, D.C.). (1913). Journal of the Washington Academy of Sciences: Volume III. Baltimore: The Waverly Press. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/18358
], atau J. Wash. Acad. Sci. 3: 465 (1913).Daun jeruk nipis (Citrus aurantiifolia) |
Nama-nama umum (commona names) dari Citrus aurantiifolia: key lime, lime, West Indian lime, Egyptian lime, sour lime (Inggris); lime, limon, västindisk limett (Swedia); limetti (Finlandia); lime, Mexikansk lime (Denmark); Limette, Limonelle, Limone, saure Limette (Jerman); limmetje (Belanda); citron vert, lime acide, lime mexicaine, limettier, limonelle (Prancis); lima agria, limero, limetero, limón criollo (Spanyol); lima, lima-ácida, limeira, limeira-ácida, limão-de-galinha, limão-galego (Portugis); lima (Italia); bergamot (Turkiye); chanh vo mong, chanh ta (Vietnam); manao (Thailand); limau nipis, limau asam (Malaysia); jeruk nipis, jeruk pecel (Indonesia); dayap (Filipina); lái méng (China) [
5EPPO Global Database. Citurs × aurantiifolia (CIDAF). Retrieved from https://gd.eppo.int/taxon/CIDAF
,6Citrus ×aurantiifolia (Christm.) Swingle in GBIF Secretariat (2023). GBIF Backbone Taxonomy. Checklist dataset https://doi.org/10.15468/39omei accessed via GBIF.org on 2024-03-27
,7Plantamor. Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia). Retrieved from https://plantamor.com/species/info/citrus/aurantifolia#gsc.tab=0
].Di Indonesia, jeruk nipis (Citrus aurantiifolia) mempunyai nama lokal di daerah-daerah: kelangsa (Aceh); jeruk nipis (Sunda); jeruk pecel (Jawa); lemo (Bali); dongaceta (Bima); mudutelong (Flores); mudakenelo (Solor); delomakii (Rote); lemau nepi (Kalimantan); lemo ape, lemo kapasa (Bugis); lemo kadasa (Makasar); naman puhat em nepi (Buru); ahusi hisni, aupfisis (Seram); inta, lemonepis, ausinepsis, usinepese (Ambon); wanabeudu (Halmahera).
Citrus aurantiifolia (jeruk nipis) yang konon merupakan hibridisasi Citrus hystrix (jeruk purut) x Citrus medica (jeruk papaya), termasuk dalam famili Rutaceae, dan diperkirakan berasal dari Kepulauan Melayu (Indonesia dan Malaysia) [
8cabicompendium.13438, CABI Compendium, doi:10.1079/cabicompendium.13438, CABI International, Citrus aurantiifolia (lime), (2022) https://www.cabidigitallibrary.org/doi/10.1079/cabicompendium.13438
].Batang jeruk nipis (Citrus aurantiifolia) |
Pohon jeruk nipis (Citrus aurantiifolia) merupakan pohon kecil, bercabang rapat dan tidak beraturan, selalu hijau, tingginya bisa mencapai sekitar 5 meter. Daunnya berseling; berbentuk elips hingga lonjong-bulat telur dan memiliki tepi crenulate. Bunganya kecil dan berwarna putih kekuningan dengan semburat ungu muda di tepinya. Buahnya berbentuk bulat sampai bulat telur, kadang-kadang dengan papila apikal, kuning kehijauan. Bijinya kecil, montok, bulat telur, pucat, dan halus dengan embrio berwarna putih.
Citrus aurantiifolia (jeruk nipis) ini umumnya dibudidayakan untuk dimanfaatkan buahnya. Perasan buahnya bisa dibuat wedang jeruk maupun es jeruk. Jus buahnya asam dan harum, asam seperti jus lemon tetapi lebih aromatik.
Irisan kulit bersama dagingnya bisa untuk infuse water. Yang suka makan soto dan bakso juga bisa mencampurkan perasannya untuk kuah agar sedikit terasa kecut-kecut segar. Ibu-ibu juga suka memanfaatkan perasannya untuk menghilangkan bau amis ikan, dan limbah jeruknya biasanya juga digunakan untuk campuran sabun cuci.
Pohon jeruk nipis (Citrus aurantiifolia) |
Selain dihargai karena buahnya bisa dikonsumsi atau kegunaan lainnya, jeruk nipis (Citrus aurantiifolia) juga dihargai karena kualitas nutrisnya dan memiliki khasiat obat. Aktivitas farmakologi ekstrak berbagai bagian Citrus aurantiifolia teridentifikasi memiliki aktivitas: antibakteri, antijamur, antiobesitas, antikanker/sitotoksik, antioksidan, antikolinesterase, dan lain-lain.
Di Afrika, Citrus aurantiifolia digunakan dalam pengobatan tradisional untuk pengelolaan hipertensi [
9Jain, S., Arora, P., & Popli, H. (2020). A comprehensive review on Citrus aurantifolia essential oil: its phytochemistry and pharmacological aspects. Brazilian Journal of Natural Sciences, 3(2), 354. https://doi.org/10.31415/bjns.v3i2.101
]. Sedangkan, dalam penelitian Michael Asigbaase et. al. (2024) [10Asigbaase, M., Adusu, D., Musah, A. A., Anaba, L., Nsor, C. A., Abugre, S., & Derkyi, M. (2024). Ethnobotanical and ethnopharmacological survey of medicinal tree species used in the treatment of diseases by forest-fringe communities of Southwestern Ghana. Heliyon, 10(1), e23645. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2023.e23645
] dilaporkan bahwa Citrus aurantiifolia di Ghana Barat Daya yang dikenal dengan nama lokal ankaa twadee, daun, akar, buah maupun bijinya digunakan untuk mengobati malaria, diare, demam, batuk, membakar lemak, dan tifus.Di samping infus, rebusan, atau dimakan mentah dimanfaatkan untuk terapi malaria, diare, demam, batuk, membakar lemak dan tifus, juga penggunaan etnofarmakologisnya dilaporkan dalam literatur untuk mengobati batu ginjal, penyakit jantung, batuk, stroke, gangguan jiwa, tifus dan demam. *** [290324]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar