Di timur SRI Omah Ayu Beauty & Spa yang beralamatkan di Dusun Tempur RT 09 RW 13 Desa Pagak, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, terlihat tumbuhan ramping menjulang yang ditanam berjajar membentuk pagar di pekarangan kosong milik tetangganya.
Masyarakat di sekitar SRI Omah Ayu menyebutnya dengan tanaman reside. Sementara itu, di Dusun Bekur, Desa Sumberejo, tanaman tersebut dikenal dengan nama derede, dan di dekat Warung Bakso Cak Tomen di Jalan Sidotopo Lemah Duwur RT 04 RW 01 Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, tumbuhan tersebut disebut klantung.
Dalam bahasa Indonesia, tanaman pagar tersebut dikenal dengan sebutan gamal. Orang Jawa umumnya mengenal sebagai tanaman sliridia, liriksidia, atau sirida. Sedangkan, orang Sunda menyebutnya dengan cebreng.
Bunga gamal (Gliricidia sepium) |
Nama ilmiah dari tanaman gamal adalah Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth. Nama genus Gliricidia berasal dari bahasa Latin dari gabungan kata “glis” (tikus) dan “caedere” (membunuh), mengacu pada sifat rodentisida pohon tersebut [
1Elevitch, C.R., and J.K. Francis. 2006. Gliricidia sepium (gliricidia), ver. 2.1. In: C.R. Elevitch (ed.). Species. Profiles Island Agroforestry Permanent Agriculture Resources (PAR), Holualoa, Hawai'i
].Sedangkan, julukan khusus sepium berasal dari bahasa Latin “sepes” (pagar) [
2Brown, R.W. 1956. The Composition of Scientific Words. Washington, D. C., USA: Smithsonian Institution Press.
], merujuk pada penggunaan pohon yang diamati Jacquin di Kolombia pada pertengahan abad ke-18 yang dibudidayakan di pagar atau pembatas jalan [3González, J. "Explicación Etimológica de las Plantas de La Selva". Flora Digital De La Selva: Organización para Estudios Tropicales. Retrieved from https://sura.ots.ac.cr/florula4/docs/ETIMOLOGIA.pdf
].Spesies ini mula-mula dideskripsikan oleh botaniwan Austria kelahiran Belanda Nikolaus Joseph Jacquin (1727-1817) pada tahun 1760 sebagai Robinia sepium, dan dipublikasikan dalam Enumeratio Systematica Plantarum, Quas In Insulis Caribaeis vicinaque Americes continente detexit novas, aut jam cognitas emendavit [
4Jacquin, Nicolai Josephi. (1760). Enumeratio Systematica Plantarum, Quas In Insulis Caribaeis vicinaque Americes continente detexit novas, aut jam cognitas emendavit. Lugduni Batavorum: Apud Theodorum Haak. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/page/622945#page/1/mode/1up
], atau Enum. Syst. Pl. 28 (1760).Kemudian pada tahun 1842, botaniwan Jerman Carl Sigismund Kunth (1788-1850) merevisi dan memasukkan Robinia sepium ke dalam genus Gliricidia menjadi Gliricidia sepium, dan dipublikasikan dalam Repertorium Botanices Systematicae. Tomus I [
5Walpers, Guilielmo Gerardo. (1842). Repertorium Botanices Systematicae. Tomus I. Lipsiae: Sumtibus Friderici Hofmeister. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/page/48175733#page/7/mode/1up
], atau Repert. Bot. Syst. (Walpers) 1(4): 679 (1842).Buah (polong) gamal (Gliricidia sepium) |
Nama-nama umum (common names) dari Gliricidia sepium: Mexican lilac, Nicaraguan cocoa shade tree, quick stick (Inggris); bidn vestido, madera negra, madre de cacao, madre de café (Spanyol); mãe-do-cacauplanta-mãe-do-cacau (Portugis); khê fàlangx, khê nooyz (Laos); anh d[af]o g[is]la, h[oo]ng mai, sát thu (Vietnam); khae farang (Thailand); bunga jepun, penaung koko (Malaysia); gamal (Indonesia); balok-balok, kakauati, madrial (Filipina); ge li dou (China); cacaguanance, chante, cocoite, cuchunuc, flor de San José, frijolillo, guie-niiza, iaiti, jelelte, lipa-ca-sui-la, yaite (Meksiko); mata-ratón, desnodo florecido, madre del cacao (Kolombia).
Pohon gamal (Gliricidia sepium) termasuk dalam famili Fabaceae, dan daerah asal spesies ini adalah Meksiko hingga Kolombia. Ia merupakan semak yang tumbuh terutama di bioma tropis yang kering secara musiman.
Gliricidia sepium (gamal) merupakan pohon berukuran kecil hingga sedang, dapat tumbuh dengan ketinggian antara 2 – 15 meter. Batangnya berkulit warna abu-abu kecokelatan dan permukaannya retak-retak. Daun menyirip ganjil berwarna hijau, susunan berseling, setiap daun terdiri dari sekitar 13 - 21 helai daun lonjong. Bunganya berwarna merah muda, tumbuh pada perbungaan tegak di sepanjang cabang, cenderung memudar menjadi ungu pucat setelah menua. Buahnya berupa polong pipih [
6Flora & Fauna Web. Gliricidia sepium. National Parks: A Sigapore Government Agency Website. Retrieved from https://www.nparks.gov.sg/FloraFaunaWeb/Flora/2/9/2935
].Daun gamal (Gliricidia sepium) |
Pohon gamal (Gliricidia sepium) adalah pohon serbaguna yang tumbuh cepat yang disukai petani sebagai pagar hidup, bahan bakar, pakan ternak, pupuk hijau, naungan, penyangga tanaman, dan pengendalian erosi.
Emmanuel Oladeji Alamu et. al. (2023) [
7Alamu, E.O.; Adesokan, M.; Fawole, S.; Maziya-Dixon, B.; Mehreteab, T.; Chikoye, D. Gliricidia sepium (Jacq.) Walp Applications for Enhancing Soil Fertility and Crop Nutritional Qualities: A Review. Forests 2023, 14, 635. https://doi.org/10.3390/f14030635
] menyoroti pentingnya Gliricidia sepium sebagai tanaman polong-polongan yang digunakan dalam berbagai praktik wanatani untuk meningkatkan hasil panen dan komposisi nutrisi banyak tanaman pangan. Pohon dan daun Gliricidia sepium, baik digunakan sebagai mulsa, biochar, atau ditanam di sela-sela, telah meningkatkan komponen kesuburan tanah dan hasil panen jagung (hingga tiga kali lipat). Pohon Gliricidia sepium, ketika ditanam di sela-sela, memiliki dampak luar biasa pada pengikatan komponen nitrogen di dalam tanah, meningkatkan karbon tanah yang terserap, mengurangi dampak negatif logam berat pada kesuburan tanah, dan, sebagai perluasan, meningkatkan perkembangan tanaman yang tepat. Petani berpenghasilan rendah telah diuntungkan secara ekonomi karena dampak positif Gliricidia sepium dalam meningkatkan hasil panen karena mengurangi permintaan mereka terhadap pupuk mineral, yang seringkali tidak terjangkau karena harganya yang mahal.
Pohon gamal (Gliricidia sepium) ditanam berjajar sebagai pembatas lahan |
Selain manfaat Gliricidia sepium pada tanah dan tanaman, penggunaan tumpang sari Gliricidia sepium secara luas akan berkontribusi pada lingkungan yang lebih hijau dengan mengurangi penggunaan bahan kimia yang melepaskan gas rumah kaca ke atmosfer di sektor pertanian.
Kegunaan lain dari pohon gamal (Gliricidia sepium), diketahui bahwa tanaman ini memiliki khasiat obat. Narel Y. Paniagua-Zambrana et. al. (2020) [
8Paniagua-Zambrana, N.Y., Bussmann, R.W., Romero, C. (2020). Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth ex Walp. Fabaceae. In: Paniagua-Zambrana, N., Bussmann, R. (eds) Ethnobotany of the Andes. Ethnobotany of Mountain Regions. Springer, Cham. https://doi.org/10.1007/978-3-319-77093-2_131-1
] menuturkan bahwa di Kolombia, daunnya digunakan sebagai insektisida dan untuk mengobati penyakit kulit dan sengatan matahari. Akar, daun, dan bijinya digunakan sebagai racun hewan pengerat kecil. Daunnya dapat pula digunakan untuk menurunkan demam dan infusnya digunakan untuk mengobati penyakit kulit (ruam, erisipelas, gangren, luka bakar, gigitan serangga, dan bisul). Daunnya juga digunakan sebagai insektisida dan aborsi untuk ternak. Daun gamal yang dimasukkan ke dalam topi dapat mencegah paparan sinar matahari langsung di daerah beriklim hangat. Menyiapkan daun dalam rebusan dan menggunakannya dalam bentuk mandi dapat menyembuhkan penyakit kulit.Selain itu, daun Gliricidia sepium telah ditemukan memiliki fungsi antiinflamasi karena kandungan flavonoid dan saponin yang tinggi, sehingga membantu proses penyembuhan. *** [180924]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar