Siang itu, Senin (26/05), suasana Sekolah Alam Sobyor yang terletak di Dusun Kekep RT 03 RW 04 Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, terasa sejuk. Di bawah bayang-bayang rimbun bambu kuning (Bambusa vulgaris ‘Striata’), tepat di tepi Sungai Brantas yang airnya bergemuruh, terlihat tanaman yang mencuri perhatian: talas ‘Black Magic’ (Colocasia esculenta ‘Black Magic’).
Tanaman ini tumbuh subur di sisi timur pondok, menjadi bukti kecintaan pemilik Sekolah Alam, Luhur Suseno, S.Sos., seorang pegiat lingkungan sekaligus kolektor tanaman di Kota Batu, terhadap keanekaragaman flora.
![]() |
| Daun talas 'Black Magic' (Colocasia esculenta ‘Black Magic’) |
Yang membedakan talas ‘Black Magic’ dari talas biasa adalah warna daunnya ungu-hitam kusam, tetapi bisa terlihat hijau di tempat teduh. Meski secara taksonomi sama dengan Colocasia esculenta (talas hijau biasa), kehadirannya memberikan kontras mencolok di antara dedaunan hijau sekitarnya.
Sembilan bulan lalu, saya pernah menulis mengenai talas hijau ini, yang kebetulan saya temukannya juga tumbuh di bawah rerimbunan bambu kuning. Namun talas ‘Black Magic’ lebih eksotis, yang hadir dengan pesona yang lebih misterius.
![]() |
| Kuncup daun talas 'Black Magic' (Colocasia esculenta ‘Black Magic’) |
Seperti kerabatnya, talas ini adalah tanaman tahunan berbonggol tanpa batang, mampu tumbuh hingga 3-6 kaki. Daunnya besar, berbentuk hati dengan urat mencolok, dan menggulung ke bawah seperti payung raksasa.
Tangkainya panjang dan kokoh, menopang helaian daun yang bisa mencapai 2 kaki. Meski jarang berbunga, saat muncul, bunganya berupa spadix putih kekuningan yang tersembunyi di balik lebatnya daun.
![]() |
| Tangkai daun talas 'Black Magic' (Colocasia esculenta 'Black Magic) |
‘Black Magic’ bukan sekadar tanaman hias. Warna daunnya yang gelap adalah hasil adaptasi terhadap intensitas cahaya, di mana pigmen antosianin melindunginya dari radiasi berlebih. Di Hawaii, talas jenis ini bahkan dibudidayakan secara komersial untuk diolah menjadi poi (makanan tradisional dari umbi). Namun, di Sekolah Alam Sobyor ini, kehadirannya lebih sebagai simbol harmonisasi manusia dengan alam - warna gelapnya justru memperkaya palet ekosistem yang hidup.
Di tangan pegiat Sekolah Alam, tanaman seperti ‘Black Magic’ bukan sekadar koleksi, melainkan bagian dari upaya edukasi. Setiap daunnya bercerita tentang keanekaragaman hayati, ketahanan alam, dan seni hidup berkelanjutan.
![]() |
| Tanaman talas 'Black Magic' (Colocasia esculenta ‘Black Magic’) yang tumbuh di lingkungan Sekolah Alam Sobyor Kota Batu |
Dan siang itu, di antara gemuruh sungai dan desau bambu, talas hitam itu berdiri tegak - seperti pengingat bahwa keindahan seringkali hadir dalam bentuk yang tak terduga. Keindahan tanaman di Sekolah Alam adalah perpaduan sempurna antara pendidikan dan alam, sebuah pelajaran berharga tentang keajaiban dan keberagaman.
“Sekolah Alam adalah tempat di mana kita menemukan keindahan dalam kesederhanaan, keajaiban dalam kebesaran, dan kekuatan dalam kelemahlembutan.” *** [270525]





Tidak ada komentar:
Posting Komentar