Ahad (15/06), sekitar pukul 10.04 WIB, suasana Dusun Maron RT 07 RW 02 Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, sudah mulai ramai lalu lalang kendaraan. Personil Tim NIHR (National Institute for Health and Care Research) Universitas Brawijaya (UB) yang akan berkeliling menyambangi sejumlah Tim Enumerator, diajak oleh Manajer Program, Fildzah Cindra Yunita, S.Kep., MPH, untuk menikmati sarapan di daerah tersebut, yaitu Pusat Kuliner Djoeragan.
Terletak di Jalan Sempu, tepat di depan Kavling Maronas dan Apotek Adhita Maron, lokasi kuliner ini dirancang tak hanya sebagai tempat makan, tapi juga sebagai ruang nostalgia. Pusat Kuliner Djoeragan mengusung konsep pondok bambu beratap jerami, menyerupai gubuk-gubuk zaman kerajaan Jawa.
![]() |
| Pusat Kuliner Djoeragan di Jalan Sempu, Dusun Maron RT 07 RW 02 Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi |
Nuansa tradisional begitu kental terasa, seolah pengunjung tengah dibawa mundur ke masa lampau. Spot-spot fotogenik bertebaran, menjadikannya tempat ideal untuk bersantai dan mengabadikan momen bersama keluarga maupun kawan.
Menjadi pengunjung pertama pagi itu - dengan nomor pemesanan satu - Tim NIHR UB disambut hangat oleh suasana yang asri. Pohon-pohon maja (Aegle marmelos) berjajar rapi membingkai jalan setapak utama, didampingi tanaman tabebuya kuning (Tabebuia aurea) dan tabebuya merah muda pucat (Tabebuia pallida) serta pagar yang ditumbuhi randu.
Di tengah halaman yang luas, alunan alat musik instrumentalia menuntun langkah pengunjung menuju deretan menu yang tidak ditampilkan lewat buku, melainkan terpajang di dinding layaknya papan sinema mini.
![]() |
| Tim NIHR UB sarapan di Pusat Kuliner Djoeragan |
Sistem pemesanannya pun unik. Cukup memilih menu berdasarkan gambar yang tersedia dan mengambil kartu kecil sesuai menu yang diinginkan. Satu kartu untuk satu porsi. Jika kartu habis, berarti menu itu sedang tidak tersedia. Konsep ini tak hanya memudahkan, tapi juga menambah keseruan tersendiri.
Menu yang ditawarkan sangat beragam, mulai dari camilan ringan, minuman sehat, aneka seafood, olahan ayam dan sapi bakar, gurami special, hingga deretan lalapan khas Nusantara dan makanan berbasis sayuran. Setiap anggota tim memilih hidangan sesuai selera masing-masing. Saya sendiri, pagi itu, memilih menu sehat favorit: Pok Coy Bawang Putih dan secangkir teh panas sebagai pendampingnya.
Hidangan Pok Coy Bawang Putih disajikan dengan tampilan sederhana namun menggoda. Sayur pok coy segar ditumis ringan dengan irisan jamur champignon dan bawang putih cincang yang ditumis hingga keemasan, menghasilkan aroma gurih yang harum dan menggugah selera. Tekstur pok coy yang renyah berpadu sempurna dengan rasa bawang putih yang khas dan jamur champignon, menciptakan sensasi ringan namun memuaskan di lidah. Sangat cocok sebagai santapan pagi yang menyehatkan.
![]() |
| Sarapan dengan menu sayur sehat: Pok Coy Bawang Putih |
Sambil menunggu pesanan datang, saya berjalan-jalan di sekitar area restoran. Selain menikmati keindahan taman, saya juga mencermati koleksi tanaman yang tampaknya memang dirawat dengan baik. Halaman parkir yang luas menambah kenyamanan pengunjung yang datang dengan kendaraan pribadi. Restoran ini juga menyediakan fasilitas lengkap: mushola, toilet yang bersih, serta aula pertemuan berkapasitas menengah dengan dukungan sound system modern.
Pusat Kuliner Djoeragan buka setiap hari mulai pukul 14.00 WIB hingga 22.00 WIB. Namun, khusus hari Sabtu dan Ahad, mereka mulai beroperasi lebih awal, yakni pukul 10.00 WIB - pas untuk mengawali akhir pekan dengan sarapan bergaya tempo dulu dalam suasana alam terbuka.
Jika Anda sedang berada di Banyuwangi dan mencari pengalaman kuliner yang unik, mengenyangkan, dan memanjakan mata serta hati, Pusat Kuliner Djoeragan adalah pilihan yang tak boleh terlewatkan. *** [240625]




Tidak ada komentar:
Posting Komentar