Siang itu, Selasa (17/06), saat melihat prosesi Household Listing yang dilakukan personil Tim Enumerator di rumah Bambang Sukoco, Ketua RT 03 RW 02 Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, saya melihat tanaman merambat yang bersandar lembut di batang pohon lainnya yang berada di samping rumahnya.
Dari kejauhan, tanaman itu mengingatkan pada sirih. Daunnya panjang, sempit, dan runcing. Namun ketika didekati, bunga dan buahnya menyerupai paku kecil. Ketua RT menyebutnya tanaman cabe Jawa.
Tanaman rempah ini bukan sekadar penghias halaman. Ia menyimpan jejak panjang dalam tradisi kuliner dan pengobatan Nusantara. Buahnya yang awalnya hijau akan menghitam saat matang, menjadi komoditas bernilai yang kerap digunakan sebagai bumbu masak atau bahan jamu.
Meski keberadaannya makin jarang ditemui di pasar modern, tanaman ini tetap hidup di tengah masyarakat pedesaan, dikenal dengan beragam nama lokal: lada panjang, cabe panjang (Sumatra), cabe Jawa (Sunda), cabean, cabe alas, cabe sula, cabe jamu (Jawa), cabe jhamo, cabe ongghu, cabe solah (Madura), cabia, cabian (Sulawesi).
![]() |
Buah dan daun cabe Jawa (Piper retrofractum) |
Cabe Jawa memiliki nama ilmiah Piper retrofractum Vahl. Nama genus Piper berasal dari istilah dalam bahasa Sansekerta “pippali” yang merujuk pada cabai panjang Piper longum [
1Oyemitan, I. A. (2017). Chapter 27 - African Medicinal Spices of Genus Piper. In V. Kuete (Ed.), Medicinal Spices and Vegetables from Africa Therapeutic Potential Against Metabolic, Inflammatory, Infectious and Systemic Diseases (pp. 581–597). Academic Press. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-809286-6.00027-3
]. Sedangkan, julukan khusus retrofractum berasal dari bahasa Latin dari gabungan kata “retro” (mundur) dan “fractus” (patah), mengacu pada bagian tanaman yang memiliki rambut yang mengarah ke belakang atau melengkung ke belakang [2AusGrass. (n.d.). Australopyrum retrofractum (Vickery) Á.Löve. https://keys.lucidcentral.org/keys/v3/AusGrass/key/AusGrass/Media/Html/AUSTRALO/AUSRET.HTML
].Nama ilmiah Piper retrofractum diperkenalkan oleh oleh botaniwan Denmark kelahiran Norwegia Martin Vahl (1749-1804) pada tahun 1804, dan dipublikasikan dalam Enumeratio Plantarum, Vel Ab Aliis, Vel Ab Ipso Observatarum, Cum Earum Differentiis Specificis, Synonymis Selectis Et Descriptionibus Succinctis (Vol. 1), atau Enum. Pl. [Vahl] i. 314. (1804).
Selain nama binomial, Piper retrofractum mempunyai nama-nama umum (common names): Java long pepper, Javanese long pepper bush (Inggris); långpeppar (Swedia); javanischer Langpfefferstrauch (Jerman); Javaanse lange peper (Belanda); poivrier long de Java (Prancis); pimenta-longa-da-Java (Portugis); makropiperi (Yunani); dari fülfül†, uzun biber (Turki); chanchala, kana, magandhi, pippali, ushana (Sansekerta); chui jhal, choi jhal (Bangladesh); I lo, sa li pi (Laos); dei-phlei (Kamboja); phrik-hang, di pli, dipli chuak (Thailand); cabai Cina, cabai Jawa (Malaysia); cabe Jawa (Indonesia); litlit, sabia, salimara, soang-matsing, subon-manok (Tagalog); jiǎ bì bá (China); indonaga-kosho, ishigaki jima (Jepang); pil-bal (Korea).
![]() |
Batang cabe Jawa (Piper retrofractum) yang merambat pada batang pohon inang laiknya batang tanaman sirih |
Cabe Jawa (Piper retrofractum) termasuk dalam famili Piperaceae (suku sirih-sirihan), dan daerah asal spesies mulai dari Bangladesh hingga Yunnan (China) dan kawasan Malesia bagian barat dan tengah, termasuk di antaranya Indonesia.
Piper retrofractum (cabe Jawa) merupakan tanaman merambat dengan morfologi yang khas. Batangnya berbentuk bulat, panjang, bertwarna cokelat, dengan sulur panjang melilit. Daunnya berwarna hijau kekuningan, bentuknya memanjang, ujung dauny meruncing, tepi daun rata, permukaan mengilap, bertulang menyirip, daun tunggal. Buahnya kecil, merah, berdaging, dan silindris saat matang.
Sebagai rempah-rempah, cabe Jawa (Piper retrofractum) telah digunakan secara luas sebagai penyedap makanan dan obat tradisional. Manfaat utama cabe jawa yaitu buahnya sebagai bahan campuran ramuan jamu. Di Madura cabe Jawa digunakan sebagai ramuan penghangat badan yang dapat dicampur dengan kopi, teh, dan susu.
![]() |
Tanaman cabe Jawa (Piper retrofractum) di Dusun Krajan RT 03 RW 02 Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi |
Cabe Jawa juga dapat digunakan sebagai obat luar, diantaranya untuk pengobatan penyakit beri-beri dan reumatik, tekanan darah rendah, influenza, cholera, sakit kepala, lemah sahwat, bronchitis menahun dan sesak napas [
3Haryudin, W., & Rostiana, O. (2009). KARAKTERISTIK MORFOLOGI TANAMAN CABE JAWA (Piper retrofractum. Vahl) DI BEBERAPA SENTRA PRODUKSI. Buletin Penelitian Tanaman Rempah Dan Obat , 20(1), 1–10. https://www.researchgate.net/profile/Otih-Rostiana/publication/358653762_KARAKTERISTIK_MORFOLOGI_TANAMAN_CABE_JAWA_Piper_retrofractum_Vahl_DI_BEBERAPA_SENTRA_PRODUKSI/links/620db18ef02286737ca4be44/KARAKTERISTIK-MORFOLOGI-TANAMAN-CABE-JAWA-Piper-retrofractum-Vahl-DI-BEBERAPA-SENTRA-PRODUKSI.pdf
].Wang et. al. (2022) [
4Wang, J., Fan, R., Zhong, Y., Luo, H., & Hao, C. (2022). Effects of Cabya (Piper retrofractum Vahl.) Fruit Developmental Stage on VOCs. Foods, 11(16), 2528. https://doi.org/10.3390/foods11162528
] melaporkan bahwa dalam pengobatan tradisional Indonesia, buah cabe Jawa digunakan sebagai tonik dalam pengobatan berbagai gangguan pencernaan, stimulan, hipnotik, dan usus. Varietas cabe ini juga secara tradisional digunakan untuk mengobati sakit perut, artritis reumatoid, diare, dan infeksi umum lainnya, terutama karena senyawa aktif biologisnya. Penggunaan senyawa bioaktif dari tanaman obat sebagai agen terapeutik telah menjadi bidang penting penelitian biomedis dan produk alami, dan khususnya cabe Jawa telah terbukti memiliki nilai gizi dan fitokimia potensial yang mendukung fungsi obatnya sebagai anti-perut kembung, ekspektoran, obat penenang, dan anti-iritasi tradisional. *** [230625]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar