Senin, Agustus 18, 2025

Janu, Kura-Kura Sulkata di Jalan Nangka

  Budiarto Eko Kusumo       Senin, Agustus 18, 2025
Di sela-sela menghadiri khitbah (meminang atau lamaran) pada Ahad pagi (10/08) di Jalan Nangka, Dusun Palaan RT 02 RW 02, Desa Palaan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, perhatian penulis justru sempat tersita oleh sosok tak biasa di halaman rumah Bapak Sugangsar dan Ibu Khudaiyah tersebut. 
Di bawah hamparan bunga anggrek superbiens (Dendrobium superbiens) yang sedang bermekaran, seekor kura-kura darat tampak bersantai tenang di atas lantai conblock, seolah tak terganggu hiruk pikuk manusia di sekitarnya. Dialah Janu - seekor kura-kura sulkata yang telah menjadi bagian dari keluarga itu sejak tahun 2018.
Dengan cangkang berkubah tinggi berwarna keemasan, tungkai kuat menyerupai kaki gajah, dan taji besar yang menonjol di pahanya, Janu bukan kura-kura biasa. Ia termasuk dalam spesies kura-kura darat terbesar ketiga di dunia setelah Galapagos dan Aldabra.
 
Kura-kura sulkata (Centrochelys sulcata)

Dikenal juga sebagai kura-kura taji Afrika, sulkata merupakan hewan herbivora yang rakus akan dedaunan dan sayur-mayur - dan tiap pagi, sang pemilik setia menyiapkan kangkung, sawi putih, hingga potongan buah di atas conblock sebagai sajian hariannya.
Lebih dari sekadar hewan peliharaan, Janu adalah saksi bisu keseharian rumah itu - diam, namun memberi warna. Dan bagi penulis, perjumpaan tak terduga dengan makhluk tangguh dari sabana Afrika ini, di Jalan Nangka yang beraspal halus, menjadi kenangan kecil yang mengesankan.
Kura-kura sulkata memiliki nama ilmiah Centrochelys sulcata (Miller, 1779). Nama genus Centrochelys berasal dari bahasa Yunani dari gabungan kata "kentron" (duri atau ujung yang tajam) dan "chelys" (kura-kura). Jadi, Centrochelys secara kasar diterjemahkan sebagai "kura-kura berduri" atau "kura-kura dengan ujung yang tajam," merujuk pada tonjolan tulang di bagian belakang kakinya. Sedangkan, julukan khusus sulcata berasal dari bahasa Latin "sulcus" yang berarti "alur" atau "garis," yang merujuk pada alur-alur pada sisik kura-kura ini [
1Bales, R. (n.d.). Sulcata Tortoise: Centrochelys sulcata. A-Z-Animals; Amazon Associate. Retrieved August 18, 2025, from https://a-z-animals.com/animals/sulcata-tortoise/
].
Spesies kura-kura ini awalnya dideskripsikan oleh Johann Friedrich Miller (1759-1796), seorang seniman dan ilustrator sejarah alam Inggris, pada 1779 sebagai Testudo sulcata, dan dipublikasikan dalam Icones Animalium et Plantarum. Various Subjects of Natural History, wherein are delineated Birds, Animals and many curious Plants, with the Parts of fructification of each Plant, all of which are drawn and coloured from Nature, Part 10.

Cangkang kura-kura sulkata (Centrochelys sulcata) yang khas

Kemudian nama genus Centrochelys diusulkan oleh John Edward Gray (1800–1875), seorang ahli zoologi dan kurator asal Inggris di British Museum, pada tahun 1872 untuk memasukkan Testudo sulcata, dan dipulikasikan dalam Appemdox To The Catalogue Of Shield Reptiles In The Collection Of The British Museum. Part I. Testudinata (Toertoises), atau App. Cat. Shield Rept. Brit. Mus., tetapi tidak lagi digunakan hingga revisi modern mengembalikannya.
Pada tahun 1982, spesies ini sempat direklasifikasi ke dalam genus Geochelone, namun klasifikasi ini kemudian direvisi. Tahun 2006, spesies Testudo sulcata ditransfer ke genus Centrochelys lagi oleh de Broin, Bour & Perälä, menjadi Centrochelys sulcata, dan dipublikasikan dalam Morphological definition of Eurotestudo (Testudinidae, Chelonii): First part. Annales de Paléontologie, 92(3), 255–304.
Selain nama ilmiah (scientific preferred name), Centrochelys sulcata mempunyai nama-nama umum (common names): African spurred tortoise, grooved tortoise, sahel tortoise (Inggris); Spornschildkröte (Jerman); tortue sillonnée (Prancis); tortuga Africana, tortuga con púas (Spanyol); Шпороносная черепаха (Rusia); kura-kura sulkata (Indonesia).
Kura-kura sulkata (Centrochelys sulcata) termasuk dalam famili Testudinidae, dan spesies ini berasal dari gurun Sahara yang sangat kering yang membentang di sebagian besar Afrika Utara dan mencakup negara-negara seperti Mesir, Sudan, Chad, Niger, Libya, Tunisia, Aljazair, Mali, dan Mauritania.

Kaki kura-kura sulkata (Centrochelys sulcata) tebal seperti kaki gajah

Beberapa daerah ini hanya menerima curah hujan 0 inci selama bertahun-tahun. Karena itu, kulit kura-kura Sulkata tahan terhadap kehilangan cairan, tetapi ketika terkena kelembapan, kulitnya menjadi sangat permeabel. Ini berarti kura-kura ini menghabiskan sebagian besar hari (ketika cuaca terpanas) menggali lebih dari 2 kaki di bawah tanah di mana terdapat lebih banyak kelembapan untuk diserap. 
Mereka kemudian muncul antara fajar dan senja untuk melakukan aktivitas rutin mereka. Kura-kura ini juga sangat agresif satu sama lain dan pejantan sering menabrak satu sama lain dalam upaya untuk membalikkan pejantan lainnya [
2Sulcata tortoise – utica zoo. (n.d.). https://www.uticazoo.org/sulcatatortoise/
].
Kura sulkata memiliki rentang hidup yang panjang. Mereka dapat hidup hingga lima puluh hingga tujuh puluh tahun di alam liar, tetapi di penangkaran di mana mereka menerima perawatan yang baik, mereka dapat hidup hingga lebih dari seratus tahun. *** [180825]


logoblog

Thanks for reading Janu, Kura-Kura Sulkata di Jalan Nangka

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog